Surabaya (Radar96.com) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyaksikan pelaksanaan vaksinasi bagi warga Flobamora – Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berdomisili di Kota Surabaya dan dilaksanakan di Ruang Binaloka Adhikara, Kantor Gubernur Jatim, Jl. Pahlawan, Surabaya, Jumat (6/8).
Didampingi Plh. Sekretaris Daerah Provinsi Jatim Heru Tjahjono, Dirut RS Haji dr Herlin Ferliana, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD), Indah Wahyuni, Kepala Satpol PP Hadi Wawan Guntoro, Kabiro Kesejahteraan Sosial Hudiono dan Kabiro Hukum Lilik Pudjiastutik, orang nomor satu di Jatim itu menyapa dan mengecek proses vaksinasi dosis pertama bagi warga NTT yang berdomisili di Surabaya, mulai dari pendaftaran, cek kesehatan hingga penyuntikan vaksin sampai observasi.
Saat meninjau, Khofifah terlihat sumringah menyapa warga NTT yang hendak divaksin. Setelah meninjau pelaksanaan vaksinasi bagi warga NTT, mantan Menteri Sosial RI tersebut turut menyerahkan bantuan berupa sembako kepada perwakilan warga NTT yang sudah melakukan vaksinasi.
Usai menyaksikan rangkaian vaksinasi, Gubernur Khofifah mengatakan, satu bulan lalu (15/7), Pemprov Jatim sudah melakukan vaksinasi door to door bagi warga Papua yang tinggal di Kota Surabaya. Kini, vaksinasi yang sama juga diberikan kepada warga NTT.
“Siapa saja yang berdomisili di Jatim, sejatinya bisa mendapatkan vaksinasi. Kami senang saudara-saudara kita dari NTT mengonfirmasi bahwa mereka belum divaksin. Akhirnya, saya undang ke sini. Hingga kemudian nanti dikonfirmasi ke teman-teman yang lain supaya bisa divaksin secara bersama-sama,” kata Gubernur Khofifah.
Menurut Gubernur Khofifah, percepatan vaksinasi penting dilakukan dengan menjangkau berbagai kalangan masyarakat yang tinggal di Jatim.
“Vaksinasi adalah bagian untuk bisa menjaga kesehatan serta melindungi diri kita masing-masing sehingga herd immunity bisa kita wujudkan bersama-sama,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Garda Satu Darah Flobamora Surabaya, Yohakimnahas mengucapkan terima kasih kepada Pemprov Jatim karena mencarikan solusi bagi warga NTT yang tinggal di Surabaya sehingga mendapatkan vaksin dosis pertama.
“Selama ini agak bingung mendapatkan vaksin mengingat status kependudukan (KTP) kami bukan asli Surabaya,” tuturnya.
Namun, lanjut Yohakimnahas, karena bantuan Pemprov Jatim, akhirnya warga NTT bisa mendapatkan vaksin.
“Saya selaku perwakilan warga NTT yang tinggal di Surabaya mengucapkan terima kasih kepada Pemprov Jatim,” ungkapnya.
Berdasarkan data Dashboard Kemenkes/KCPEN per 5 Agustus 2021, ketercapaian vaksin dosis pertama di Jatim mencapai 7.783.101 orang atau 24,46 % dari target provinsi. Sedangkan ketercapaian vaksinasi dosis kedua per 4 Agustus 2021 sebanyak 3.351.104 orang atau sekitar 10,53 % dari target provinsi.
Pelaksanaan vaksinasi tidak sekadar meningkatkan kekebalan tubuh saja, melainkan juga turut memulihkan sendi-sendi perekonomian, pendidikan, dunia industri, dunia usaha serta dunia kerja.
Gubernur Khofifah Indar Parawansa menyebutkan, berdasarkan rilis dari Badan Pusat Statistik (BPS), dibandingkan triwulan ke II tahun 2020, laju pertumbuhan ekonomi di Jatim pada triwulan II tahun 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 7,05 persen. Artinya, sudah ada suasana yang menjadi spirit untuk bisa mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi lebih baik lagi.
“Jadi, seluruh pondasi ekonomi tentu harus dijaga dan dikuatkan termasuk melalui pelaksanaan vaksinasi serta menerapkan prokes dengan baik sehingga laju pertumbuhan ekonomi di Jatim triwulan ke dua juga ikut membaik,” jelasnya.
Lebih lanjut, Gubenur Khofifah menyampaikan, pelaksanaan vaksinasi diikuti dengan menurunnya prosentase Bed Ocuppation Rate (BOR) di Jatim. Untuk BOR ICU per tanggal 4 Agustus 2021 mengalami penurunan sebesar 78 persen, sedangkan BOR isolasi sebesar 67 persen. Penurunan BOR, kata dia, menjadi bagian yang harus disyukuri, namun tetap dengan kewaspadaan yang serius dari seluruh masyarakat.
“Alhamdulillah kemarin, BOR baik ICU, Isolasi, IGD, rumah sakit darurat maupun rumah observasi sudah mulai menurun. Namun, jangan ada hal yang menjadikan kita melonggarkan protokol kesehatan. Tetap jaga protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi semaksimal mungkin sambil menunggu kiriman vaksin dari pemerintah pusat,” jelasnya.
Terkait stok vaksin dosis kedua yang mulai menipis, Gubernur Khofifah menegaskan bahwa pihaknya sudah melaporkan sekaligus mengoordinasikan secara maksimal kepada Menko Maritim dan Investasi (Marves), Mendagri dan Menteri Kesehatan (Menkes).
Disampaikan bahwa saat ini Provinsi Jatim membutuhkan 4,2 juta vaksin untuk dosis kedua. Itu belum termasuk perluasan dari vaksinasi dosis pertama.
“Tentu, kita berharap segera ada kiriman vaksin secara lebih besar dan lebih cepat,” ujarnya.
Melihat kondisi dan situasi yang mulai melandai, Gubernur perempuan pertama di Jatim itu mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk bisa menjaga diri melalui penerapan prokes yang benar serta mengikuti vaksinasi.
“Suasana yang sudah melandai ini bisa terus kita kendalikan dan akhirnya bisa memastikan penyebaran Covid-19 benar-benar bisa terkendali,” tuturnya.
Apabila hal-hal tersebut bisa terus dilakukan dan trennya terus menurun, maka Gubernur Khofifah optimis, wacana Pembelajaran Tatap Muka (PTM) bisa segera dimulai secara bertahap dan terbatas. Kemudian, kegiatan ekonomi juga bisa dilakukan lebih luas sehingga Pedagang Kaki Lima (PKL) dapat kembali berjualan dengan jangka waktu lebih longgar. Termasuk, perusahaan, dunia usaha dan industri pun kembali membangkitkan aktivitas ekonominya.
“Itu akan menjadi kebangkitan kita semua. Bangkit sosialnya, bangkit ekonominya dan bangkit pendidikannya,” pungkasnya. (*/hmn)