Jakarta (Radar96.com) – Rais ‘Aam Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftahul Akhyar, meminta Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) menggerakkan ekonomi kaum nahdliyin melalui berbagai aktivitas bisnis berbasis warga NU.
Hal itu disampaikan Rais ‘Aam PBNU saat menerima kunjungan Ketua Umum DPP HPN, Ir Abdul Kholik di Jakarta, Rabu (23/2) malam, yang melaporkan rencana Konferensi Nasional (Konfernas) HPN di Yogyakarta pada 23-24 Juli 2022, serta melaporkan program HPN, positioning dan sinergi antar-Nahdliyin.
Kiai Miftah menekankan aksi nyata dalam menentukan program ekonomi/bisnis dan tidak hanya menumpuk dokumen nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) tanpa ada realisasi yang bisa langsung dirasakan kelompok Usaha Kecil Menengah (UKM) warga NU di bawah.
“Rancang dan rumuskan segera, koordinasikan dan laporkan ke Ketua Umum PBNU karena kebijakan ekonomi sedang disusun oleh jajaran pengurus tanfidziyah. PBNU akan merumuskan program ekonomi,” jelasnya.
Sebelumnya, Abdul Kholik melaporkan kepada Rais ‘Aam bahwa HPN memang tidak ada kaitan legal dengan NU, namun HPN memiliki kaitan legal dengan para kiai yang membentuk HPN sebagai asosiasi para pengusaha penerus gerakan Nahdlatut Tujjar yang digagas KH Wahab Chasbullah pada 1918.
Para masyayikh dan syuriyah PBNU yang mendirikan HPN, diantaranya Almarhum KH Sahal Mahfudz, KH Mustofa Bisri, KH Said Aqil Siroj, KH As’ad Said Ali dan KH Agoes Ali Masyhuri. Hingga kini, HPN berkembang cukup menggembirakan di 28 provinsi dan 150 Kabupaten/Kota dengan sekitar 2 juta anggota pengusaha di Indonesia.
“Kami laporkan juga tentang ukhuwah dan transaksi bisnis antar anggota HPN yang sudah mulai terjalin. Transaksi antar-nahdliyyin sudah mulai jalan, bisnis sesama HPN, dulunya beli ke orang lain, tapi sekarang beli ke saudara sendiri,” katanya.
Founder dan CEO Azet Surya, salah satu perusahaan energi Solar Cell pertama di Indonesia itu, menjelaskan program HPN kedepan adalah program digital end to end agar pengusaha HPN menjadi terdepan di teknologi digital, diantaranya program kemitraan pembangunan infrastruktur internet cepat.
” Rais ‘Aam sangat mengapresiasi, bahkan beliau juga merekomendasikan santri asal Probolinggo untuk program digital HPN kedepan, Gus Tajul, sehingga terjalin koneksi antarsesama. Beliau juga berharap kedepan bergerak ke peluang ekternal agar HPN bisa tarung di kancah bisnis global,” katanya.
Terkait Konfernas itu, Kholik melaporkan mundurnya Konfernas yang semula dijadwalkan 22 Februari karena tingginya kembali kasus covid-19, termasuk Yogyakarta yang akan menjadi lokasi Konfernas.
Kepada Kholik, Rais ‘Aam PBNU memaklumi pengunduran karena alasan Covid19 tersebut juga dialami Muktamar NU juga diundur satu tahun demi keselamatan bersama.
Rais ‘Aam mengingatkan HPN sebagai organisasi pengusaha untuk tidak terlalu tajam dalam persaingan di Konferensi sebagaimana terjadi di dunia politik, dan hendaknya mendahulukan membangun silaturahmi. “Yang penting sinergi bisnis karena HPN bukan ogranisasi politik, jadi jangan terlalu panjang, ada silaturahmi bisnis,” katanya. (*/pna)



