Surabaya (Radar96.com) – Wakil Ketua PWNU Jawa Timur dan Wakil Sekjen MUI Pusat Dr . H Ahmad Fahrur Rozi yang akrab disapa Gus Fahrur menyatakan pandemi COVID-19 bukan alasan untuk menunda Muktamar ke-34 NU yang sudah setahun ditunda dan PWNU Jatim minta segera dilaksanakan paling lambat pada Desember 2021.
“Teknis pelaksanaan Muktamar NU dapat dilakukan secara aman dengan mengikuti protokol kesehatan, sebagaimana event akbar PON di Papua pada 2-15 Oktober, atau penerbangan di semua bandara setiap hari yang berjalan dengan mewajibkan prokes, vaksin, swab antigen, dan aplikasi PeduliLindungi,” katanya di Surabaya, Selasa (21/9/2021).
Apalagi, PW Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jawa Timur juga siap mengadakan Konferensi Wilayah (Konferwil) ke-23 yang dihadiri sekitar 250 orang di PP At Tanwir, Bojonegoro pada 24-26 September 2021, dengan protokol kesehatan yang ketat.
“IPNU Jatim akan menyiapkan protokol kesehatan antara lain fasilitas Swab Antigen dan klinik kesehatan, peserta membawa Surat Keterangan Sehat dari Instansi Kesehatan, peserta dibagi dalam 4-5 titik lokasi yakni aula utama Berkapasitas 150 orang dan 4 ruangan kapasitas yang berkapasitas 70-100 orang dengan berjarak. Tentu, PBNU lebih mampu lagi,” katanya.
Gus Fahrur yang juga Ketua IGGI (Ikatan Gus-Gus Indonesia) itu menjelaskan pengurus harian PWNU Jatim dalam Rapat Koordinasi dengan PCNU se-Jatim juga telah menyepakati usulan agar Muktamar NU 2021 dilaksanakan selambat lambatnya akhir tahun 2021 dan tidak ditunda lagi, setelah melalui perpanjangan waktu 1 tahun.
“Sudah seharusnya dilaksanakan, karena masa setahun penundaan muktamar pada tahun 2020 dapat dimanfaatkan oleh PBNU untuk mempersiapkan Muktamar 2021 secara bertanggung jawab sehingga tidak ada lagi alasan untuk menjadikan pandemi sebagai penunda Muktamar.
Kesadaran membangun disiplin organisasi sesuai AD/ART hendaknya menjadi prioritas semua pihak agar dapat dijadikan panutan oleh semua pengurus di semua tingkatan,” katanya.
Dalam Muktamar 2021 itu, pengasuh Pesantren An Nur I Bululawang, Malang itu berharap muncul kader muda yang siap meneruskan kepemimpinan Prof Dr KH Said Aqil Siradj yang dinilai telah banyak menorehkan kesuksesan di berbagai bidang.
“Kiai Said berhasil meneguhkan jati diri Aswaja dan kemajuan dalam bidang pendidikan dengan pendirian universitas NU di seluruh Indonesia, serta kemajuan lainnya yang membuat NU disegani dan bisa menjadi penentu serta pengayom. Seorang pemimpin yang baik justru harus mampu melahirkan pemimpin baru dengan melakukan regenerasi yang baik,” katanya.
Ada pelajaran yang bisa dipetik ketika Gus Dur memimpin, yakni hampir tidak terlihat tokoh sekaliber Gus Dur. Seakan tidak ada yang layak menggantikannya, namun ternyata tampil KH Hasyim Muzadi yang sukses memimpin NU dengan sangat baik, santun dan sejuk.
“Bahkan bisa bermain di kancah Internasional sehingga terbentuk jaringan PCINU internasional di berbagai negara dan melahirkan ICIS : International Conference of Islamic Scholar (Konferensi Sarjana Islam internasional).
Setelah dua periode, Ketum PBNU KH Hasyim Muzadi tidak berkenan maju kembali untuk ketiga kalinya dan tampillah Prof Dr KH Said Aqil Sirad,” katanya. (*/hmn/pna)