Surabaya, radar96.com – Tokoh PW Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) NU Prof. Dr. H. Mohammad Ali Haidar, M.A., bin H Shufri, yang juga Guru Besar Unesa, dosen Pasca Sarjana UINSA, dan suami Hj Farochah (mantan Kepala LKBN ANTARA Biro Jatim), Selasa pukul 01.15 WIB, wafat.
Sang istri, Hj Farochah, mengabarkan bahwa salah seorang saksi era “reformasi” dari kalangan Nahdlatul Ulama yang kelahiran Jombang itu wafat di RS Graha Amerta RSUD dr Soetomo Surabaya. “Jenazah akan dimakamkan di pemakanan keluarga di Pondok Pesantren Balonggading, Jombang,” katanya.
Prof Ali Haidar yang juga penulis buku “Nahdatul Ualama dan Islam di Indonesia (Pendekatan Fikih dalam Politik)” itu merupakan Ketua PW RMI Jatim periode 1997-2002 yang menjadi tokoh NU di balik Munas RMI di Genggong, Probolinggo yang mempertemukan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dengan Presiden Soeharto.
Selain itu, tokoh NU di balik Forum para Kiai Langitan yang mengawal Gus Dur menjadi Presiden pada Oktober 1999 itu sangat dengan para para ulama pesantren seperti KH Abdullah Faqih (Langitan), KH Abdullah Abbas Buntet (Cirebon), KH Abdul Muchith Muzadi (Jember), dan KH Khotib Umat (Jember).
Ulama lainnya, KH Muhaimin Gunarto (Parakan Temanggung), KH Abdurrochman Chudlori (TegalrejoTegalrejo, Magelang), KH Ahmad Warson (Yogyakarta), KH Achmad Hasyim Muzadi, KH Ali Maschan Moesa, dan KH Abdulloh Schall.
Prof. Dr. H. Mohammad Ali Haidar, M.A. adalah Guru Besar Universitas Negeri Surabaya ke-44, yang dikukuhkan pada 27 Mei 2008 dengan pidatonya tentang “Pesantren, Kiai dan Pendidikan di Indonesia”. Ali Haidar juga menjadi Ketua Yayasan Unsuri (Universitas Sunan Giri) Surabaya hingga pulang ke rahmatullah. (*/my)