By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
radar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatif
  • Home
  • Nahdliyyin
  • Sospol
  • Milenial
  • Gus File
  • Warta DigitalNew
Search
MORE MENUS
  • Kultural
  • Kolom
  • Kontrahoax
  • Ekraf
  • Tasawuf Urban
  • Berita Foto
  • Gus File
  • Inforial
  • Jatim Update
  • Opini
  • Siaran Pers
  • Tentang Kami
  • Pasang Iklan di Radar96
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Susunan Redaksi
© 2024 radar96.com. All Rights Reserved.
Reading: Napak Tilas Kota Kelahiran dan Rumah Nabi Ibrahim di Babilonia
Share
Sign In
Font ResizerAa
radar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatif
Font ResizerAa
  • Home
  • Warta DigitalNew
  • Nahdliyyin
  • Milenial
  • Kontrahoax
  • Ekraf
  • Sospol
  • Inforial
  • Kolom
  • Kultural
  • Gus File
  • Tasawuf Urban
Search
  • Home
  • Warta DigitalNew
  • Nahdliyyin
  • Milenial
  • Kontrahoax
  • Ekraf
  • Sospol
  • Inforial
  • Kolom
  • Kultural
  • Gus File
  • Tasawuf Urban
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Tentang Kami
  • Pasang Iklan di Radar96
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Susunan Redaksi
© 2024 radar96.com. All Rights Reserved.
radar96.com | Berkarakter dan Edukatif > Blog > Kolom > Napak Tilas Kota Kelahiran dan Rumah Nabi Ibrahim di Babilonia
Kolom

Napak Tilas Kota Kelahiran dan Rumah Nabi Ibrahim di Babilonia

Radar96 Nusantara
Last updated: 05/06/2024 07:36
Kolom 141 Views
Share
5 Min Read
SHARE

Muhibah Khofifah di Irak [8]

Oleh Tim KIP *)

Kota Ur, Iraq 3 Juni 2024- Perjalanan muhibah Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa sampai di Kota Ur , sebuah kota di Irak tengah di cabang Sungai Eufrat, 100 km selatan Baghdad. Kota ini di Provinsi Babilonia dan terletak berdekatan dengan kota kuno Babilonia.

Di Kota itu, Nabi Ibrahim diyakini lahir pada 2000 tahun sebelum Masehi (SM). Kota itu terletak di Mesopotamia kuno, salah satu tempat lahirnya peradaban manusia. Ibnu Katsir melalui kitabnya, Bidayah wa al-Nihayah, menjelaskan, Nabi Ibrahim lahir di Babilonia yang termasuk wilayah Irak.

Dalam riwayat kitab yang sama, Nabi Ibrahim dikenal dengan nama Ibrahim bin Tarikh bin Nuhur bin Sarugh bin Raghu bin Faligh bin ‘Abir bin Syalih bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh alaihissalam.

“Babilonia pada masa itu, merupakan sebuah pusat kebudayaan dan kekuasaan di wilayah Mesopotamia yang kini menjadi bagian dari Irak,” kata Khofifah, Senin (3/6/2024).

Iklan.

Bersama rombongan, Khofifah singgah ke kota tersebut untuk bermuhasabah dan menapak tilas meneladani kisah-kisah dari nabi yang melahirkan banyak keturunan nabi dan rasul termasuk nabi Muhammad SAW.

Di Babilonia tersebut yang diyakini sebagai tempat kelahiran Nabi Ibrahim didirikan sebuah masjid. Pasalnya diyakini dalam beberapa riwayat, di sana juga merupakan rumah yang sempat ditinggali Nabi Ibrahim semasa hidupnya.

“Kelahiran Nabi Ibrahim di tengah-tengah peradaban yang maju menjadi landasan bagi peran pentingnya dalam menyebarkan ajaran tauhid. Kelahirannya di Babilonia, membuat Nabi Ibrahim harus berdakwah di dunia yang penuh dengan penyembahan berhala dan menghadapi pemimpin yang zalim,” ujar Khofifah.

Nabi Ibrahim diceritakan dalam Alquran hidup pada zaman Raja Namrud. Pada masa itu, masyarakat Mesopotamia hidup dalam masa jahiliyah, mereka banyak menciptakan patung-patung untuk disembah.

Sedangkan saat itu, Raja Namrud telah memerintah Babilonia selama 400 tahun, dan masa pemerintahannya yang panjang ini membuatnya menjadi sosok yang penuh kesombongan. Bahkan sampai-sampai ia mengklaim dirinya sebagai Tuhan.

“Saat pemerintahan Raja Namrud, Dia pernah bermimpi tentang adanya seorang anak yang akan menggulingkannya dari tahtanya, sehingga dia memerintahkan pembunuhan semua bayi laki-laki yang lahir pada saat itu,” terang Khofifah.

Namun, orang tua Nabi Ibrahim menyembunyikan putranya dalam sebuah gua untuk melindunginya dari ancaman tersebut.

Kisah Nabi Ibrahim dan Raja Namrud yang zalim ini banyak disebutkan dalam Al Quran, terutama dalam beberapa surat seperti Al-Baqarah, Al-An’am, Al-Anbiya, Asy-Syura, Ibrahim, dan Hud.

“Nabi Ibrahim dalam berdakwah adalah menghancurkan berhala-berhala masyarakat jahiliyah saat itu. Ini termasuk berhala yang dimiliki oleh Raja Namrud. Tindakan ini membuat Raja Namrud sangat marah, dan dia memerintahkan agar Nabi Ibrahim dihukum dengan cara dibakar hidup-hidup,” kata Khofifah.

Namun, dengan perlindungan Allah, Nabi Ibrahim tidak terbakar oleh api yang dinyalakan untuk membakarnya selama 40 hari. Dalam Alquran Surat Al Anbiya ayat 69, Allah berfirman: Kami (Allah) berfirman, “Wahai api! Jadilah kamu dingin, dan penyelamat bagi Ibrahim!”

“Meskipun Nabi Ibrahim mengalami pembakaran selama 40 hari, keajaiban terjadi saat ia sama sekali tidak mengalami luka bakar. Ini adalah bukti nyata atas pertolongan Allah yang luar biasa, yang memperlihatkan kuasa-Nya yang tak terbatas. Bahkan, dalam momen tersebut, banyak hewan juga turut membantu memadamkan api yang mengelilingi Nabi Ibrahim,” urai Khofifah.

Setelah api berhasil dipadamkan, kaum Kaldan yang sebelumnya sombong dan menganggap diri mereka kuat, akhirnya tertunduk malu. Mereka harus menerima kekalahan yang begitu telak. Meskipun mereka telah mencoba membakar Nabi Ibrahim selama 40 puluh hari, nyatanya mereka tidak mampu menyakiti atau mengalahkannya.

Meskipun telah menyaksikan mukjizat ini secara langsung, hanya sedikit orang yang mengakui kebenaran dan kebesaran Tuhan yang diyakini oleh Nabi Ibrahim. Raja Namrud dan para pengikut setianya tetap sombong dan menolak untuk menerima ajaran yang benar.

Perdebatan antara Nabi Ibrahim dan Raja Namrud juga terjadi ketika Nabi Ibrahim dan rakyat Babilonia datang ke istana untuk meminta makanan dari Raja Namrud. Meskipun dalam perdebatan itu Raja Namrud kalah, Nabi Ibrahim pulang dengan tangan hampa. Namun, Allah memberinya rezeki yang lebih baik dan berlimpah.

Raja Namrud akhirnya mendapatkan azab dari Allah, termasuk serangan pasukan lalat atau nyamuk yang menyebabkan penderitaan bagi dirinya dan pengikutnya. Ini adalah contoh yang sangat kuat tentang bagaimana Allah SWT melindungi para nabi-Nya dan menghukum orang-orang yang zalim.
 
“Semoga kita bisa meneladani keberanian Nabi Ibrahim dalam memerangi kemunkaran. Ketaqwaan dan keimanan Nabi Ibrahim menjadi nyala api yang membuat nya berani untuk memerangi yang bathil dan berjalan membela agama Allah,” pungkas Khofifah.

*Tim KIP (Khofifah Indar Parawansa)

Iklan.

You Might Also Like

Dampak Game Bagi Anak dan Peran Orang Tua

Keutamaan Bercocok Tanam dan Bertani

Masih Relevankah Kita Bicara Oksidentalisme vis a vis Orientalisme?

Senyampang Hidup masih Koma, dan belum Titik, Mari terus Berusaha…!

Postulat Kualitas Pendidikan Tinggi Islam

Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print
Previous Article Implementasikan OPOP, Dinas Koperasi dan UKM Propinsi Kalsel Serahkan Badan Hukum Kopontren
Next Article Program Kampus Merdeka, Mahasiswa UINSA Surabaya Magang di Masjid Nasional Al Akbar

Advertisement

Iklan.

Iklan.

Berita Terbaru

Ego Tinggi dan Tak Kuat Godaan saat Sukses, Penyebab Gagal Berkarier
Sospol
Unusa dan BAZNAS Surabaya Jalin Kerja Sama Beasiswa Pendidikan
Sospol
Unusa Ajak Gabung Peneliti Asing untuk Program Postdoctoral
Sospol
LP Maarif NU Jatim Lakukan Reaktualisasi Pembelajaran Aswaja dengan STEIM
Nahdliyyin

You Might also Like

Kolom

Merancang Nidhomiyah ISNU 2025-2029

20/11/2024
Kolom

Makna Hari Santri Bagi Generasi Z: Menempa Mental dan Karakter Diri

30/10/2024
Kolom

Gus Dur Mungkin Telah Mengecewakan Kita

29/09/2024
Kolom

What’s My Name?

15/09/2024
radar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatif
Follow US
© 2024 radar96.com. All Rights Reserved.
  • Tentang Kami
  • Pasang Iklan di Radar96
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Susunan Redaksi
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?