Jakarta (Radar96.com) – Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menyampaikan ucapan belasungkawa atas gugurnya 53 awak kapal selam Nanggala-402.
“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Bismillahirrahmanirrahim. Saya Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama mengucapkan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas gugurnya 53 awak kapal selam Nanggala-402 pada hari Ahad Ramadhan tanggal 13 1442 bertepatan dengan 25 April tahun 2021,” kata Kiai Said, Ahad (25/4) malam.
Kiai Said menambahkan, tidak sekali-kali menimpa kepada manusia, kecuali apa yang telah dikehendaki oleh Allah. “Oleh karena itu kita yakin dan kita doakan agar mereka diterima di sisi Allah ditempatkan di tempat yang indah dan damai, dan mereka diampuni segala kesalahannya, diterima segala amal shalehnya,” ujarnya.
Pengasuh Pesantren Luhur Al-Tsaqafah Ciganjur Jakarta Selatan itu juga berharap keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan. “Semuanya adalah musibah dari Allah. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun,” kata Kiai Said.
Pihaknya juga mengimbau kepada seluruh warga NU agar melaksanakan shalat ghaib untuk arwah para awak kapal selam Nanggala-402.
Sebelumnya (24/4), Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono mengatakan kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak selama tiga hari di perairan utara Pulau Bali dinyatakan tenggelam.
Bukti-bukti otentik menunjukkan kapal terdeteksi terakhir berada di kedalaman 838 meter. “Dengan adanya bukti otentik Nanggala, maka pada saat ini kita isyaratkan dari submiss (hilang) menjadi subsunk (tenggelam),” jelasnya dalam konferensi pers di Bali, Sabtu (24/4).
Kapal Selam KRI Nanggala-402 dikabarkan hilang di perairan sekitar 95 kilometer dari utara Pulau Bali pada Rabu (21/4/2021) pukul 03.00 WITA. Nanggala membawa 53 orang dan dijadwalkan melakukan latihan penembakan rudal di laut Bali pada Kamis (22/4) yang direncanakan dihadiri Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono.
Nanggala-402 adalah salah satu dari dua kapal selam tua buatan industri Howaldt Deutsche Werke (HDW), Kiel, Jerman Barat pada tahun 1979. Kala itu, Indonesia hanya memiliki 12 kapal selam, namun hanya satu kapal yang masih bisa menyelam, sehingga Indonesia memilih Nanggala menjadi alutista Nusantara sejak tahun 1981. (*/NO)
Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/128363/berduka-pbnu-imbau-nahdliyin-shalat-ghaib-untuk-awak-nanggala-402 (Kendi Setiawan)