Surabaya (Radar96.com) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Kepala Perwakilan BI Jawa Timur, Budi Hanoto, mengawali penerapan QR Code Indonesia Standar (QRIS) melalui transaksi non-tunai berbasis QRIS di lingkungan Kormada II.
“Pak Budi Hanoto (Kepala Perwakilan BI Jawa Timur) terus melakukan perluasan penggunaan QRIS. Alhamdulillah saat ini, di Koarmada II sudah bisa melakukan transaksi QRIS. Ini bagian penting bagaimana seluruh proses ini cashless,” ujar Gubernur Khofifah saat menghadiri peluncuran QRIS di Koarmada ll, Jumat (12/11) sore.
Menurutnya, transaksi pembayaran non-tunai berbasis QRIS ini menjadi suatu kebutuhan dalam menghadapi era society 5.0 karena akan lebih memudahkan transaksi secara mobile. Selanjutnya, peluncuran itu menandai QRIS menjadi alat transaksi pembayaran yang sah di kawasan Koarmada ll.
Sebagai informasi, acara peluncuran QRIS dikemas dengan pagelaran musik jazz bertajuk “Surabaya Pahlawan Jazz” yang merupakan kerjasama Koarmada ll dan Bank Indonesia di Dermaga Ujung Koarmada ll Surabaya.
Dalam peluncuran tersebut juga tersedia beberapa gerai yang menjual makanan, minuman, baju batik dan sebagainya yang transaksi pembayarannya menggunakan QRIS, seperti gerai kopi, batik, dan sebagainya.
Menurut Khofifah, dengan diluncurkannya QRIS di kawasan Koarmada ll, artinya hal tersebut sejalan dengan upaya pemerintah untuk terus mengedukasi masyarakat luas terkait literasi finansial. Dimana, saat ini masih banyak masyarakat yang masih asing dengan hal tersebut.
“Ini bagian penting bagaimana seluruh proses edukasi literasi finansial atau financial literate terkait cashless bisa terus tersampaikan kepada masyarakat kita,” tegas Khofifah.
Orang nomor satu di Jatim ini menyampaikan bahwa upaya mengedukasi masyarakat terkait literasi finansial akan terus dilakukan. Terlebih saat ini juga sedang berkembang financial technology (fintech). Dengan demikian, masyarakat juga harus mulai belajar dan memahami fintech.
“Nah, ada QRIS, ada fintech yang sekarang dikembangkan. Maka pemerintah bersama-sama Bank Indonesia akan terus mendorong terhadap meleknya literasi masyarakat terhadap literasi financial,” tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Khofifah berharap bahwa peluncuran QRIS di Koarmada ll ini akan menjadi bagian dari upaya untuk mewujudkan Jawa Timur Bangkit. “Bangkit kesehatannya, bangkit perekonomiannya. Insya-Allah masyarakat Jawa Timur akan lebih sejahtera,” harapnya.
Terkait Surabaya Pahlawan Jazz sendiri, Khofifah menjelaskan bahwa yang dilakukan ini merupakan upaya mendukung para pekerja seni yang memang sangat terdampak akibat pandemi COVID-19, sehingga perhelatan Surabaya Pahlawan Jazz dengan protokol kesehatan yang sangat ketat dan penonton terbatas akan bisa menjadi semangat bagi para pekerja seni untuk dapat tetap berkarya di tengah pandemi COVID-19 yang mulai dapat dikendalikan itu.
“Mudah-mudahan, semua akan bisa memberikan penguatan semangat untuk bangkit, ekonominya bangkit, kita semua bangkit, sehat lahir batin,” pungkasnya.
Sementara itu, Pangkoarmada II Laksda TNI Iwan Isnurwanto menyampaikan bahwa QRIS telah digunakan sebagai alat pembayaran di Koarmada II.
Terkait digunakannya KRI Dewaruci sebagai venue Surabaya Pahlawan Jazz adalah sesuai perintah KSAL RI dan sebagai bentuk dukungan kepada pekerja seni dan upaya membangkitkan kembali perekonomian, dan wisata di Surabaya dan Jawa Timur.
“Melalui musik jazz ini kita akan bisa meningkatkan perekonomian, rekreasi dan pariwisata di Surabaya, dan di Jawa Timur,” ungkapnya.
Sementara Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Budi Hanoto menyampaikan bahwa peluncuran QRIS adalah bentuk kerjasama dan bagian dari kolaborasi yang dibangun antara BI, Anggota Komisi 11 DPR RI Indah Kurnia dan Koarmada II dalam memberikan penguatan utamanya di daerah 3T yaitu daerah Terpencil, Terluar dan Terdepan.
“Surabaya Pahlawan Jazz sendiri merupakan upaya memfasilitasi para pekerja seni untuk berkontribusi menuju Jatim Bangkit. Kita semua tahu pekerjaan itu merupakan bagian dari ekonomi kreatif, sehingga Bank Indonesia juga punya kepedulian untuk mendorong pekerja seni, untuk mendorong ekonomi kreatif,” ucapnya.
Pada 2024, pemerintah menargetkan indeks inklusi keuangan di Indonesia akan mencapai 90 persen. Menurut survey OJK, indeks inklusi keuangan di Jawa Timur pada tahun 2019 tercatat 87,96 persen. Jika diasumsikan pertumbuhan rekening pelajar tahun 2019 sampai 2021 adalah 5 persen, maka indeks inklusi keuangan Jawa Timur saat ini diperkirakan telah mencapai 92 persen.
Hadir pada kesempatan tersebut Panglima Koarmada ll Laksda TNI Iwan Isnurwanto, Anggota Komisi 11 Indah Kurnia, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Budi Hanoto, Plh. Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono. (*/hmn)