Jakarta (Radar96.com) – Saat membuka Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) NU 2021, di Jakarta, Sabtu (25/9/2021), Wapres dan Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ma’ruf Amin menyatakan sudah saatnya NU mengambil peran di tingkat global.
Secara nasional, NU dianggap memiliki kontribusi besar dalam menciptakan kerukunan dan perdamaian. Hal ini menarik banyak pihak yang mengharapkan peran NU di tingkat global, sebab NU memiliki prinsip ukhuwah insaniyah (persaudaraan kemanusiaan), ukhuwah islamiyah (persaudaraan keIslaman) dan wathaniyah (persaudaraan kebangsaan).
“Prinsip-prinsip ini sekarang diperlukan ketika dunia masih banyak terjadi konflik di mana-mana dan belum bisa teratasi, baik melalui jalur-jalur diplomasi politik. Juga pendekatan moralitas dan kemanusiaan mungkin juga bisa diperankan oleh NU di masa yang akan datang,” tegasnya.
Cicit Syekh Nawawi Al-Bantani itu mengucapkan “bismillahirrahmanirrahim” untuk Munas-Konbes NU 2021 secara resmi. “Mudah-mudahan munas dan konbes ini dapat menghasilkan berbagai kesepakatan yang memberi manfaat, baik bagi NU khususnya juga untuk kemaslahatan bangsa dan negara,” kata Kiai Ma’ruf melalui konferensi video.
Ia mengajak para peserta Munas-Konbes NU 2021 untuk bersyukur karena hingga kini, NU masih tetap utuh. Sebab, banyak organisasi lain yang menurut Kiai Ma’ruf tidak mampu mempertahankan keutuhannya.
“Banyak organisasi lain yang terpecah menjadi dua, bahkan lebih. Keutuhan ini tentu berkat dari perilaku dan sikap para tokoh NU, para ulama yang lebih mementingkan kepentingan yang lebih besar daripada kepentingan pribadinya. Maslahat NU jauh lebih besar. Ini merupakan inayah (pertolongan), himayah rabbaniyah, perlindungan Allah yang kita syukuri,” terang Kiai Ma’ruf.
Ia lantas meminta NU untuk melakukan konsolidasi dan menguatkan organisasi, serta membersatukan seluruh potensi supaya benar-benar utuh lahir batin. Kiai Ma’ruf mewanti-wanti agar NU jangan sampai ‘tahsabuhum jamian wa qulubuhum syatta’, terlihat satu tetapi sesungguhnya terpecah.
“Saya harapkan kita, NU tetap konsisten pada khittah NU. Khittah ini saya maksud khittah NU yaitu khittahnya para ulama, khittah ulama berarti khittah nabawiyah. In uridu illal islah mastatha’tu. Saya tidak menghendaki apapun kecuali perbaikan,” terang Kiai Ma’ruf.
Mengutip ungkapan Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, ia menyampaikan bahwa NU merupakan jam’iyatu islahin yakni organisasi perbaikan, baik yang menyangkut persoalan keagamaan maupun kemasyarakatan seperti ekonomi, sosial, budaya, dan politik.
“Munas merupakan salah satu forum penting di dalam rangka kita membuat garis-garis perbaikan. Kita harus menuangkan dalam bentuk langkah yang harus menopang tercapainya khittah Nahdliyyah. Jangan sampai antara langkah dan khittah tidak sejalan. Jadi, tugas kita adalah melakukan harakah islahiyah (gerakan perbaikan),” pungkasnya.
Dikatakan, selama lebih dari 90 tahun, NU telah berjuang memberikan berbagai langkah untuk memberikan manfaat, bukan saja kepada organisasi, tetapi juga kepada bangsa dan negara. Menurutnya, NU sudah berhasil menanamkan sikap Islam yang rahmatan lil alamin.
“Sikap Islam yang menjadi mainstream dari kehidupan keagamaan di Indonesia. Ini juga upaya yang patut kita syukuri. Partisipasi NU dengan semangat hubbul wathan minal iman dan semangat tasamuh (toleransi) yang dikembangkan juga berperan besar demi menjaga keutuhan bangsa dan negara. Ini diakui oleh banyak pihak,” katanya.
Untuk diketahui, acara ini digelar dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. Munas-Konbes NU 2021 ini hanya dihadiri internal syuriyah dan tanfidziyah PBNU dan tiga orang perwakilan dari PWNU se-Indonesia, serta para pimpinan lembaga dan badan otonom NU.
Muktamar Ke-34 NU
Dalam kesempatan itu, Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar meminta Muktamar NU Ke-34 diselenggarakan paling lambat Desember 2021. Hal ini didasarkan pada berbagai pertimbangan AD/ART dan aspirasi dari berbagai Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU).
“Aspirasi dari struktur Nahdlatul Ulama tidak dapat kita nafikan karena sebagaimana diatur dalam AD/ART yang memiliki hak menentukan keputusan pelaksanaan Muktamar NU adalah PWNU,” kata Kiai Miftach saat menyampaikan Khutbah Iftitah pada Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) NU 2021 di Jakarta, Sabtu (25/9/2021).
Atas dasar itulah, lanjut Kiai Miftach, dengan sepenuhnya menghormati hak seluruh PWNU, berdasarkan AD pasal 14 dan ART pasal 57 dan 58, serta pertimbangan kondisional maupun syar’i, ia meminta Muktamar NU Ke-34 dilaksanakan pada 2021, selambat-lambatnya pada Desember 2021.
Kiai Miftach menegaskan bahwa hal tersebut sekaligus menjadi harapan dan doa agar pandemi ini akan berakhir. Namun, jika terdapat perkembangan pandemi Covid-19 yang membahayakan, ia meminta keikhlasan PWNU agar menyerahkan keputusan Muktamar NU Ke-34 kepada PBNU.
“Manakala nanti kondisi belum memungkinkan karena ada perkembangan Covid-19 yang membahayakan keselamatan bersama, maka kami meminta ridha dan keikhlasan dari para Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama untuk menyerahkan keputusan terkait terkait penyelenggaraan Muktamar kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama,” tegasnya.
Selain untuk memutuskan penyelenggaraan Muktamar NU Ke-34, Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2021 ini juga menjadi media bagi PWNU untuk menyampaikan aspirasi Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU).
“Sebagai media bagi seluruh pengurus wilayah Nahdlatul Ulama yang memiliki hak untuk hadir dan mengikuti pelaksanaan Munas dan konbes ini untuk menyampaikan aspirasi yang dalam hal ini tentu mengemban amanah dan kehendak dari seluruh pengurus cabang Nahdlatul Ulama di wilayah masing-masing,” katanya. (*/NUO)
Sumber:
*) https://www.nu.or.id/post/read/131579/buka-munas-konbes-2021-kiai-ma-ruf-bersyukur-nu-masih-tetap-utuh
*) https://www.nu.or.id/post/read/131577/rais-aam-pbnu-berharap-muktamar-ke-34-nu-dilaksanakan-pada-akhir-2021