Surabaya, radar96.com – Sekolah Pasca Sarjana (SPS) Universitas Airlangga (Unair), mengadakan Pagelaran Wayang semalam suntuk, Sabtu malam, dengan mengangkat Lakon Banjaran Hadratussyaikh KHM. Hasyim Asy’ari, karena itu disebut juga sebagai Wayang Kiai yang dilaksanakan untuk menyambut Dies Natalis ke-70 Unair dan Hari Santri 2024.
Dalam sambutan pengantar untuk “Wayang Kiai” yang menampilkan Dalang Kondang Ki Cahyo Kuntadi, Sinden Nyi Suksesi Rahayu dan Bintang Tamu Ki Sukron Suwondo itu, Direktur SP Unair, Prof. Dr. Badri Munir Sukoco mengatakan pihaknya mengadakan ‘Wayang Kiai’ dengan menggandeng PWNU Jawa Timur, sekaigus untuk memperingati Hari Santri 2024.
“Lakon dan tema yang diangkat sangat spesial, yakni Fatwa dan Resolusi Jihad dalam Perang Rakyat Semesta di Surabaya, 10 November 1945. Pagelaran wayang ini akan seru, karena kisah heroik resolusi jihad dan pertempuran Surabaya ini akan dibawakan oleh Ki Dalang Cahyo Kuntadi yang terkenal dengan aksinya,” kata Prof Badri.
Pada siang hari menjelang “Wayangan” itu, Unair mengadakan Sarasehan Kebangsaan dengan tema Reaktualisasi Spirit Resolusi Jihad bagi Generasi di Ruang Kuliah Internasional SPS Unair (2/11). Kegiatan ini memang merupakan kolaborasi antara Universitas Airlangga melalui Sekolah Pascasarjana dengan PWNU Jawa Timur.
“Hadir pada kegiatan ini Rektor Universitas Airlangga Prof. Mohammad Nasih, serta sejumlah narasumber yaitu Guru besar FEB Unair Prof. Bambang Tjahyadi, Guru besar FEBI UIN KHAS Jember Prof. Babun Suharto, serta Tokoh Gen Z Gus Yusuf Adnan yang juga putra ketua PWNU Jatim Kiai Kikin Abdul Hakim Mahfudz,” katanya.
Dalam sarasehan untuk berpartisipasi pada Sarasehan Kebangsaan dengan PWNU Jawa Timur itu, Rektor Unair Prof. Nasih menyambut baik kegiatan ini. “Konsep ketuhanan dapat dibreakdown dalam aspek budaya atau konteks lokal wisdom hingga misalnya dalam konteks nasionalisme,” katanya.
Catatan kedua dalam konteks resolusi jihad ini adalah bagaimana konsep mencintai suatu negeri adalah fardlu ‘ain. Unair adalah bagian dari entitas kebangsaan, yang diantara komponen bangsa itu ada Nahdlatul Ulama. Acara cukup gayeng karena sarasehan ini dipandu oleh Wadir III SPS Unair yang juga pengurus PWNU Jawa Timur Prof. Suparto Wijoyo
Oleh karena itu, perjuangan yang diinisiasi oleh alim ulama dan para pejuang pendahulu belum selesai. Dengan demikian semangat para pejuang yang penuh dengan value melalui fleksibilitas dan kreativitas tersebut perlu dilanjutkan atau dikembangkan, misalnya Gen Z harus merdeka, dari malas beribadah menjadi beramal aktivitas positif.
Sementara itu, Prof. Babun dari UIN Jember menilai setidaknya ada empat hal yang harus menjadi konsen generasi Z, yaitu kemampuan berfikir kritis, kreatif dan inovatif, kuasai komunikasi dan bahasa internasional, serta kemampuan kolaborasi yang baik.
Sebagai alumni S3 FEB Unair Prof. Babun juga mengutarakan pengalamannya mulai dari staf tata usaha hingga menjadi PNS dosen. Mulai dari dosen biasa hingga menjadi profesor serta Ketua STAIN, Rektor IAIN 2 periode, serta Rektor UIN Jember. Itu juga tidak lepas dari aktivitas sosial di GP Ansor dari ranting/desa hingga wilayah/provinsi.
Prof. Bambang Tjahyadi memaparkan relasi dengan pagelaran wayang yang akan diadakan, serta tinjauan dari aspek sosiologis dan budaya. Hasil sarasehan akan disampaikan kepada para pihak yang berkepentingan untuk kemajuan bangsa. (*/fpnu)