Lumajang (Radar96.com) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersilaturahmi dan menyapa para relawan dari seluruh Indonesia yang membantu penanganan bencana Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru di Posko Tanggap Darurat di Kantor Kecamatan Pasirian, Kab. Lumajang, Selasa (7/12) malam.
Kepada para relawan yang berasal dari berbagai organisasi dan daerah di seluruh Indonesia tersebut, Gubernur Khofifah menyampaikan terimakasih dan apresiasinya. Bahwa para relawan hadir di Lumajang ini, karena satu hal yakni panggilan kemanusiaan.
“Tadi malam saya bertemu relawan dari Manado, sore saya bertemu relawan dari Bantul dan disini tadi ada relawan dari Cirebon. Betapa ada gravitasi kemanusiaan yang luar biasa. Sisi kemanusiaan lah yang menghadirkan kita di tempat ini. Ini hal luar biasa yang dimiliki Indonesia yang kita sebut social capital dan rasa persaudaraan ini indah sekali,” katanya.
Menurutnya, ada satu hal yang membuat tersentuh, sekaligus memercikkan harapan di tengah kesedihan bencana ini. Banyak pihak datang berbondong-bondong memberikan berbagai bantuan pada para korban terdampak APG Semeru.
“Orang-orang berhati mulia ini tidak hanya menolong warga atau membantu tugas pemerintah. Kehadiran mereka memberikan semangat dan optimisme untuk bangkit dan pulih dari bencana. Dari mereka, kita belajar bahwa Indonesia sesungguhnya punya kekuatan yang sangat dahsyat, dalam bentuk empati dan solidaritas,” terangnya.
Rasa kemanusiaan yang menyatukan para relawan ini, lanjutnya, menjadi satu keyakinan bahwa nilai luhur bangsa tidak pernah luntur. Untuk itu, masyarakat Indonesia patut berbangga bahwa dalam berkembangnya individualisme sesungguhnya akar budaya gotong royong dan saling membantu ini tak pernah hilang.
“Oleh karena itu, kembali saya menyampaikan terima kasih kepada semua relawan yang dengan ikhlas mendedikasikan daya upayanya untuk menolong para korban. Tetap jaga kesehatan dan kewaspadaan. Semoga Allah SWT selalu menganugerahkan keselamatan untuk para relawan dan kekuatan bagi kita semua untuk bisa melewati cobaan ini bersama,” terangnya.
Kualitas Layanan Pengungsi
Selain itu, Orang nomor satu di Jatim itu meminta kepada para relawan untuk ikut membantu melakukan pemetaan terkait berbagai permasalahan untuk meningkatkan kualitas layanan pengungsi, terutama bagi para pengungsi yang maauk kategori ibu hamil, difable, anak kecil dan lansia.
“Tolong dibantu pemetaan bagaimana di area pengungsian ini memungkinkan anak-anak tinggal lebih nyaman. Untuk lokasi anak-anak bisa dibantu komunikasikan dengan pengelola pengungsian pun termasuk untuk lansia, ibu hamil dan difable. Karena makanan anak-anak harus disiapkan tersendiri apalagi yang masih bayi atau balita, karena di dapur umum seringkali makanan dewasa,” katanya.
“Tidak hanya soal makanan, tapi juga hal-hal sehari-hari seperti air panas. Water heater misalnya, anak-anak terutama bayi mungkin perlu mandi air hangat termasuk untuk permakanannya,” imbuh Khofifah.
Ia pun berharap masa tanggap darurat 14 hari ini dapat selesai dan segala persoalan terkait pengungsian salah satunya tempat hunian sementara dapat segera terealisasikan. Hal ini mengingat masih terdapat beberapa lokasi dengan kategori rawan bencana dan berisiko tinggi agar sementara tidak ditinggali.
“Pada kondisi seperti ini harus ada opsi hunian sementara atau huntara, untuk memberikan tempat bernaung dan berlindung lebih aman. Karena tinggal di pengungsian juga tidak boleh terlalu lama. Tidur bersama banyak orang yang tidak saling kenal tentu butuh adaptasi husus. Ada yang mengambil posisi tidur di luar gedung tempat pengungsian. Bila berhari-hari dengan cuaca dingin bahkan hujan seperti saat ini maka yang tidak terbiasa dihawatirkan kondisi badannya bisa drop,” ungkapnya.
Gubernur Khofifah juga meminta para relawan untuk membantu pendataan bagi pengungsi yang belum divaksinasi Covid-19, karena masih ada pengungsi yang belum divaksin Covid-19. Nantinya, data tersebut dapat diteruskan ke Dinas Kesehatan Provinsi Jatim yang akan berkoordinasi baik dengan Dinkes Lumajang maupun Biddokkes Polda Jatim ataupun Kodam V Brawijaya.
“Mohon dibantu pendataan pengungsi agar berkenan untuk divaksin, supaya mereka terlindungi karena di pengungsian mereka bertemu dengan masyarakat lain dalam intensitas tinggi. Saat ini situasi pandemi Covid-19 belum aman,” katanya.
Selain dari sisi medis, mantan Menteri Sosial RI ini pun berharap para relawan juga membantu pemulihan secara psikologis. Dimana banyak para pengungsi saat ini ke pusat layanan kesehatan tetapi lebih banyak mengeluhkan soal psikis dibanding soal kesehatan.
“Untuk itu kami berharap teman-teman relawan dapat mengisi dengan kegiatan spiritual salah satunya mengajak para pengungsi sholawatan. Tentunya ini akan memberikan penguatan spiritual dan motivasi bagi para pengungsi dalam melewati masa-masa sulit ini,” katanya.
Dalam kesempatan itu, ia berharap ada kanal atau saluran yang bisa menampung berbagai masukan dan informasi dari para relawan untuk berinteraksi dengan Dansatgas dan pengambil keputusan agar bisa melakukan respon cepat. Dengan adanya kanal ini maka berbagai masukan dan informasi tersebut dapat dipetakan dan segera diberikan respon cepat oleh pihak terkait. Baik melalui call center atau grup Whats App.
“Jadi kita bisa terus mengupdate berbagai relomendasi tersebut dan bisa segera kita respon. Karena saya yakin teman-teman semua berasal dari berbagai spesifikasi dan latar belakang keahlian yang tentunya dapat memberikan penguatan dan dukungan bagi para pengungsi,” katanya.
Gubernur perempuan pertama di Jatim ini menambahkan Group WhatApp Relawan bisa dikoordinasikan Ka Pusdalop BNPB dan Dansatgas. “Tolong saya juga diinvite. Saya minta quick response, ini penting karena apa yang kita lakukan bisa memberikan info dan layanan terbaik. Selamat bertugas salam sukses dan salam tangguh,” katanya.
Sebelumnya, Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengatakan bahwa pertemuan ini merupakan inisiasi dari Gubernur Jatim yang ingin silaturrahim dan saling sapa dengan para relawan. Hal ini dikarenakan para relawan telah tiga hari bersama-sama membantu dalam penanganan APG Semeru ini.bertemu di lapangan tetapi belum saling sapa.
“Ibu Gubernur melihat teman-teman semua telah bekerja keras dan melakukan langkah terbaik untuk meringankan beban saudara kita yang terkena bencana. Terimakasih teman-teman Relawan, yang penting jangan lupa jaga kesehatan,” katanya.
Sementara itu, Mbah Dharmo, salah satu relawan dari Forum Pengurangan Resiko Bencana memberikan rekomendasi terkait keterpaduan data dan logistik yang perlu dikelola lebih efektif. Menurutnya, harus ada satu mekanisme terkait dengan pendataan di masing-masing tempat. Lalu, memilah bantuan-bantuan yang sejauh ini sudah diterima agar sesuai kebutuhan sehingga berbagai bantuan distribusi dan penggunaannya semakin efektif.
“Pendataan dan pendistribusian logistik semakin terpadu termasuk pengolahan data untuk kebutuhan pengungsi. Diharapkan setelah pertemuan ini, akan lebih efektif khususnya soal pendataan dan distribusi logistik,” terangnya.
Beberapa relawan yang hadir diantaranya berasal dari NU Peduli, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Relawan Muhammadiyah Jawa Timur, Perhimpunan Indonesia Tionghoa, Gusdurian Peduli, Pekat IB, Wana Rescue, ARMI Kediri dan sebagainya. (*/hmn)