Jember (Radar96.com) – PT Bank Jatim Syariah memfasilitasi pesantren dengan memberikan layanan Virtual Account yang bisa dimanfaatkan konsumen maupun penyedia barang saat bertransaksi melakukan pembelian produk pada marketplace “OPOP (One Pesantren One Produk) Mart”.
Awal penggunaan layanan tersebut diawali dengan penandatanganan kerja sama antara PT Bank Jatim Syariah yang diwakili oleh Divisi Bisnis Syariah Bank Jatim, Arief Wicaksono didampingi Direktur Keuangan Bank Jatim sekaligus Pgs Direktur Konsumen Ritel dan Usaha Syariah Bank Jatim, Ferdinan Timur Satyagraha dengan PT Digital Solusi Enterpreneur yang diwakili oleh Abdul Hamid yang didampingi Sekretaris OPOP Jatim, Ghofirin.
Dalam kegiatan yang juga disaksikan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur, Benni Sampirwanto, itu, penandatanganan kerjasama berlangsung dalam acara “Kopilaborasi Sambang Pesantren” bertema “Wirausaha Sosial Berbasis Pesantren” di Pondok Pesantren Ngashor, Gumukmas, Kabupaten Jember, Kamis (18/3/2021).
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur, Benni Sampirwanto, mengatakan Program OPOP ini merupakan satu ikhtiar mewujudkan kemandirian ekonomi pesantren sekaligus membangkitkan perekonomian mandiri sesuai dengan Nawa Bhakti Satya Ibu Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
Program OPOP Jatim ini merupakan program peningkatan kesejahteraan masyarakat berbasis pondok pesantren melalui pemberdayaan santri preneur, pesantren preneur dan sosio preneur oleh alumni pondok pesantren dengan harapan pesantren berdaya maka masyarakat sejahtera.
Sekretaris OPOP Jatim, Ghofirin mengatakan, program ini terbuka untuk semua pondok pesantren di Jawa Timur. Namun Pemprov Jatim mensyaratkan pesantren yang menerima program telah terdaftar di Kementerian Agama dengan memiliki Nomor Stratistik Pondok Pesantren (NSPP).
Dari sekitar 6.000-an ponpes yang ada di Jatim, saat ini baru sekitar 4.600-an ponpes yang telah memiliki NSPP. Selama dua tahun berjalan, program OPOP telah melakukan pendampingan pada 550 ponpes dengan beragam jenis usaha mandiri yang dikembangkan.
“Kami menargetkan 1.000 ponpes mendapatkan pendampingan dalam program ini selama lima tahun Ibu Gubernur menjabat. Tentunya angka ini masih kecil dibandingkan potensi pesantren yang ada dan akan terus dilanjutkan pada periode berikutnya,” katanya.
Pengasuh Pondok Pesantren Ngashor, Gumukmas, KH. Nur Musthofa Hasyim menambahkan program OPOP menjadi harapan banyak pesantren yang tengah berjuang dalam membangkitkan kemandirian ekonomi santrinya, jamaahnya maupun pengurus pesantren. Di sekitaran wilayah Kencong, Kabupaten Jember saat ini ada sekitar 65 ponpes yang sedang berusaha memenuhi legalitasnya untuk mendapatkan NSPP dari Kementerian Agama.
Pria yang akrap disapa Gus Mus ini menambahkan, saat ini pesantrennya sedang mengembangkan beragam usaha mandiri, diantaranya varian roti yang dikerjakan oleh santriwati, sabun mandi, sabun cuci piring, hand sanitaizer hingga produk kosmetik yang menggunakan bahan-bahan herbal.
Produk-produk tersebut merupakan hasil inovasi santri dan pengurus pesantren yang berusaha menangkap peluang dengan melihat potensi pasar yang tersedia.
“Produk kami masih jauh kualitasnya jika dibandingkan dengan yang serupa. Dan kami berharap Program OPOP ini mampu mengangkat kualitas dan kuantitas produk kami,” harapnya. (*/hmn)