By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
radar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatif
  • Home
  • Nahdliyyin
  • Sospol
  • Milenial
  • Gus File
  • Warta DigitalNew
Search
MORE MENUS
  • Kultural
  • Kolom
  • Kontrahoax
  • Ekraf
  • Tasawuf Urban
  • Berita Foto
  • Gus File
  • Inforial
  • Jatim Update
  • Opini
  • Siaran Pers
  • Tentang Kami
  • Pasang Iklan di Radar96
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Susunan Redaksi
© 2024 radar96.com. All Rights Reserved.
Reading: Pendiri PMII KH Moensif Nahrowi Minta PMII Tidak Independen dari NU
Share
Sign In
Font ResizerAa
radar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatif
Font ResizerAa
  • Home
  • Warta DigitalNew
  • Nahdliyyin
  • Milenial
  • Kontrahoax
  • Ekraf
  • Sospol
  • Inforial
  • Kolom
  • Kultural
  • Gus File
  • Tasawuf Urban
Search
  • Home
  • Warta DigitalNew
  • Nahdliyyin
  • Milenial
  • Kontrahoax
  • Ekraf
  • Sospol
  • Inforial
  • Kolom
  • Kultural
  • Gus File
  • Tasawuf Urban
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Tentang Kami
  • Pasang Iklan di Radar96
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Susunan Redaksi
© 2024 radar96.com. All Rights Reserved.
radar96.com | Berkarakter dan Edukatif > Blog > Nahdliyyin > Pendiri PMII KH Moensif Nahrowi Minta PMII Tidak Independen dari NU
Nahdliyyin

Pendiri PMII KH Moensif Nahrowi Minta PMII Tidak Independen dari NU

Radar96 Nusantara
Last updated: 05/09/2024 20:50
Nahdliyyin 55 Views
Share
4 Min Read
SHARE

Surabaya, radar96.com – Salah seorang pendiri/muassis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) KH. Moensif Nahrowi meminta agar PMII tidak independen dari Nahdlatul Ulama (NU).

“Independensi PMII tahun 1972 hanyalah taktis saja,” katanya saat menghadiri pelantikan PMII Komisariat UINSA di Hall Auditorium UIN Sunan Ampel Surabaya, Kamis (5/9) malam.

KH. Moensif Nahrowi menjelaskan PMII didirikan oleh sejumlah pemuda dan mahasiswa yang berlatar Nahdlatul Ulama, diantaranya M. Chalid Mawardi (Jakarta), M. Said Budairy (Jakarta), Hilman Badrudinsyah (Bandung), Ismail Maky (Yogyakarta), Nuril Huda (Surakarta), Laily Mansur (Surakarta), Abdul Wahab Jaelani (Semarang), Hisbullah Huda (Surabaya), M. Calid Narbuko (Malang), serta beberapa nama lain, termasuk dirinya dari Yogyakarta.

Mereka bersidang di salah satu ruangan di Taman Pendidikan Khodijah (Sebuah yayasan pendidikan milik Muslimat NU di Wonokromo, Surabaya) yang kemudian mendeklarasikan organisasi tersebut pada 17 April 1960, sebagai wadah perjuangan mahasiswa Nahdlatul Ulama.

Pada acara yang dihadiri sesepuh dan alumni PMII IAINSA/UINSA, para dosen dan pimpinan serta para pengurus yang dilantik, dan para kader PMII UINSA, Kiai Munsif bercerita bahwa di era yang sudah berubah ini, pola pengkaderan PMII juga harusnya mempertimbangkan perubahan zaman.

Iklan.

“Namun demikian, ada yang tidak boleh berubah yaitu terkait dengan pola hubungan antara PMII dengan Nahdlatul Ulama pada setiap level tingkatan kepengurusan. Maknanya, PMII tidak boleh independen dengan NU,” kata Kiai yang sekarang tinggal di Singosari Malang ini.

Ia menjelaskan bahwa pada tahun 1991 ada Kongres PMII di Murnajati Malang yang memutuskan bahwa PMII Independen dengan NU. Saat itu, situasi politik nasional di era kepemimpinan Presiden Soeharto memprioritaskan aspek stabilitas. Salah satu dampaknya adalah pihak-pihak yang dirasa mengganggu stabilitas perlu diupayakan langkah langkah untuk menjaga stabilitas demi pembangunan nasional, tapi jika ada pihak yang kritis maka dianggap oposisi.

Ia menyampaikan bahwa sebenarnya langkah yang dipilih untuk bersikap independen itu hanyalah siyasah atau strategi taktis saja. Artinya manakala ada hal-hal lain yang diluar kendali, atau jika sampai pada NU dibubarkan oleh pemerintah, maka secara legal organisatoris PMII tidak ikut bubar.

Namun, sayangnya semangat itu nampaknya terbawa secara mendalam hingga hari ini, sehingga nampak PMII secara organisasi terasa benar-benar independen dan tidak boleh terkooptasi oleh Nahdlatu Ulama.

Dengan memakai jas almamater PMII, senior berusia 80-an itu menyampaikan cerita masa lalu serta asa yang diharapkan terhadap kepemimpinan PMII saat ini. Ia berharap dapat bertemu dengan Ketua Umum PB PMII yang baru terpilih untuk bisa mengemukakan gagasan dan masukan pemikiran, untuk mengembalikan hubungan PMII dengan NU.

Sebagai informasi saja bahwa Muktamar NU tahun 2015 di Jombang telah memutuskan dan menegaskan bahwa PMII adalah badan otonom NU. Untuk selanjutnya memberikan kesempatan kepada PMII melalui Kongres untuk memutuskan status Banom ini secara legal formal. Tetapi nampaknya dari Kongres PMII pasca tahun 2015 itu, hal itu masih belum ada keputusan formal untuk mau menerima tawaran ‘kembali’ secara formal ke orang tua (NU).

Acara pelantikan dan pengukuhan itu dihadiri Prof. Dr. HM. Ridlwan Nasir, MA, dan Prof. Dr. KH. Ali Mashan Moesa, M.Si, serta Wakil Rektor III Prof. Dr, Abdul Muhid, M.SI, Dr. M Syaeful Bahar, Dr. Ali Mustofa, Dr. Koirul Umami, Dr. Yusuf Amrozi, dan Dr. Ilyas Rolis. (*/ysfa)

Iklan.

You Might Also Like

Dari Pesantren ke Panggung Kebudayaan: Representasi NU Warnai Presidium Dewan Kesenian Jawa Timur

LP Maarif NU Jatim Lakukan Reaktualisasi Pembelajaran Aswaja dengan STEIM

Majelis Alumni IPNU Gelar Munas Perdana di Bondowoso

ISNU Jatim Bagikan Daging Kurban dan Santuni Anak Yatim

Hari ini Penyembelihan Hewan Kurban di PWNU Jatim

Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print
Previous Article Mahasiswa KKN UMK Bantu Tingkatkan Kemampuan Pembukuan dan Pemasaran Digital UKM di Desa Surodadi
Next Article Sejarah Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW & Sejarah Diba’an dan Barzanzian

Advertisement

Iklan.

Iklan.

Berita Terbaru

Dari Pesantren ke Panggung Kebudayaan: Representasi NU Warnai Presidium Dewan Kesenian Jawa Timur
Nahdliyyin
“Genzi Night Spectacular” di Masjid Al-Akbar Refleksikan Pentingnya Jaga Mental
Milenial
Tugas Berat Sopir Mengantar Kyai : Etika, Khidmah, Tanggung Jawab dan Keselamatan
Kolom
Ego Tinggi dan Tak Kuat Godaan saat Sukses, Penyebab Gagal Berkarier
Sospol

You Might also Like

Nahdliyyin

PWNU Jatim Terima 10 Sapi Kurban dari Megawati-Khofifah-Parpol

05/06/2025
Nahdliyyin

IPNU Jatim Siap Kolaborasi “Cerdas Digital” dengan Diskominfo Jatim

03/06/2025
Nahdliyyin

Jelang penerimaan siswa baru, Kepala SD/MI Ma’arif se-Surabaya ziarah wali 8 dan sowan kyai

02/06/2025
Nahdliyyin

PWNU Jatim Fasilitasi 573 Siswa NU Ikuti Tes Beasiswa Masuk Perguruan Tinggi

31/05/2025
radar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatif
Follow US
© 2024 radar96.com. All Rights Reserved.
  • Tentang Kami
  • Pasang Iklan di Radar96
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Susunan Redaksi
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?