Kota Malang (Radar96.com) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mendorong perguruan tinggi untuk menghasilkan berbagai inovasi guna percepatan pembangunan daerah.
Menurut Khofifah, inovasi akademis dan teknologi merupakan kolaborasi yang pas untuk menjawab tantangan global kekinian.
Pesan tersebut disampaikan Khofifah saat membuka seminar nasional bersama Forum Rektor Indonesia (FRI) bertajuk, ‘Strategi dan Inovasi Pengembangan Perguruan Tinggi Menuju Daya Saing Global’ di Auditorium Prof. Dr. Kh. M.Tholhah Hasan Gedung Ap-As’ary Universitas Islam Malang, Selasa (11/1).
Khofifah mengatakan, pemerintah daerah cenderung terjebak oleh rutinitas jika tidak dibangun kolaborasi strategis dengan perguruan tinggi. Maka dari itu, terselenggaranya seminar nasional oleh forum rektor menjadi bagian penting untuk bisa melahirkan ide-ide brilliant yang bisa dimaksimalkan. Sehingga, proses pembangunan daerah di berbagai sektor dan lini cepat terpenuhi.
Khofifah mengatakan, peran penting perguruan tinggi bagi daerah ketika wabah pandemi Covid-19 mengalami lonjakan secara eksponensial. Sebagai contoh, Rektor Brawijaya maupun UNISMA ikut turun ke kampung-kampung mengajak warga disiplin protokol kesehatan.
Tak hanya itu, lanjut Khofifah, Rektor Institut Teknik Sepuluh November (ITS) Surabaya membuat robot untuk membantu tenaga kesehatan agar tidak bersentuhan dengan pasien. Rektor Universitas ITB memberikan ventilator. Bahkan Rektor Universitas UGM membuat alat deteksi Covid-19, yakni GeNose.
“Manfaatnya secara langsung bisa dirasakan dan sangat besar. Maka, melalui pertemuan seminar nasional, semakin menguatkan kembali strong kolaboration antar perguruan tinggi dan seluruh jajaran kepala daerah,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Khofifah jugaý memberikan beberapa masukan perihal peningkatan efektifitas tol laut dan peningkatan peternakan dan pertanian. Selain itu, Gubernur Jatim juga berharap jika dunia akademis bisa terkoneksi dengan dunia teknologi yang memberikan manfaat bagi masyarakat.
“Jadi, tidak hanya inovasi akademik, akan tetapi inovasi teknologi juga turut didorong agar berkesinambungan untuk menjadi elite intelektual yang makin besar manfaatnya bagi Indonesia,” tuturnya.
“Kami mohon para rektor ikut membantu mensinkronkan inovasi akademik dan inovasi teknologi,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) Panut Mulyono mengatakan, ada banyak karya perguruan tinggi yang bisa menjadi solusi mengatasi persoalan bangsa. Melalui seminar nasional, para pimpinan perguruan tinggi menumbuhkan kembali konektivitas antar individu melalui semangat kenormalan baru dengan karya unggul dan inovatif demi kebersamaan.
“Perguruan Tinggi bisa memberikan kontribusi bagi bangsa serta memberikan reputasi rujukan berskala global,” tuturnya.
Senada, Rektor Universitas Islam Malang Masyuri Bakri berharap, seminar nasional menjadi ikhtiar bersama untuk menyiapkan SDM berdaya saing tinggi. Sebab, kata dia, kampus memiliki potensi membuat gerakan perubahan melalui inovasi yang dimunculkan untuk menjawab tantangan masyarakat. “Mari bergerak menyesuaikan kebutuhan zaman,” tegasnya.
Lebih lanjut, seminar nasional tidak sekadar memberikan inspirasi bagi perguruan tinggi yang sudah unggul, melainkan juga berlaku bagi perguruan tinggi lainnya agar maju bersama. “Insyaallah dengan kebersamaan kita bisa melakukan itu semua,” tandasnya.
Bantuan untuk Semeru
Di akhir acara, Gubernur Khofifah menerima bantuan berupa uang senilai Rp 300 juta dari Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) untuk Masyarakat Kabupaten Lumajang yang terdampak awan panas guguran Gunung Semeru yang secara langsung dilanjutkan penyerahan kepada perwakilan pemkab Lumajang.
Ketua FRI Panut Mulyono mengatakan bahwa, belakangan ini cukup banyak bencana alam terjadi di Indonesia salah satunya awan panas guguran gunung Semeru di Kabupaten Lumajang.
“FRI turun dengan memberikan dana yang diserahkan kepada Gubernur Khofifah dan secara langsung diserahkan kepada perwakilan bupati Lumajang yang hadir. ,” ungkapnya.
Melalui bantuan yang diserahkan kepada Gubernur Khofifah, Panut berharap gotong royong terus dipertahankan dengan baik sehingga menumbuhkan kepedulian dan empati bagi kemaslahatan umat manusia.
“Perkuat persatuan dan gotong royong melalui lintas bidang dan generasi,” tegasnya.
Acara tersebut diikuti 180 orang meliputi Rektor dan Dekan PTN serta PTS se-Indonesia itu. Turut hadir dalam seminar nasional, Rektor Universitas Gajah Mada (UGM) sekaligus Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) Panut Mulyono, Rektor Universitas Islam Malang Masyuri Bakri, Kepala LLDIKTI Wilayah VII, Soeprapto, Ketua Dewan Pembina Yayasan Universitas Islam Malang Nur Syahid Wiyoto, Sekretaris Dewan Pembina Yayasan Universitas Islam Malang, Mochtar Data, Ketua Umum Yayasan Islam Malang Yacub Cikusin serta Plt Deputi Bidang SDM Ilmu Pengetahuan dan Teknologi BRIN Edi Giri Rachman Putra.
Bupati Malang Sanusi, Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Kota Malang, Mulyono, Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Kab. Lumajang Basuni, Kepala Dinas Pendidikan Jatim Wahid Wahyudi serta Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Jatim Gatot Subroto. (*/hmn)