Surabaya (Radar96.com) – Direktur Utama RSI Siti Hajar Sidoarjo, dr. H. Hidayatullah, Sp. S, menyarankan masyarakat hendaknya jangan mencari kambing hitam dalam situasi bencana seperti Pandemi Covid-19, karena menyelesaikan masalah dalam bencana adalah tugas bersama.
“Ini (merawat pasien terpapar Covid-19) merupakan tugas bersama, daripada mencaci kegelapan, lebih baik menyalakan lilin,” katanya dalam acara Indonesia Berdo’a Masa PPKM Darurat di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Selasa 13 Juli 2021.
Orang pertama di RS Siti Hajar yang merawat 6.400 pasien Covid-19 dengan 1.200 pasien di rumah sakit dan lainnya isolasi mandiri itu menegaskan bahwa masyarakat yang terpapar Covid-19 hendaknya selalu “husnudzan” kepada dokter yang merawatnya dan kepada Allah SWT.
“Pengobatan yang diberikan dokter itu terbukti secara ilmiah sehingga hilangkan prasangka atau mendengarkan informasi-informasi bahwa obat itu memperparah pasien. Percayakan terapi kepada ahlinya, meski obat herbal juga bagus bila dikonsultasikan dengan dokter,” katanya.
Ia menilai “Husnudzan” (prasangka baik) pada kondisi yang ada itu bagus. “Karena su’udzan (prasangka buruk) itu justru akan menimbulkan kecemasan. Sebagai perawat, saya paham bahwa pasien Covid-19 itu sakit dan cemas, karena itu hilangkan ketakutan dengan memperbanyak dzikir, sholat, dan mendengar siraman rohani,” katanya.
Dalam perawatan pasien Covid-19, RSI Siti Hajar melakukan Ikhtiar Medik, Lahir dan Bathin. Ikhtiar Medik diantaranya dilakukan dengan membuat Tutorial Memperlancar Pernafasan yang bisa dilakukan pasien Covid-19 yang sedang menjalani perawatan di RSU maupun di rumah.
“Lakukan prone position atau posisi tidur tengkurap yang cukup baik untuk mengalirkan darah ke paru-paru. Posisi lain adalah tidur dalam posisi 45-75 derajat dengan mengganjal punggung dan leher. Atau, duduk di tempat tidur dengan possi kaki menggantung ke bawah,” katanya.
Latihan lain adalah membiasakan jalan kaki berkeliling di rumah sambil berdzikir. Juga, melatih pernafasan yang baik dengan tarik nafas pelan-pelan lewat hidung, lalu dikeluarkan lewat mulut. Atau, latihan pernafasan dengan mengangkat tangan ke belakang dan ke depan dengan tarikan nafas lewat hidung dan mulut. Bisa juga melemaskan otot lengan, otot dada, otot leher, dengan memberi pijatan di sekitarnya.
“Yang penting juga, selalu Husnudzan kepada perawat dan mempercayakan terapi pada ahlinya, serta Husnudzan kepada Allah dengan memperbanyak dzikir dan sholawat,” katanya.
Sejak 3 Juli 2021, Takmir Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS) mengadakan “Indonesia Berdoa” yang diisi doa bersama dan tahlil secara virtual selama PPKM Darurat (3-20 Juli 2021) setiap Pukul 10.00 – 11.00 WIB, yang disiarkan lewat zoom + Instagram + Channel Youtube Masjid Al Akbar, serta AYSI Channel dan direlay 500 channel AYSI.
“Bagi Pasien Covid-19 yang ingin disebut dalam doa kesembuhan dan para keluarga almarhum/almarhumah korban Covid-19 yang ingin dikirim doa, silakan isi form data melalui : https://www.masjidalakbar.or.id/indonesiaberdoa/ Atau, informasi selengkapnya hubungi : 081392929123,” kata Sekretaris Takmir MAS H Helmy M Noor. (*/hmn)