Surabaya, Radar96.com – Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Yusuf Masruh menyampaikan bahwa Dinas Pendidikan Kota Surabaya dalam melayani pendidikan bagi warga Mota Surabaya tidak membedakan antara sekolah swasta dan negeri.
“Kami memberikan akses yang sama antara negeri dan swasta dalam pelayanan dan mutu pendidikan serta juga pemberian dana Bopda,” katanya dalam sarasehan PC LP Ma’arif NU Kota Surabaya, Rabu.

Dalam sarasehan bertajuk “Mewujudkan Pendidikan Bermartabat dan Berkualitas” yang juga menampilkan Kepala Kemenag Kota Surabaya, Pardi, itu, ia menjelaskan sekolah negeri dan swasta, begitu juga Madrasah, sama-sama mendapatkan Bopda di Kota Surabaya.
“Bopda ini sudah diberikan oleh Pemerintah kota sejak tahun 2009 dan bantuan kemudian menjadi model utk daerah lain di Indonesia,” katanya.
Selain itu, Dinas Pendidikan juga memberikan Tunjangan untuk Guru Swasta di Surabaya yang nilainya sebesar Rp1 juta per bulan sejak Tahun 2018.
Madrasah yang mengikuti LP Ma’arif NU akan sangat berbeda dengan Madrasah di luar Ma’arif karena Ma’arif memiliki karakter sendiri yang sejak dulu didirikan sebagai benteng ajaran Aswaja di tanah Air ini.
Dalam mengembangkan Madrasah maka pengelolanya harus memperhatikan dan mengupayakan bagaimana lembaga itu agar diminati oleh masyarakat.
“Untuk meningkatkan Mutu Madrasah hendaknya berbagai ikhtiar dilakukan antara peningkatan kualitas guru.. bimbingan siswa secara khusus dengan mengikutsertakan dlm berbagai lomba dan olympiade baik yg diadakan oleh kementerian agama atau lembaga lain.
Bopda ini sudah diberikan oleh Pemerintah kota sejak tahun 2009 dan bantuan kemudian menjadi model utk daerah-daerah yg lain di Indonesia.
Selain itu, Dinas pendidikan memberikan Tunjangan untuk Guru Swasta di Surabaya yang nilainya sebesar Rp1 juta per bulan sejak Tahun 2018,” katanya.
Sarasehan diikuti oleh segenap kepala Sekolah Ma’arif se-Surabaya mulai dari TK hingga SMA sekitar 300 an lebih pengelola sekolah dan Madrasah di Surabaya.
Sementara itu, Kepala Kemenag Kota Surabaya, Pardi, memaparkan bahwa Madrasah di lingkungan Maarif tidak tertinggal dengan lembaga lain diluar Ma’arif.
“Madrasah yg mengikuti Ma’arif akan sangat berbeda dengan Madrasah diluar Ma’arif karena Ma’arif memiliki karakter sendiri yg sejak dulu didirikan sebagai benteng ajaran Aswaja di tanah Air ini,” katanya.
Dalam mengembangkan Madrasah maka pengelolanya harus memperhatikan dan mengupayakan bagaimana lembaga itu agar diminati oleh masyarakat.
Untuk meningkatkan Mutu Madrasah hendaknya berbagai ihtiar dilakukan antara peningkatan kwalitas guru, bimbingan siswa secara khusus dengan mengikutsertakan dalam berbagai lomba dan olympiade, baik yang diadakan oleh kementerian agama atau lembaga lain.
Sementara, Ketua Ma’arif Kota Surabaya HM Cholil berharap dengan adanya sarasehan ini diharapkan bsekolah Ma’arif dapat menyiapkan diri menjadi lembaga pendidikan yang Berkualitas dan Bermartabat sehingga sehingga Ma’arif akan menjadi pilihan dari warga Kota Surabaya. (*/zi)