By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
radar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatif
  • Home
  • Nahdliyyin
  • Sospol
  • Milenial
  • Gus File
  • Warta DigitalNew
Search
MORE MENUS
  • Kultural
  • Kolom
  • Kontrahoax
  • Ekraf
  • Tasawuf Urban
  • Berita Foto
  • Gus File
  • Inforial
  • Jatim Update
  • Opini
  • Siaran Pers
  • Tentang Kami
  • Pasang Iklan di Radar96
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Susunan Redaksi
© 2024 radar96.com. All Rights Reserved.
Reading: BPIP: Pancasila jadi pelajaran khusus mulai PAUD sampai universitas
Share
Sign In
Font ResizerAa
radar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatif
Font ResizerAa
  • Home
  • Warta DigitalNew
  • Nahdliyyin
  • Milenial
  • Kontrahoax
  • Ekraf
  • Sospol
  • Inforial
  • Kolom
  • Kultural
  • Gus File
  • Tasawuf Urban
Search
  • Home
  • Warta DigitalNew
  • Nahdliyyin
  • Milenial
  • Kontrahoax
  • Ekraf
  • Sospol
  • Inforial
  • Kolom
  • Kultural
  • Gus File
  • Tasawuf Urban
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Tentang Kami
  • Pasang Iklan di Radar96
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Susunan Redaksi
© 2024 radar96.com. All Rights Reserved.
radar96.com | Berkarakter dan Edukatif > Blog > Sospol > BPIP: Pancasila jadi pelajaran khusus mulai PAUD sampai universitas
Sospol

BPIP: Pancasila jadi pelajaran khusus mulai PAUD sampai universitas

Radar96 Nusantara
Last updated: 29/10/2021 14:33
Sospol 45 Views
Share
3 Min Read
Pembicara dalam "Strategic Discussion: Penguatan Ideologi Pancasila dan Deradikalisasi" sebagai salah satu dari 37 agenda PWNU Jatim untuk Hari Santri Nasional 2021 yang dilaksanakan di Universitas Islam Malang (Unisma) pada Rabu (27/10/2021). (*/pwisnujtm)
SHARE

Malang (Radar96.com) – Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Yudian Wahyudi menegaskan bahwa Pancasila akan menjadi pelajaran khusus mulai dari PAUD sampai perguruan tinggi.

“Perubahan PP Nomor 57 sudah diserahkan kepada Presiden. Latar belakangnya karena Pancasila saat ini sudah mulai terpinggirkan, maka perlu penguatan dan pembumian kepada seluruh lapisan masyarakat,” katanya dalam “Strategic Discussion: Penguatan Ideologi Pancasila dan Deradikalisasi” sebagai salah satu dari 37 agenda PWNU Jatim untuk Hari Santri Nasional 2021 dan dilaksanakan di Universitas Islam Malang (Unisma) pada Rabu (27/10/2021) lalu.

“Santri dan kiai adalah simbol kepahlawanan,” kata pimpinan lembaga yang berada dibawah Presiden itu dalam acara yang merupakan kerja sama antara ISNU Jatim, BPIP, Kemenag RI, Unisma, dan PWNU Jatim itu.

Menurut dia, Kemerdekaan Indonesia ini terasa khusus, karena bisa mempersatukan banyak bangsa dan kerajaan. Politik Majemuk melalui Piagam Madinah yang diolah sedemikian rupa menjadi Pancasila.

“Siapa yang melawan Pancasila, maka melawan kesepakatan bersama,” katanya dalam acara yang dibuka dengan sambutan Ketua ISNU Jatim Prof Mas’ud Said, Rektor Unisma Prof Maskuri, dan Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar itu.

Iklan.

Sementara itu, Stafsus BPIP, Romo Benny Susetyo selaku narasumber lain, mengatakan Indonesia itu Bhinneka Tunggal Ika sejak dari lahir. Negara kesepakatan itu adalah negara yang harus dijaga, terutama oleh para santri.

“Seseorang yang beriman itu mencintai bangsa dan negaranya karena sudah tercantum dalam sila pertama. Sebagai bangsa tidak boleh saling mengolok-olok, harus mencari titik temu melalui ideologi titik tengah. Disini pesantren memiliki kemampuan yang kuat, agama, wirausaha, gotong royong, dan memiliki jiwa Pancasila,” katanya.

Menurut dia, BPIP sudah berutang budi terhadap pesantren, karena sudah mengajarkan nilai-nilai Pancasila yang eksklusif terlebih dahulu. Tantangannya bagaimana menjadikan agama sebagai inspirasi, bukan menjadi senjata untuk saling membenturkan.

“Tugas kita adalah memperkuat Pancasila. Menjadi tugas para orang tua dan para tenaga pengajar. Kekuatan membangun Pancasila sudah ada di tubuh NU sejak lama,” katanya.

Sementara itu, Direktur Pontren Kemenag RI Prof. Waryono sebagai narasumber lain menegaskan bahwa nomenklatur dalam pembekalan santri agar menjadi moderat yaitu moderasi beragama.

“Karakter pesantren itu lekat dengan masyarakat. Harus inklusif dengan masyarakat. Kyai selalu bersama dan mengajar langsung dengan santrinya,” katanya. Ia menyebut ada 33 ribu pesantren tersebar di seluruh Indonesia. (*/pwisnujtm)

Iklan.

You Might Also Like

Harkitnas 2025, Gubernur Khofifah Ajak Masyarakat Bangkit Hadapi Dampak Dinamika Ekonomi Global

Unusa Buka Beasiswa KIP Kuliah untuk Masuk Fakultas Kedokteran

Bekal Keterampilan dan Wirausaha bagi Santri Manbaul Ulum 2 Malang, gelar Pelatihan Decoupage

Pemprov Akui Berkas Pengusulan Gelar Pahlawan Kiai Abbas sudah Lengkap

Gubernur Khofifah Ajak Ribuan Guru TK Muslimat NU se Kabupaten Malang untuk Produktif Cerdaskan Generasi Bangsa

Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print
Share
Previous Article Pimpinan Sidang Kongres Pemuda II 1928 Soegondo Djojopoespito adalah pemuda asal Tuban, Gubernur Khofifah: ajukan Gelar Pahlawan Nasional
Next Article Gubernur Khofifah lakukan gerakan restorasi mangrove di Banyuwangi dan Gresik

Advertisement

Iklan.

Iklan.

Berita Terbaru

Harkitnas 2025, Gubernur Khofifah Ajak Masyarakat Bangkit Hadapi Dampak Dinamika Ekonomi Global
Sospol
Unusa Buka Beasiswa KIP Kuliah untuk Masuk Fakultas Kedokteran
Sospol
Jatman Tulungagung Adakan Khitanan Massal Gratis
Nahdliyyin
Halal Bihalal P2N Jakarta jadi Majelis Silaturahmi dan Refleksi Pengusaha
Nahdliyyin
radar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatif
Follow US
© 2024 radar96.com. All Rights Reserved.
  • Tentang Kami
  • Pasang Iklan di Radar96
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Susunan Redaksi
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?