Surabaya (Radar96.com) – Tidak ada batas usia untuk belajar. Jika ingin terus berkembang dan menjadi lebih baik harus mau terus belajar kepada siapa saja yang dinilai lebih baik. Ilmu harus terus diperbarui agar tidak ketinggalan. Begitulah prinsip yang dipegang oleh para pimpinan Radar96.com.
Tak kurang dari Pemimpin Redaksi Radar96 M Subhan dan Redaktur Pelaksana M Yakub, selasa (11/1) siang, tidak menyia-nyiakan kesempatan ketika ada tamu wartawan senior dari Jakarta mampir ke Kantor PWNU Jawa Timur. Dia adalah Muhammad Bakir, wartawan senior yang baru pensiun dari Kompas. Dia bergabung dengan media nasional itu sejak tahun 1988 dan pensiun tahun lalu.
“Kita perlu belajar kepada beliau untuk pengayaan ilmu dan wawasan serta menimba pengalaman lapangan,” kata M Subhan.
“Betul, bagaimanapun pengalaman itu mahal harganya dan tidak bisa didapatkan dari bangku kuliah. Bisanya dengan menimba dari mereka yang telah menjalaninya,” tambah M Yakub.
Subhan dan Yakub pun tidak mau melewatkan kesempatan penting itu. Meski sudah sama-sama berpredikat Wartawan Utama Dewan Pers, namun tetap ingin menambah pengetahuan yang dimiliki dari mereka yang dinilai lebih bagus.
Pertemuan dalam suasana santai dan berlangsung di ruang LPNU (Lembaga Perekonomian NU) Jawa Timur itu difasilitasi oleh Paryono, staf redaksi Radar96. Tak kurang dari para aktifis PWNU Jawa Timur turut berkumpul dalam pertemuan langka tersebut. Ya, nama Bakir memang sudah melekat di hati mereka sejak sekian lama.
Setali tiga uang, wartawan senior asal Sumenep itu juga sangat piawai mengisahkan perjalanan NU dari masa ke masa. Sebab ia berdekatan dengan NU sejak organisasi para ulama berkantor di Jalan Raya Darmo 96 (Radar 96). Ia juga selalu datang dan meliput setiap kali perhelatan terbesar NU itu dilaksanakan. Tidak hanya muktamar, momen Munas, Konbes, maupun kegiatan tingkat Wilayah pun ia sering hadir. Bahkan ia bisa bercerita tentang isu-isu dan berbagai peristiwa yang ada dalam semua perjalanan NU dari muktamar ke muktamar.
“Saya sudah akrab dengan para kiai sejak berkantor di Raya Darmo dulu,” kata Bakir sambil menyebutkan para tokoh yang menonjol kala itu. Ternyata semua dihafal luar kepala.
M Bakir menambahkan NU kedepan, bail di tingkat pusat hingga provinsi/kabupaten/kota sudah waktunya memasukkan generasi digital dalam jumlah agak banyak dalam struktur kepengurusan saat ini.
“Kalau boleh memberi masukan, NU juga sudah saatnya memiliki Kartu NU digital yang multi fungsi untuk kebutuhan masyarakat atau jamaah, baik fungsi keanggotaan maupu fungsi sosial atau ekonomi,” katanya. (Sh)