Bojonegoro (Radar96.com) – Ketua Tanfidiyah Pimpinan Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) KH. Marzuki Mustamar, berpesan kepada kader-kader IPNU-IPPNU agar jangan mogok ber-IPNU-IPPNU atau ber-NU hanya karena hal sepele, karena ibadah amaliyah IPNU-IPPNU sebagai garda terdepan NU sudah sesuai dengan dalil dan zaman Rasulullah.
“Jangan sampai kita bermurtad dari NU, bagaimanapun kondisinya, saat kaya maupun tidak punya. Jangan sampai kita mogok ber-IPNU gara-gara hal yang sepele,” jelasnya dalam sambutan pada Konferensi Wilayah (Konferwil) ke-23 IPNU dan Rakerwil IPPNU di Pondok Pesantren At-tanwir, Talun, Sumberejo, Bojonegoro (25/9/2021).
Di hadapan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Bupati Bojonegoro, Ana Muawanah, dan Ketua PW IPNU Jatim Choirul Mubtadiin, Ketua PW IPNU Jatim itu juga berpesan agar kader IPNU IPPNU menguasai berbagai bidang dan mampu bersinergi dengan pondok pesantren dan Lembaga Pendidikan Maarif di Jawa Timur sehingga mampu melahirkan kader yang memiliki kemampuan baca tulis kitab salaf.
“Kalau bisa Kyai harus disowani, sehingga ada pengakaderan yang bagus, dan 20 tahun kedepan pendidik maupun stake holder berasal dari kader bisa tumbuh dari kader IPNU IPPNU hari ini,” tambah Kyai Marzuki dalam Konferwil yang juga dirangkai dengan talk show bersama Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar, Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak, dan Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora RI Asrorun Ni’am Sholeh.
Dalam kesempatan itu, Bupati Bojonegoro, Ana Muawanah, menyebut Konferwil IPNU dan Rakerwil IPPNU yang digelar di Bojonegoro ini menunjukkan bahwa Bojonegoro bisa membangun solidaritas dan keharmonisan antar daerah.
Ia juga terus meyakinkan bahwa Bojonegoro aman dengan akurasi data yang ada. “Jadi silakan datang ke Bojonegoro. Disini sebagai pemerintah daerah, tugas kami adalah menjaga kondisi dan solidaritas antar sesama” tuturnya.
Menurut Bu Ana, indeks pembangunan manusia yang bertumpu pada tiga sektor, yakni ekonomi, pendidikan, dan kesehatan, yang juga mulai berkembang di Bojonegoro, termasuk pemberdayaan pemuda yang dikembangkan melalui ekselerasi kepemudaan.
“Speaker” Islam rahmatan lil alamin
Tidak hanya itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengatakan proses periodisasi kepemimpinan di IPNU IPPNU dengan berbagai dinamika pada saat Covid-19 seperti ini akan menumbuhkan format-format baru dalam berdakwah.
Salah satu hikmahnya, transformasi digital yang begitu cepat membuat cara berdakwah keluarga besar Nahdliyin yang biasanya bil lisan sekarang juga bisa menyentuh pergerakan IT.
“Yang IPNU-IPPNU akan lebih have fun untuk melakukan penguatan bagaimana IT bisa menjadi pintu masuk kita sebagai speaker Islam rahmatan lil alamin,” jelasnya.
Menurutnya, ini bagian yang sangat penting sebab ekosistem saat ini luar biasa perubahannya sebab pemahaman-pemahaman baru oleh digitalisasi sistem.
Dalam laporannya terkait Konferwil IPNU dan Rakerwil IPPNU yang diadakan dengan protokol kesehatan (prokes) yang ketat itu, Ketua PW IPNU Jatim Choirul Mubtadiin, menyampaikan, era seperti ini memang menuntut inovasi sebagai kunci penting untuk ditanamkan pada kader IPNU-IPPNU.
“Tapi Inovasi saja tidak cukup, sebab digitalisasi yang sangat pesat membuat pergeseran inovasi juga cepat mengalami perubahan. Karena itulah, Konferwil kali ini mengambil tema ‘Akselerasi pelajar mewujudkan peradaban baru’, yang nantinya bisa menjadi acuan dalam menentukan program tiga tahun kedepan atau bahkan lebih dari 20h tahun,” katanya.
Laki-laki yang akrab disapa Di’in itu menambahkan Konferwil juga disemarakkan dengan IPNU Jatim Award III (penghargaan PC IPNU berprestasi dalam bidang organisasi, kaderisasi, administrasi, teknologi dan inovasi), talkshow “Build a Nation with Innovation” bersama Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar. (*/my)