By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
radar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatif
  • Home
  • Nahdliyyin
  • Sospol
  • Milenial
  • Gus File
  • Warta DigitalNew
Search
MORE MENUS
  • Kultural
  • Kolom
  • Kontrahoax
  • Ekraf
  • Tasawuf Urban
  • Berita Foto
  • Gus File
  • Inforial
  • Jatim Update
  • Opini
  • Siaran Pers
  • Tentang Kami
  • Pasang Iklan di Radar96
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Susunan Redaksi
© 2024 radar96.com. All Rights Reserved.
Reading: Teladan Mbah KH Maimoen Zubair
Share
Sign In
Font ResizerAa
radar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatif
Font ResizerAa
  • Home
  • Warta DigitalNew
  • Nahdliyyin
  • Milenial
  • Kontrahoax
  • Ekraf
  • Sospol
  • Inforial
  • Kolom
  • Kultural
  • Gus File
  • Tasawuf Urban
Search
  • Home
  • Warta DigitalNew
  • Nahdliyyin
  • Milenial
  • Kontrahoax
  • Ekraf
  • Sospol
  • Inforial
  • Kolom
  • Kultural
  • Gus File
  • Tasawuf Urban
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Tentang Kami
  • Pasang Iklan di Radar96
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Susunan Redaksi
© 2024 radar96.com. All Rights Reserved.
radar96.com | Berkarakter dan Edukatif > Blog > Kultural > Teladan Mbah KH Maimoen Zubair
Kultural

Teladan Mbah KH Maimoen Zubair

01/07/2022
KH Maimoen Zubair (*/NUO)
SHARE

Oleh Ismael Amin Kholil *)

Sudah 3 tahun Syaikhina Maimoen Zubair wafat (6/8/2019), namun nama beliau masih harum dan dikenang sampai saat ini. Makam beliau di pemakaman Ma’la Makkah masih ramai diziarahi, dan putra-putra bahkan cucu-cucu beliau sukses menjadi para ahlul ilmi yang menyambung dakwah dan perjuangan beliau sampai detik ini.

Berbicara tentang Mbah Moen, tentunya kita akan berbicara tentang lautan ilmu, kebaikan dan keteladanan yang tak ada batasnya. Namun dalam haul beliau yang ke-3 ini, saya berusaha merangkum sifat-sifat dan budi pekerti mulia beliau (baik yang saya ketahui sendiri atau yang saya dengar dari para santri beliau lainnya) agar bisa kita teladani dan kita terapkan dalam kehidupan kita.

Iklan.

Berikut setetes dari lautan sifat mulia Syaikhina Maimoen yang bisa saya tuliskan :

  1. Sosok pemersatu umat.
    Di zaman sekarang ini jarang sekali ada sosok yang bisa dicintai oleh ummat Islam dari berbagai lapisan dan kalangan. Salah satunya adalah Mbah Moen. Beliau adalah sosok pemersatu yang dicintai dan diterima oleh berbagai golongan, tak peduli apapun organisasinya. Semua respek dan menaruh hormat kepada beliau. Bahkan ketika beliau wafat, diantara karangan-karangan bunga – yang dijejerkan hingga mencapai 1 km lebih – ada karangan bunga kiriman para tokoh dari agama lain
  2. Memasyarakatkan ngaji kitab dan ilmu agama.
    Yang sering beliau pesankan kepada para santrinya adalah ngaji, ngaji dan ngaji. Dan, itu yang beliau contohkan kepada para santrinya semasa hidupnya. Datang dari perjalanan jauh sekalipun, beliau tetap tidak meninggalkan mengaji bersama para santrinya, padahal usia beliau sudah lebih dari 80 tahun. Beliau pernah berpesan :

“Senajan sitik jama’ahe, sing penting istiqomah. Kudu tetep ono ngaji senajan sedekok”
“Ngaji iku thoriqoh sing cetho agawe gampange melebu suwargo”.

Iklan.

Kanjeng Nabi dawuh:

‎من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله له طريقا إلى الجنة

“Ora ono syarat kudu paham. Cukup kapan jangkah metu omah niate kerono ngaji, dijamin gampange suwargo deneng pengeran”.

“Ngaji adalah jalan yang jelas untuk menuju surga. Seperti sabda Rosululloh, yang artinya barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)

Dalam hadist itu tidak ada syarat harus paham. Cukup dengan keluar dari kediaman dengan niat menuntut ilmu, maka dia mendapatkan jaminan dari Allah berupa dimudahkan baginya jalan menuju surga.

  1. Mencintai para Habaib.
    Untuk sifat beliau yang satu ini sudah tidak perlu diragukan lagi, termasuk kebiasaan beliau, siapapun Habaib yang beliau temui pasti beliau beri uang. Meskipun itu adalah santri beliau sendiri. Habib Sholeh Alattas bercerita pernah mendapat uang “segenggam” dari Mbah Moen. Habib Sholeh yang pernah mondok lama di Al-Anwar Sarang menolak. Beliau berkata :

“Jangan Yai.. ini terlalu banyak”.

Tapi Mbah Moen justru bertanya : “Habib mau buat saya senang nggak ?”.

Akhirnya Habib Sholeh tidak bisa menolak dan berkata apa-apa lagi.

  1. Selalu menebar manfaat dan kebaikan kepada siapapun.
    Mas Abdul Adhim bercerita : dulu setiap ada santri pamit pulang ke Mbah Moen untuk mengambil uang kiriman, pasti beliau tanya berapa kirimannya dalam sebulan ? Langsung beliau cukupi agar santri itu fokus ngaji dan tidak pulang. juga banyak tempat-tempat umum yang beliau bangun, termasuk membangun bendungan di daerah sekitar selatan Sarang untuk mengairi sawah masyarakat.

Dan masih banyak akhlak dan budi pekerti beliau lainnya. Selain itu, Mbah Moen juga terkenal sebagai sosok wali yang kasyaf (bisa membaca isi hati orang). Saya punya beberapa pengalaman terkait keistimewaan beliau ini. Dulu, sebelum berangkat ke mondok ke Tarim, belum saya utarakan niat dibalik sowan saya, Mbah Yai sudah bertanya :

“Ismael mau kemana ?”
“Mau ke Yaman Yai”
“Alllah Yubarik Fil Yaman, Al-Ilmu Yamani wal hikmatu Yamaniah”, beliau menimpali.

Ketika pertama kali sowan setelah pulang dari Tarim, beliau tiba-tiba berpesan :
“Pondok iku salaf utowo umum, iku endi sing digampangno gusti Allah”.

التيسير علامة الرضا

“Perkara yang digampangkan jalannya oleh Allah, itu Alamat bahwa Allah ridho”

Sebelum bulan puasa kemarin, saya sudah membuat rencana untuk membuka pondok pesantren putri formal. Namun pendaftar hanya 2 orang saja, sekarang setelah saya ubah menjadi pondok Salaf dan Tahfidz, dengan menggabungkan metode Pesantren Nusantara-Tarim Hadhramaut. Alhamdulillah, pondok putri di rumah sudah memiliki 50 + santriwati dari berbagai penjuru Indonesia. Setelah sekian lama akhirnya saya baru paham maksud dari dawuh Mbah Moen itu.

Salah satu santri beliau, Habib Mikail Hud dari Malang pernah bercerita :
Dulu, waktu pertama kali ana mondok di Sarang, waktu itu Mbah Moen sakit. Akhirnya terbesit dalam hati ketika duduk bersama beliau : “Ya Allah, saya baru mondok, masak Mbah Moen sudah mau wafat”.
Tiba-tiba beliau tertawa dan menepuk pundak ana. Lalu berkata : “Bib.. saya masih lama sama antum”.
Setahun sebelum beliau wafat, Mbah Moen sering berkata kepada Habib Mikail : “Bib.. Sudah mentok wes Bib.. umur saya sudah mentok, sudah ada diatas kepala”.

Untuk mengenang beliau di haul ke-3 ini, Allahummaghfir lahu war khamhu wa ‘afihi wa’fu ‘anhu untuk Syaikhina Maimoen… (*)

Sumber:
*) Penulis Ismael Amin Kholil adalah salah satu santri KH Maimoen Zubair yang selepas dari mondok di Tarim, Yaman, mendirikan pesantren sesuai saran Mbah Maimoen
*) Ditulis saat berlangsungnya ibadah haji di Makkah, 30 Juni 2022, sebagai tulisan dalam rangka Haul ke-3 Syaikhina Maimoen Zubair
*) Tulisan dikutip dari WA Grup Ngaji Kebangsaan ‘Ala NU.

Iklan.

You Might Also Like

Kitab berusia 300 tahun Lengkapi “display” Al-Qur’an klasik di Masjid Al Akbar
Rais Aam PBNU resmikan Ma’had Aly Sunan Bejagung Tuban
Kitab karya Kiai Kediri dibajak di Lebanon
DPD RI: Pesantren adalah “prototipe” dari “Civil Society”
Imam Masjid Nasional Al Akbar Surabaya ungkap kedahsyatan dzikir “Allah” dan “Alhamdulillah”
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Copy Link Print
Previous Article Hari Bhayangkara Ke-76, Gubernur Khofifah: Kepolisian berperan penting wujudkan ‘Optimis Jatim Bangkit’
Next Article Gubernur Khofifah: Jatim perangi Hoaks dengan Komite Komunikasi Digital

Advertisement

Iklan.

Iklan.

Berita Terbaru

Ratusan Marbot se-Jatim Ikuti “Marbot Soccer League” di ASC Masjid Al-Akbar
Sospol
Kerja Sama LPDP dan PTNU, Tonggak Penting Peningkatan SDM Bangsa
Nahdliyyin
STAI Masjid Al-Akbar Surabaya Minta 82 Lulusan Perkuat Reputasi Akademik
Sospol
150-an Jamaah Masjid Al-Akbar Ikuti Donor Darah DMI Jatim
Sospol

You Might also Like

Kultural

Pesantren Nurul Jadid Paiton-Probolinggo miliki marketplace BELANJ

15/03/2021
Kultural

Selasa (21/12), Simposium Nasional “Membumikan Turots Ulama Nusantara” semarakkan Muktamar NU

22/12/2021
Kultural

Shalawat Nariyah, Tuduhan Syirik, dan Ilmu Sharaf Dasar

23/11/2023
Kultural

KH Masduqi Ali Babakan, ahli mantiq yang tegas

02/10/2022
radar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatif
Follow US
© 2024 radar96.com. All Rights Reserved.
  • Tentang Kami
  • Pasang Iklan di Radar96
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Susunan Redaksi
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?