Jakarta (Radar96.com) – Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) meminta pemerintah tegas untuk menanggulangi pandemi Covid-19, sebab angka kasus positif Covid-19 terus mengalami lonjakan tinggi beberapa akhir ini. Ketegasan dimaksud adalah menarik rem darurat dan menghentikan persoalan politik.
Data yang dihimpun Satgas Penanganan Covid-19 terdapat penambahan kasus sebanyak 14.536 yang terkonfirmasi, pada 21 Juni 2021. Secara akumulatif, sudah mencapai lebih dari 2 juta kasus terkonfirmasi Covid-19 di Indonesia.
“Saya mengharapkan pemerintah hendaknya tegas, segera mengerem atau menarik rem darurat. Apakah mau membatasi kegiatan masyarakat, pokoknya yang jelas. Pemerintah harus melakukan tindakan yang jelas, tegas, untuk menanggulangi ini. Jangan ditunda-tunda. Ini prioritas,” kata Gus Mus melalui tayangan di IGTV akun pribadinya, s kakung, yang diakses, Senin (21/6) malam.
Gus Mus mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bersama-sama mendukung pemerintah dalam mengatasi persoalan pandemi Covid-19 secara tegas dan menarik rem darurat. Tokoh masyarakat pun diimbau untuk ikut mendukung pemerintah dengan melakukan sosialisasi atau menjelaskan kepada masyarakat yang masih belum paham mengenai Covid-19, bahkan menganggap virus mematikan itu tidak ada.
“Masyarakat yang belum paham atau menganggap (Covid-19) ini tidak ada (agar) diberi penjelasan yang sejelas-jelasnya. Yang sudah bosan memakai masker, kita imbau untuk bersabar demi kepentingan bersama, bukan kepentingan masing-masing,” ajak Gus Mus.
Menurutnya, bangsa Indonesia saat ini sedang diuji tentang rasa kesetiakawanan. Ia menegaskan bahwa upaya untuk menjaga protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, tidak berkerumun, dan membatasi kegiatan merupakan demi kepentingan bersama bukan hanya kepentingan orang per orang. Saat ini, kata Gus Mus, setiap individu sedang dituntut untuk lebih peduli kepada sesama.
Ia pun mengajak umat Islam untuk sama-sama beristighfar guna memohon ampun kepada Allah. Sebab barangkali, pengampunan Allah dapat mengembalikan rahmat-Nya untuk menolong manusia dari pandemi Covid-19 yang terus mengancam ketenangan.
“Kita beristighfar, memohon ampun kepada Allah, dan memohon kepada Allah, ya Allah sudah ya Allah hentikanlah sirnakanlah wabah ini dari muka bumi ini, kami bertaubat,” harap Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah ini.
Dengan suara yang sangat lirih, ia mengajak semua pihak untuk memprioritaskan urusan Covid-19. Sementara urusan-urusan lain seperti persoalan politik agar dihentikan terlebih dulu.
“Mari kita bersama-sama sebagai saudara sesama manusia kita melakukan upaya-upaya ikhtiar lahiriah dan tentu saja batiniah, mohon kepada Allah agar belas kasih-Nya diberikan kepada kita semua. Mudah-mudahan dengan demikian, kita semua bisa kompak bersama-sama menghadapi cobaan ini,” pungkas Gus Mus.
Rencananya, pemerintah akan melakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro mulai Selasa (22/6) hingga 5 Juli 2021.
Selama kebijakan itu dijalankan, akan dilakukan penyekatan di sepuluh ruas jalan di DKI Jakarta. Polda Metro Jaya akan memasang pembatas dan menerjunkan personel di ruas-ruas jalan itu. Meski demikian, pengecualian akan dilakukan terhadap penghuni, kegiatan kesehatan, tamu hotel, serta mobilitas dalam keadaan darurat.
Di Jakarta Selatan, ada tiga kawasan yang akan dilakukan penyekatan mobilitas yakni di kawasan Bulungan, Kemang, dan Jalan Gunawarman serta Jalan Suryo. Di Jakarta Pusat, akan dilakukan penyekatan di Jalan Sabang, Cikini Raya, dan Asia-Afrika. Di Jakarta Timur, hanya di kawasan Banjir Kanal Timur (BKT). Di Jakarta Barat, kawasan Kota Tua akan disekat. Sementara itu, ada dua kawasan yang bakal dilakukan penyekatan mobilitas yakni Jalan Boulevard Kelapa Gading dan Pantai Indah Kapuk (PIK). (*/NO)
Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/129586/covid-19-melonjak-gus-mus-minta-pemerintah-tegas–tarik-rem-darurat