Ngawi, Radar96.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Presiden Republik Indonesia Joko Widodo melakukan panen raya padi di Desa Kartoharjo, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Sabtu (11/3).
Bersama puluhan petani, Gubernur Khofifah dan Presiden Jokowi tampak dialog dengan petani yang sedang panen raya dan melakukan perontokan di sawah.
Hasil produksi dan beras Kabupaten Ngawi ini mendapatkan apresiasi secara khusus dari Presiden Jokowi, karena produksi Gabah Kering Panen (GKP) di Kabupaten Ngawi bisa mencapai 10,5 ton per hektar.
“Alhamdulilllah beberapa daerah di Jatim saat ini sudah memasuki masa panen raya. Dan Kabupaten Ngawi merupakan produsen GKP terbesar kedua di Jawa Timur setelah Kabupaten Lamongan dengan produktifitas tertinggi se Jawa Timur,” kata Gubernur Khofifah.
Merujuk data Pemprov Jatim, selama 2022, produksi GKP Kabupaten Ngawi mencapai 785.037 ton dengan menghasilkan 453.296 ton beras.
Menurut Gubernur Khofifah, Jatim optimis bisa menjaga dan meningkatkan produktivitas beras di tahun 2023.
Sebagaimana diketahui, berdasarkan data dari BPS, produksi padi dan beras di Jawa Timur merupakan tertinggi secara nasional sejak tahun 2020. Bahkan, BPS memprediksi Jawa Timur akan mengalami surplus beras sebesar 1,13 juta ton pada bulan Maret-April.
“Dalam tiga tahun terakhir, Jatim menjadi lumbung pangan nasional dengan produksi beras tertinggi. Dengan melimpahnya stok beras di Jatim ini, Insya Allah akan bisa menjaga harga beras berkualitas di pasaran tetap stabil dan terjangkau,” ujar Gubernur Khofifah.
Berdasarkan Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok di Jatim (Siskaperbapo) harga beras medium kini berada di angka Rp 9.604 per tanggal 11 Maret 2023.
Meski demikian, Gubernur Khofifah juga mengimbau pada seluruh pihak untuk menjaga keseimbangan harga jual GKP dari petani agar tidak anjlok selama panen raya.
Dengan begitu harga jual beras di pasaran tetap bisa terjangkau untuk masyarakat, sementara harga GKP tidak jatuh, sehingga petani tidak dirugikan dan masyarakat sebagai konsumen pun tetap bisa mendapat beras berkualitas dengan harga terjangkau.
“Untuk itu, kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak yang berada di dalam rantai industri beras. Mulai dari Bulog, Gapoktan, Asosiasi Penggilingan Padi, hingga distributor,” imbuhnya.
Selain itu, produktivitas beras Jatim bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan warga Jatim saja, tapi juga diandalkan untuk memenuhi kebutuhan 16 provinsi lain di Indonesia Timur. Hal inilah yang terus menerus dijaga oleh Gubernur Khofifah beserta jajarannya.
Beragam upaya telah dilakukan mulai dari memberi edukasi kepada petani terkait pola tanam modern, penggunaan alat dan mesin pertanian modern, hingga menyediakan akses permodalan melalui program Kukesra (Kredit Usaha Kesejahteraan Rakyat).
“Kami juga menerima aspirasi para petani terkait pupuk subsidi yang semula ada 9 jenis kini tinggal 2 jenis saja. Alhamdulillah, dalam kesempatan ini telah kami sampaikan kepada Pak Presiden. Insya Allah kami akan terus mengawal aspirasi dari para petani,” tandasnya.
Di hadapan awak media, Presiden Jokowi memuji produksi GKP Ngawi yang tembus antar 8 ton per hektar, bahkan ada yang 10,5 ton per hektar.
“Kemarin saya ikut Panen Raya di Kebumen, hari ini di Kabupaten Ngawi. Memang ada perbedaan produksinya. Di sini, Kabupaten Ngawi, ada yang bisa 10,5 ton per hektar, ada juga yang 8 ton per hektar. Itu tergantung pada kesuburan tanah dan manajemen pertaniannya,” puji Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi juga mengakui bahwa ketersediaan pupuk subsidi memang terbatas beberapa waktu lalu. Selain itu, ia juga mengajak para petani untuk memanfaatkan hujan yang masih berlangsung di Jatim saat ini.
“Jadi setelah dipanen, jangan dibiarkan. Segera tanami lagi karena curah hujannya masih ada,” ujarnya.
Presiden Jokowi juga menegaskan bahwa Badan Pangan akan segera mengumumkan acuan harga GKP. Sehingga Bulog memiliki kejelasan berapa harga untuk membeli GKP dari petani selama panen raya ini.
“Pokoknya jangan sampai harga GKP lebih rendah dibanding cost yang dikeluarkan oleh petani,” tegasnya.
Dalam panen raya tersebut, nampak hadir pula Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Farid Majruf, Kapolda Jatim Irjen Pol Toni Harmanto dan Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono.
Kampung Durian Ngawi
Dalam kesempatan di Ngawi itu (11/3), Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga menyambangi Kampung Durian di RT 03 RW 01 Dusun Kembang Manyul, Desa Girimulyo, Kabupaten Ngawi, Sabtu (11/3).

Kampung ini terkenal dengan sebutan kampung durian lantaran lebih dari 50 keluarga di sini miliki pohon durian di halaman rumahnya. Bahkan banyak yang memiliki lebih dari satu pohon durian di setiap rumah.
Di kesempatan ini, Gubernur Khofifah yang juga didampingi Bupati Ngawi bukan hanya meninjau tetapi memanen Durian Montong Ngawi.
Gubernur Khofifah mengatakan, kualitas durian Ngawi tidak perlu diragukan lagi. Durian Ngawi termasuk dalam varietas durian unggul sejak bertahun-tahun silam.
“Mulai dari montong di sini sudah ditanam sejak 12 tahun lalu. Kemudian ada musang king dan turunannya seperti black thorn, bawor, dan varietas-varietas unggulan lainnya juga ada di sini,” ujarnya.
Untuk itu, Gubernur Perempuan Pertama di Jatim ini mendorong agar para petani durian di Kabupaten Ngawi meningkatkan pengolahannya, yakni menggunakan teknologi yang bisa membekukan daging durian, sehingga bisa meningkatkan nilai ekonomis dari durian di Kabupaten Ngawi, Khususnya penjangkauan pasar lebih luas lagi.
“Pengolahannya cukup dengan teknologi frozen. Jadi buah durian setelah dipetik, kemudian dagingnya dikemas dan dibekukan,” imbuhnya.
Dengan mengemas dan membekukan daging buah durian, selain lebih praktis bagi para pembeli, juga memungkinkan untuk dikirim ke daerah yang jauh. Bahkan, bisa pula diizinkan masuk bagasi pesawat. Selain itu, dengan durian frozen juga bisa membuka peluang untuk di ekspor ke luar negeri, baik dengan kulit maupun kemasan.
“Dengan packaging tertentu bisa naik pesawat jadi ini bisa menjadi gift kemana-mana bahkan bisa ke luar negeri,” ujarnya.
Gubernur Khofifah menambahkan, pengemasan dan teknologi frozen ini pula yang membuat orang kalau cari musang king biasanya lebih mudah. Untuk itu, ia mendorong agar teknologi ini bisa disiapkan untuk para petani durian.
“Agar durian di Kabupaten Ngawi memiliki nilai tambah dan meningkatkan nilai kompetitifnya juga,” imbuhnya.
Pendampingan dari pihak pemerintah juga akan terus dilakukan untuk mendukung produktivitas petani durian, terutama dalam upaya replanting terhadap varietas-varietas tertentu, sehingga kualitas maupun kuantitas durian yang dihasilkan bisa semakin meningkat.
Sebagai informasi, Jawa Timur merupakan provinsi dengan produksi durian terbesar di Indonesia. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, produksi durian Jatim di tahun 2022 mencapai 419.848,87 ton. Sedangkan Kabupaten Ngawi memiliki produksi durian mencapai 13.915,45 ton di tahun 2022.
Terdapat beberapa jenis durian yang ada di desa ini. Di antaranya Durian Lokal Semi Montong, Durian Montong, Durian Arjuna, Durian Srikandi, dan Durian Madu.
Dalam kunjungannya, Gubernur Khofifah berkesempatan mencicipi masing-masing jenis durian yang ada di kampung durian ini. Mantan Menteri Sosial RI ini juga memuji inovasi di bidang holtikultura yang dilakukan oleh warga Ngawi.
“Saya sampaikan ke mana-mana, anak-anak muda di Ngawi ini paling top kalau terkait kultur jaringan dan inovasi holtikultura,” ujarnya disambut gemuruh tepuk tangan warga.
Sementara itu, Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono menyampaikan bahwa kedatangan Gubernur Khofifah ini bisa menjadi suntikan semangat tersendiri bagi para petani durian di Kabupaten Ngawi. Sebab, durian yang mereka tanam mendapat pujian langsung dari orang nomor satu di Jatim ini.
“Ibu Gubernur yang menilik langsung ke sini, menjadi penyemangat bagi para petani. Semoga dengan suntikan semangat ini membuat produksi durian di Ngawi semakin banyak lagi,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa jalur pendakian gunung Lawu yang akan dibuka di akhir tahun akan menambah prospektus pariwisata berbasis agro di Ngawi. Hal ini bisa menjadi peluang promosi bagi produk-produk agro di Ngawi, termasuk duriannya. (*/hmn)