Malang, Radar96.com – Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengaku dirinya merasa cocok dengan NU dan Gus Dur, bahkan dirinya sering memijat Gus Dur (mantan Ketua Umum PBNU dan mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid).
“Kayaknya, saya sejak dulu memang cocok dengan NU, saya juga dekat dengan Gus Dur, jadi saya jenderal yang Gusdurian (cocok dengan Gus Dur),” katanya dalam sambutan pada pengukuhan Guru Besar Kehormatan Universitas Islam Malang (Unisma) Prof (HC, Unisma) DR H Ali Masykur Moesa SH MHum MSi di Malang, Sabtu.
Dalam acara yang dihadiri Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, dan Rektor Unisma Prof Masykuri, Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu menjelaskan kecocokannya dengan NU (Gus Dur) itu karena NU sangat menjaga Islam yang moderat, sejuk, dan melindungi semuanya.
“NU mengajarkan Islam yang sejuk, toleran, melindungi semua, nggak mengizinkan kekerasan, ekremisme. Jadi, dari dulu saya dekat dengan Ansor, dengan NU, saya juga Gusdurian, saya jenderal yang sering jadi tukang pijat Gus Dur,” katanya.
Merespons pidato pengukuhan Prof Ali Masykur Moesa itu, Menhan Prabowo tampil maju ke depan para guru besar memberi penghormatan dengan agak menunduk dan langsung mengangkat tangannya.
“Saya harus menaruh hormat, karena Profesor adalah posisi cendekia yang tertinggi, kalau di tentara itu jenderal, jadi profesor itu nggak jauh dengan jenderal bintang empat,” katanya.
Pada hari yang sama, Menhan Prabowo saat membuka Mukernas III PP ISNU di kompleks Pasca Sarjana Pesantren Al Hikam Malang mengajak bangsa Indonesia bersatu, karena bangsa Indonesia adalah satu saudara besar.
“Kita bisa saja bertanding dan berkompetisi, tapi kita harus tahu bahwa kita adalah satu saudara yang besar, karena itu kedepan kita harus bersatu untuk membangun rakyat,” katanya.
Terkait ISNU, Prabowo menilai NU memiliki peran sejarah yang heroik dalam perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan, karena itu dirinya mengajak kerja sama ISNU untuk membangun kesejahteraan masyarakat.
“Saya ajak ISNU membangun bangsa dan negara ini, karena sarjana itu lebih unggul. Kita adalah negara besar dengan sumber daya alam juga besar tapi kita masih tergantung impor. Negara kita adalah lumbung pangan, tapi selama ini masih impor. Ini harus diubah, nanti ISNU saya undang ke Jakarta,” katanya, disambut applaus hadirin.
Dalam kesempatan Mukernas III PP ISNU itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meyakini harapan untuk lumbung pangan dan optimalisasi manufaktur akan bisa dicapai Jatim.
“InSyaAllah, Jatim akan menjadi provinsi paling maju di negeri ini, karena capaian pertanian per hektare sudah diatas rata-rata nasional, sedangkan manufaktur akan dapat dicapai pada Mei 2024,” katanya. (*/isnu)