Surabaya (Radar96.com) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendorong Bank Jatim untuk memprioritaskan penyaluran dana PEN (pemulihan ekonomi nasional) untuk UMKM dan IKM, guna mendorong pertumbuhan ekonomi Jatim di tengah pandemi Covid-19, karena 56,94 persen PDRB Jatim di-support oleh UMKM.
Didepan jajaran Komisaris dan Direksi Bank Jatim Tbk, Pimpinan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia Korwil Jawa Timur, di Kantor Pusat BPD Jatim, Rabu (10/3/2021), Gubernur Khofifah membeberkan peluang usaha perbankan di tengah Pandemi.
“Saya punya data peta kekuatan keuangan masing-masing daerah dan prospek industri serta iklim investasi di Jawa Timur.
Alhamdulillah, menurut catatan BKPM, iklim investasi di Jawa Timur cukup kuat dan pertumbuhannya paling tinggi dibanding provinsi besar lainnya di Jawa yang saat pandemi covid-19 tahun 2020 justru mengalami kontraksi, tapi investasi di Jatim justru tumbuh positif 33 persen,” katanya.
Artinya, kata Khofifah, banyak peluang usaha di Jatim. “Saya minta Bank Jatim ikut mendorong pertumbuhan ekonomi dan akselerasi pembangunan di Jatim lebih signifikan lagi. Saya berharap dana Rp2 triliun Dana PEN Bank Jatim tahun 2021 tetap diprioritaskan untuk UMKM dan IKM, mengingat potensi UMKM di sini yang cukup tinggi,” pintanya.
Dengan gamblang dan lugas, Gubernur Khofifah tampak energik memberikan arahan bagaimana harus bekerja sinergis dengan cara penguatan digital banking, penguatan produk perbankan yang lebih customer friendly dan tentu menjalin kolaborasi yang lebih kuat dengan pimpinan daerah.
Mantan Menteri Sosial RI ini mengatakan pada zaman sekarang perusahaan harus memahami peta aktor kelembagaan daerah, dunia usaha dan peluang pembiayaan usaha maupun fungsi penampung dana APBD serta optimalisasi dana pihak ketiga. Itu juga ada di RPJMD masing-masing.
Seraya mengutip falsafah perubahan dari Oprah Winfrey, Khofifah berpesan agar cara berfikir, cara bersikap dan cara bertindak harus berubah lebih baik. “Kita harus bisa berubah dengan cara membuat perubahan sikap dan cara berfikir kita sendiri, karena perubahan sikap dan cara berfikir itulah capaian terbesar peradaban umat manusia,” pesannya.
Selanjutnya, Khofifah mengajak jajaran Bank Jatim yang berkumpul di Kantor Pusat Bank Jatim, Gubernur yang sudah menjadikan Jatim lahan investasi menarik bagi penanaman modal ini untuk lebih proaktif ke daerah daerah.
“Coba kita memahami siapa saja aktor-aktor di daerah dan program strategis apa yang ada di 38 kota/kabupaten di Jatim yang sampai hari ini sudah 17 kepala daerah yang baru terpilih dalam pilkada 2020 telah dilantik dan sertijab. Disitulah tergambar peluang yang lebih besar untuk membangun kerja sama,” katanya.
“Refreshment” yang dilakukan Bank Jatim (10/3/21) itu mengundang Prof Mohammad Nuh (Mendiknas 2009-2014) dan Suprajarto (Dirut Bank Rakyat Indonesia/BRI) serta diikuti oleh Pimpinan Divisi dan Pimpinan Bank Jatim di daerah yang didahului dengan pengantar oleh Dirut Bank Jatim Busrul Iman.
Khofifah menyampaikan pihaknya ingin peran Bank Jatim sebagai Bank Pembangunan Daerah yang mempunyai peran ganda, yakni sebagai pengungkit ekonomi daerah, penyalur kredit murah, dan juga sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Sebagaimana arahan Gubernur Jatim sebagai Pemegang Saham Pengendali, Dirut Bank Jatim Busrul Iman menyatakan akan tetap mengoptimalkan dana PEN. (*/my)