Surabaya (Radar96.com) – Dalam momentum peringatan Hari Batik Nasional 2021, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak masyarakat untuk jangan cuma meramaikan di media sosial melalui unggahan dan hashtag, namun ayo membeli batik yang bukan printing (cetak), tapi langsung dari tangan para perajin batik.
“Hari Batik, jangan hanya ramai di medsos atau hashtag saja, tapi juga ramaikan di gerai-gerai batik. Di Jatim ini banyak sekali sentra batik dengan beragam motif sesuai ciri khas daerahnya. Mulai dari Tuban, Banyuwangi, Madura, Ponorogo, Tulungagung, Trenggalek, Mojokerto, Pacitan, Sidoarjo, Bojonegoro, Jember, dan sebagainya. Ayo bantu perajin batik di Jatim agar bisa tetap eksis dengan membeli produknya,” ungkapnya di Surabaya, Sabtu (2/10/2021).
Saat berada di Bandara Juanda, Surabaya menjelang “take off” menuju Jayapura untuk menghadiri pembukaan PON Papua 2021, Khofifah mengatakan tidak sedikit masyarakat yang beranggapan bahwa batik printing adalah batik. Padahal, batik printing bukanlah batik, melainkan hanya kain yang di-print dengan motif batik. Sementara, batik adalah kain yang diproduksi dengan metode membatik, baik itu tulis, cap, maupun campuran keduanya.
“Memang kain printing motif batik harganya lebih murah, tapi jika kita membelinya, perajin batik kita tidak akan dapat apa-apa. Kadang terasa lebih mahal karena itu kreasi hand made (kerajinan tangan), bukan mesin,” imbuhnya.
“Daripada beli baju merek luar negeri dengan harga selangit, mending beli batik asli yang bukan printing yang notabene adalah produk dalam negeri,” tambahnya.
Khofifah menyebut, membeli batik karya pengrajin sama dengan berkontribusi menyelamatkan aset bangsa yang telah resmi diakui UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and the Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009.
“Lebih dari itu, langkah ini juga sebagai bentuk penyelamatan terhadap pelaku UMKM yang ada di Jatim agar segera pulih dari Pandemi Covid-19,” katanya. (*/hmn)