Oleh KH Cep Herry Syarifuddin *)
Amaliyah Nisfu Sya’ban sering dituding bid’ah yang sesat dan dalilnya lemah. Padahal dalil amaliyah tersebut sangat kuat yaitu Q.S. Fathir ayat 10 dan hadits Nabi Muhammad Saw tentang mustajabnya berdoa di malam Nisfu Sya’ban (H.R.ad-Dailamy) dan hadits diampuninya dosa-dosa hamba Allah di malam itu (H.R.Ahmad dari Abdullah bin Umar r.a).
Mengenai mustajabnya berdo’a di malam Nisfu Sya’ban, Rasulullah Saw bersabda : خمس ليال لا ترد فيها دعوة : اول ليلة من رجب وليلة النصف من شعبان وليلة الجمعة و ليلتا العيدين
“Ada 5 malam yang tidak akan ditolak berdoa (pada malam-malam tersebut) yaitu : malam pertama bulan Rajab, malam Nisfu Sya’ban, malam Jum’at dan dua malam lebaran (malam Idul Fitri dan Idul Adha).” (H.R. ad-Dailamy dari Abu Umamah r.a).
Lalu Nabi Saw juga menjelaskan keistimewaan malam Nisfu Sya’ban lainnya yaitu malam diampuni dosa-dosa. Beliau bersabda : يطلع الله عز و جل الى خلقه ليلة النصف من شعبان فيغفر لعباده الا اثنين : مشاحن وقاتل نفس “
Allah Azza wa Jalla akan memandang makhluk (hamba-hamba)Nya pada malam Nisfu Sya’ban. Lalu Dia akan mengampuni dosa hamba-hambaNya itu, kecuali dua orang: yaitu orang yang suka menebar fitnah (termasuk provokasi dan berita hoax) dan yang membunuh jiwa.” (H.R. Ahmad dari Abdullah bin Umar r.a).
Jadi, sejatinya amaliyah Nisfu Sya’ban berupa pembacaan Yaasiin 3x, sholat sunnah mutlaq atau sholat sunnah tasbih itu sendiri sesungguhnya merupakan ikhtiar agar do’a-do’a yang dipanjatkan pada malam Nisfu Sya’ban yang mustajab dapat terangkat ke haribaan ALLAH Ta’ala dengan cepat (Q.S.Fathir :10).
Dijelaskan dalam firmanNya : اليه يصعد الكلم الطيب والعمل الصالح يرفعه
“KepadaNya naiklah kalimat-kalimat yang baik dan amal saleh-lah yang mengangkatnya.”
Dalam Tafsir Ibnu Katsir juz III hal. 548-549 dijelaskan bahwa kalimat yang baik menurut Ibnu Abbas r.a adalah dzikrullah (termasuk pula do’a, dan tilawah Al-Quran).
Ditafsirkan pula oleh Mujahid, Abul ‘Aliyyah, ‘Ikrimah, Ibrahim an-Nakha’i adh-Dhohak, as-Sidi, Rabi’ bin Anas, Syahr bin Husyab dan Iyas bin Mu’awiyah al-Qadhi bahwa jika tidak ada amal saleh, maka kalimat yang baik itu tidak akan terangkat ke langit. Sehubungan dengan ini, al-Hasan dan Qotadah berkata : “tidak akan diterima kalimat yang baik itu kecuali dengan amal saleh.”
Jelas sudah bahwa dalil amaliyah Nisfu Sya’ban sangat kuat, tidak lemah sebagaimana yang dituduhkan oleh golongan Salafi Wahabi dan semacamnya.
Dipilihnya Yaasiin sebagai surat yang dibaca, dikarenakan keistimewaan dari Yaasiin itu sendiri sebagai jantungnya al-Qur’an (H.R. Abu Dawud, an-Nasa’i dan Ibnu Hibban). Selain itu membaca Yaasiin 1x sama dengan mengkhatamkan Al-Qur’an sebanyak 10x (H.R.at-Tirmidzy dan Ad-Darimy).
Sedangkan sholat mutlaq di malam Nisfu Sya’ban itu tidak ada larangannya. Sebagaimana diketahui bahwasanya sholat sunnah mutlaq boleh dilakukan kapan saja selain dari waktu-waktu yang diharamkan (ba’da Shubuh hingga syruq (terang benderangnya matahari), menjelang Zhuhur ketika matahari akan berada tepat di atas kepala (jam 11.30 s/d masuknya Zhuhur), dan ba’da Ashar hingga terbenamnya matahari atau masuk waktu Maghrib).
Berikutnya, sholat sunah tasbih berguna untuk menggugurkan dosa-dosa, sehubungan di malam istimewa tersebut ALLAH akan mengampuni dosa hamba-hambaNya (H.R. Ahmad).
Maka dianjurkan umat Rasulullah Saw untuk sholat setiap malam, atau seminggu sekali, atau sebulan sekali, atau setahun sekali ( sangat tepatnya pada malam Nisfu Sya’ban) atau seumur hidup sekali (H.R.Abu Dawud dan At-Thabrany).
*) Penulis adalah Pengasuh Pesantren Sabilurrahim Mekarsari Cileungsi Bogor
Sumber: https://jabar.nu.or.id/keislaman/dalil-kuat-terbaru-amaliah-nisyfu-sya-ban-e1tOG