Surabaya (Radar96.com) – Akademisi NU dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta se-Jawa Timur merekomendasikan agar PBNU dalam menyongsong Abad Kedua perlu mengembangkan teknologi dengan tetap berbasis pada karakter tradisi lokal, karena NU berkepentingan untuk mempertahankan dan mengembangkan nilai-nilai dasar yang telah lama dianut menjadi tuntutan.
Rekomendasi yang diserahkan kepada Ketua Panitia Pengarah Muktamar Ke-34 NU Prof Muhammad Nuh pada Selasa (14/12/2021) itu menuntut perlunya NU mengembangkan nilai-nilai sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang berbeda dari sebelumnya, karena NU secara jam’iyyah dan secara jama’ah memang dituntut memiliki kemampuan beradaptasi secara tinggi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi secara terus menerus.
Dalam rekomendasi itu, NU juga didesak untuk aktif mengembangkan ekosistem iptek yang berakar pada karakter lokal, tetapi berseiring dengan perkembangan iptek global. Selain berakar pada tradisi lokal, pengembangan iptek juga tidak boleh menafikan karakter NU.
Untuk mengembangkan teknologi, NU harus aktif memfasilitasi dan pengembangkan teknologi tepat guna untuk warga NU. NU perlu untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) dan memberikan penguatan edukasi literasi teknologi sehingga warga NU mampu menjadi pemain, bukan sebagai penonton di era Society 5.0.
Oleh karena itu, NU perlu aktif melakukan transformasi digital di semua bidang agar NU menjadi bagian dari warga global dan tidak tertinggal, diantaranya pengembangan Big Data tentang jumlah keanggotaan, SDM, talenta, jumlah riil pesantren terafiliasi NU, lembaga pendidikan, lembaga kesehatan, pelaku ekonomi dan bisnis, dan data-data lain.
NU juga perlu menggunakan media-media baru dalam menyemai dakwah agar adaptif dengan zaman. Penggunaan media baru dalam berdakwah oleh pendakwah NU sesuai kebutuhan zaman dan golongan sasaran dakwah.
Selain itu, bidang pertanian berbasis digital, misalnya, juga perlu adanya pengelolaan sektor pertanian yang efektif, efisien dan berkelanjutan, serta menguntungkan.
Di bidang ekonomi, NU juga perlu mewadahi potensi dan kekuatan warga NU dengan kekuatan teknologi. NU memfasilitasi tumbuh kembangnya kekuatan-kekuatan ekonomi warga NU, seperti UMKM, start up, industri halal, dan wisata halal, ekspor impor dan seterusnya, agar mampu bersaing dan berkolaborasi dengan kekuatan ekonomi lokal, nasional dan global.
Lebih jauh, para akademisi juga mendorong NU untuk membangun pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi skala internasional, yang didasari oleh kreativitas dan inovasi tinggi, serta memberikan jaminan profesionalisme dan penghormatan kepada hak-hak kekayaan intelektual.
Merespons rekomendasi itu, Ketua Panitia Pengarah Muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama Prof Muhammad Nuh berterima kasih menerima rekomendasi pemikiran dari akademisi NU di Jawa Timur itu. “Atas nama SC terima kasih setinggi-tingginya yang telah menyiapkan bahan-bahan ini,” katanya.
Menurutnya, rekomendasi ini sudah menampilkan keutuhan pemikiran dilihat dari perumusnya yang mewakili perguruan tinggi umum, perguruan tinggi keagamaan, dan perguruan tinggi bidang pendidikan. “Saya kira ini sudah mencerminkan keutuhan pandangan,” katanya.
Rekomendasi tersebut merupakan hasil dari seminar yang diselenggarakan pada 11 Desember 2021 bertema “Menyongsong Abad ke-2 Masa Pengabdian Nahdlatul Ulama” yang diikuti oleh pengurus wilayah dan cabang-cabang NU di Jawa Timur, Akademisi UNUSA dan PTNU lain, para akademisi dari berbagai PTN di Jawa Timur, dan berbagai kegiatan lain yang diikuti oleh Akademisi UNUSA serta hasil analisis terhadap situasi yang telah, sedang dan akan dihadapi oleh NU.
Rekomendasi ini dirumuskan oleh Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) Prof Achmad Jazidie, Wakil Rektor I Unusa Prof Kacung Marijan; Wakil Rektor II Unusa Ir. Mohammad Faqih; Rektor UPN Veteran Jatim Prof Akhmad Fauzi; Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang Prof HM Zainuddin; Rektor Universitas Negeri Malang Prof Ahmad Rofi’uddin; dan Rektor UIN Sunan Ampel Prof Masdar Hilmy.
Akademisi lainnya; Rektor Universitas Trunojoyo Madura H Muh Syarif; Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof Nurhasan; Rektor Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS) Prof Mochamad Ashari; dan Rektor Universitas Brawijaya Malang Prof Nuhfil Hanani AR. (*/TV9)