Ponorogo (Radar96.com) – Tim Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat (KPEU) MUI Jatim yang dipimpin Ketua KPEU MUI Jatim H Noor Shodiq Askandar, Wakil Ketua KPEU MUI Jatim KH Abdul Hamid Wahid, dan Ketua Pangan KPEU MUI Jatim KHM Alaikal Fajri memantau pengembangan porang dan padi di Kabupaten Ponorogo sebagai salah satu bagian dari Program Ketahanan Pangan di Jatim.
“Program Ketahanan Pangan yang kami kembangkan di sini bukan hanya pemenuhan pangan, tapi pangan yang baik, karena pangan yang berkualitas akan menjadi gizi yang berkualitas untuk generasi yang berkualitas. Itu yang penting,” kata Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, saat menerima Tim KPEU MUI Jatim di kantornya, Jumat.
Terkait porang, ia menjelaskan petani di Ponorogo saat ini mengembangkan tanaman porang seluas 8.000 hektar di seputaran Ngrayun, Pulung, Suko, dan Ngebel.
“Sebentar lagi akan ada pembedarayan dari pabrik yang akan masuk ke sini, sehingga produktivitas porang bisa bertambah 10.000 hektar. Dengan 18.000 hektar porang, maka produktivitas porang bisa kontinyu. Bahkan, nantinya juga dikembangkan bukan hanya porang, tapi olahan porang jadi tepung porang,” katanya.

Selain porang, Pemkab Ponorogo juga memiliki varietas padi baru dengan nama KIP (Kreasi Insan Petani) 700 yang dikembangkan untuk memperkuat Program Ketahanan Pangan di Jatim.
“Varietas padi unggulan itu masih kami proses izinnya di Kementan, hal itu merupakan hasil silangan padi lokal di sini yang satu padi bisa bisa menghasilkan 700-900 bulir, sehingga produktivtas meningkat dua kali lipat dari produksi yang konvensional. Hasilnya antara 14-16 ton per hektar,” katanya.
Tidak hanya karbohidrat, Pemkab Ponorogo juga mengembangkan budidaya udang vamame (udang laut), meski Ponorogo tidak punya wilayah laut.
Sementara itu, Ketua KPEU MUI Jatim H Noor Shodiq Askandar menjelaskan Tim KPEU MUI Jatim tidak hanya memantau pengembangan porang dan padi di Kabupaten Ponorogo, namun juga ke Madiun dan Nganjuk.
“Alhamdulillah, Pemkab Ponorogo ternyata sudah jauh melangkah. Ponorogo sudah siap mendirikan pabrik dan juga mengembangkan luasan tanaman yang ada, sekaligus pemberdayaan petani. Itu luar biasa,” katanya. (*/pna)