Jepang (Radar96.com) – Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan Masjid NU At Takwa yang merupakan masjid pertama Nahdlatul Ulama (NU) di Kota Koga, Prefektur/Provinsi Ibaraki, Jepang, tepat pada momentum Hari Raya Idul Adha 1442 H pada 20 Juli 2021.
Peresmian masjid itu dirangkai dengan peresmian Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Indonesia di Jepang. Dalam kesempatan tersebut, Dubes Heri didampingi oleh Atase Pendidikan KBRI Tokyo Yusli Wardiatno dan Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang Miftahul Huda.
Dalam sambutannya, Dubes mengatakan organisasi yang baik adalah organisasi yang membela negaranya dan NU sudah menjalankan peran organisasi yang baik sejak masa perjuangan kemerdekaan Indonesia.
“Adanya Masjid NU di Jepang ini dapat semakin memperkokoh persatuan warga negara Indonesia di Jepang. Seperti halnya lagu ‘Yaa Lal Wathan’ karya KH Wahab Chasbullah yang berisi semangat cinta tanah air dan kerap terdengar di berbagai acara-acara besar NU,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Dubes juga meresmikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Indonesia di Masjid At Takwa. “Selain untuk tempat ibadah, masjid ini bisa digunakan untuk ruang belajar PKBM. Ini adalah upaya kami agar putra dan putri Indonesia di Jepang tidak kehilangan jati diri kebangsaan,” katanya.
PKBM adalah kegiatan pelayanan pendidikan dasar menengah dan kursus-kursus lainnya yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Peserta PKBM akan memperoleh tiga mata pelajaran utama, yaitu pendidikan agama dan budi pekerti, pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan, serta Bahasa Indonesia. Para peserta PKBM juga dapat ikut serta dalam Program Kejar Paket A, B, dan C.
Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang Miftahul Huda mengapresiasi perhatian Dubes terhadap organisasi NU di Jepang melalui peresmian Masjid NU At Takwa dan PKBM. Ia menyampaikan bahwa PCINU Jepang berkomitmen untuk tetap konsisten menjadi pemersatu semua kelompok warga Indonesia di Jepang.
Bekas pabrik
Salah seorang jamaah yang akrab disapa Pak Dani menemukan sebuah bangunan bekas pabrik yang sudah tidak lagi digunakan. Bangunan itu berlokasi di Ibaraki-Ken Koga-shi Higashi Yamata 933-3. Dari Stasiun Tokyo, tempat itu dapat ditempuh selama 2,5 jam dengan kereta atau 1,1 Jam dengan mobil.
Saat itu juga, ia menanyakan status bangunan tersebut, apakah hendak dijual. Gayung pun bersambut, Dani langsung mengabari Ustadz Mahmud, Wakil Rais Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang. Saat melihat bangunan tersebut bersama Dani, Ustadz Mahmud mengaku langsung sreg dengan tempat seluas 389 M2 itu.
Mereka mengabari rekan-rekannya dan Duta Besar Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi. Mereka juga langsung menyepakati tempat tersebut digunakan untuk masjid. Ustadz Mahmud, Dani, dan Supriyono yang memiliki rumah tempat pengajian bulanan pun bermusyawarah untuk membeli tempat tersebut. Hasilnya, Supriyono meminta agar pengajian di tempatnya tetap diselenggarakan meskipun ke depan sudah memiliki masjid.
Pembahasan pun berlanjut pada soal nama. Sebelumnya, warga Nahdliyin di Jepang telah membangun tiga masjid, yakni Masjid Nusantara Akihabara, Masjid Al-Ikhlas Kabukicho, dan Masjid Fijikawaguchiko. Ketiganya tidak membawa label NU pada namanya. Namun, untuk masjid ini, mereka bersepakat membubuhi NU pada namanya menjadi, Masjid NU At-Taqwa.
Supriyono bersikukuh agar NU harus dicantumkan karena jika tidak, ia tetap menggawangi rumah sewaannya, sedangkan Dani juga mengaku masa remajanya bersekolah di NU. “Dengan tekad baik, dengan niat akan selalu mengenang bahwa NU pelopor perjuangan Republik Indonesia, NU Adalah patriot yang mewarnai bangsa Indonesia, begitupula NU di Jepang dengan atas nama NU At-Taqwa, insyaallah kita berlomba-lomba dalam kebaikan. NU adalah pelopor kebaikan,” kata Ustadz Mahmud saat peresmian Masjid NU At-Taqwa, Kota Koga, Provinsi Ibaraki, Jepang, Selasa (20/7).
Mereka pun langsung mendatangi pemilik bangunan tersebut dan memberikan Down Payment (DP) sebesar 1.500.000 Yen atau setara dengan Rp197 juta. Pusat ibadah, budaya, pendidikan, dan sosial ekonomi Masjid ini diharapkan tidak sekadar menjadi pusat kegiatan peribadatan ritual.
Ke depan, Dewan Kemakmuran Masjid (DKM), PCINU Jepang, dan Kedutaan Besar Indonesia untuk Jepang di Tokyo sudah bersepakat untuk membangun masjid ini sebagai salah satu pusat pendidikan dan budaya. Pasalnya, Ibaraki merupakan salah satu wilayah dengan penduduk asing terbanyak di Jepang, yakni mencapai 50 persen dari total keseluruhan.
Didampingi Rais Syuriyah PCINU Jepang Kiai Abdul Aziz, Ketua PCINU Jepang Miftahul Huda menambahkan meskipun masjid ini telah diresmikan, tetapi belum sepenuhnya rampung. Masjid ini masih membutuhkan berbagai hal, seperti lahan parkir, renovasi, dan pengembangan lainnya. Total dana yang dibutuhkan 17.600.000 Yen atau setara dengan 2,3 miliar rupiah.
“Bagi para dermawan yang hendak berjariah dapat transfer melalui nomor rekening atas nama LAZISNU Jepang JP Post Bank 10160 – 74152901. Atau, Rekening Bank Syariah Indonesia 7150779698, kode Bank 451, a.n. Erika Herliana. Untuk knfirmasi pengiriman bisa melalui Ahmad Munir (+81 90-8342-4390) atau Wahyu Purnomo (+81 80-3432-7359),” katanya. (*)
Sumber:
*) https://www.nu.or.id/post/read/130298/membangun-masjid-nu-pertama-di-jepang
*) http://kireinajapan.com/