“Megengan” (dalam bahasa Jawa) artinya menahan. “Megengan” adalah salah satu adat muslim Jawa untuk mengekspresikan kegembiraan dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.
“Megengan” dilaksanakan pada bulan Sya’ban, yang dalam kalender Jawa Islam disebut bulan Ruwah (adaptasi dari kata Arwah), maksudnya mengingatkan kita agar kita selalu mendoakan arwah leluhur, yang merupakan bagian penting dari “megengan” ini yang dilaksanakan pada bulan tersebut.
Ekspresi kegembiraan menyambut datangnya bulan Ramadhan dalam “Megengan” ini diwujudkan dengan ziarah makam, mendoakan keluarga, saudara atau leluhur yang sudah wafat, mengunjungi saudara dan keluarga yang masih hidup, bersedekah dan sebagainya.
Disebut “megengan” untuk memberikan kabar gembira akan datangnya bulan suci Ramadhan yang kita harus menahan diri dari makan, minum dan pembatal-pembatal puasa lainnya, serta menunaikan zakat fitrah, membaca Al Qur’an, shalat Tarawih, bersedekah dan sebagainya pada bulan Ramadhan tersebut.
Riwayat berikut ini menginfomasikan kepada kita bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam mengekspresikan kegembiraannya kepada para sahabat dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan :
وَقَدْ كَانَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُبَشِّرُ أَصْحَابَهُ بِقُدُوْمِ رَمَضَانَ كَمَا أَخْرَجَهُ الإِمَامُ أَحْمَدُ وَالنَّسَائِيُّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ وَلَفْظُهُ لَهُ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُبَشِّرُ أَصْحَابَهُ بِقُدُوْمِ رَمَضَانَ بِقَوْلِ قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ كُتِبَ عَلَيْكُمْ صِيَامُهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حَرُمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حَرُمَ الخَيْرَ الكَثِيْرَ
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam memberikan kabar gembira kepada para sahabat atas kedatangan bulan Ramadhan sebagaimana riwayat Ahmad dan An-Nasai dari Abu Hurairah. Ia menceritakan bahwa Rasulullah memberikan kabar gembira atas kedatangan bulan Ramadhan dengan sabdanya, ‘Bulan Ramadhan telah mendatangi kalian, sebuah bulan penuh berkah di mana kalian diwajibkan berpuasa di dalamnya, sebuah bulan di mana pintu langit dibuka, pintu neraka Jahim ditutup, setan-setan diikat, dan sebuah bulan di mana di dalamnya terdapat malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Siapa saja yang luput dari kebaikannya, maka ia telah luput dari kebaikan yang banyak,’” (Az-Zarqani, Syarah Az-Zarqani alal Mawahibil Ladunniyah bil Minahil Muhammadiyyah, [11/ 222).
Menurut sebagian ulama, hadits ini menjadi dasar hukum bagi umat Islam yang mengekspresikan kegembiraan perihal kedatangan bulan suci Ramadhan. Hadits ini juga membuktikan bahwa satu sama lain boleh bergembira atas kedatangan bulan Ramadhan dan mereka dapat memberikan kabar gembira kepada yang lain.
قال بعض العلماء هذا الحديث أصل في تهنئة الناس بعضهم بعضا بشهر رمضان
Sebagian ulama berpendapat bahwa hadits ini menjadi dasar atas praktik penyambutan yang dilakukan seseorang terhadap orang lain atas kedatangan bulan Ramadhan,” (Lihat Az-Zarqani, Syarah Az-Zarqani alal Mawahibil Ladunniyah bil Minahil Muhammadiyyah). (*/isnu)
Sumber:
*) Dafid Fuadi
(Dewan Ahli PC ISNU Kabupaten Kediri)
*)
https://isnukabkediri.org/makna-megengan/