By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
radar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatif
  • Home
  • Nahdliyyin
  • Sospol
  • Milenial
  • Gus File
  • Warta DigitalNew
Search
MORE MENUS
  • Kultural
  • Kolom
  • Kontrahoax
  • Ekraf
  • Tasawuf Urban
  • Berita Foto
  • Gus File
  • Inforial
  • Jatim Update
  • Opini
  • Siaran Pers
  • Tentang Kami
  • Pasang Iklan di Radar96
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Susunan Redaksi
© 2024 radar96.com. All Rights Reserved.
Reading: NU Tulen
Share
Sign In
Font ResizerAa
radar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatif
Font ResizerAa
  • Home
  • Warta DigitalNew
  • Nahdliyyin
  • Milenial
  • Kontrahoax
  • Ekraf
  • Sospol
  • Inforial
  • Kolom
  • Kultural
  • Gus File
  • Tasawuf Urban
Search
  • Home
  • Warta DigitalNew
  • Nahdliyyin
  • Milenial
  • Kontrahoax
  • Ekraf
  • Sospol
  • Inforial
  • Kolom
  • Kultural
  • Gus File
  • Tasawuf Urban
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Tentang Kami
  • Pasang Iklan di Radar96
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Susunan Redaksi
© 2024 radar96.com. All Rights Reserved.
radar96.com | Berkarakter dan Edukatif > Blog > Kolom > NU Tulen
Kolom

NU Tulen

25/05/2023
SHARE

Oleh Moch Eksan *)

Di berbagai group medsos NU, banyak muncul aspirasi dari bawah, agar partai dan calon presiden mengambil NU tulen sebagai pasangannya. Aspirasi warga NU bentuk respons terhadap pencalonan Erick Thohir yang diendorse oleh sejumlah tokoh NU untuk mendampingi Ganjar Pranowo.

Bahkan, aktivis yang tergabung dalam Nusa Bangsa Indonesia (NBI) sowan ke PWNU di Jalan Masjid Al-Akbar Timur No. 9, Gayungan, Kota Surabaya, Jawa Timur. Mereka menyampaikan aspirasi warga nahdliyyin mengusulkan capres atau cawapres yang NU asli, bukan NU naturalisasi.

Iklan.

Lepas dari benar atau salah alamat, penyampaian aspirasi di kantor NU, yang mesti ditangkap semangat warga NU di level bawah untuk memiliki pemimpin nasional dari kader tulen layaknya Gus Dur, Hamzah Haz, Jusuf Kalla dan Kiai Ma’ruf Amien. Mereka para tokoh NU yang berhasil menjadi presiden atau wakil presiden yang berasal dari para aktivis NU sedari bawah sampai posisi top di jam’iyah.

NU tulen itu artinya kader NU yang sejati dan asli. Mereka yang memiliki paham keagamaan ala minhaj Nahdlatil Ulama, dan mengikuti amaliah nahdliyyah serta berpedoman pada sikap kemasyarakatan berdasarkan Khittah NU 1926.

Sikap kemasyarakatan NU tersebut bercirikan empat hal berikut.

Pertama, sikap tawasuth dan i’tidal. Sikap ini merupakan sikap tengah yang berintikan pada prinsip hidup yang menjunjung tinggi keharusan berlaku adil dan lurus di tengah kehidupan beragama. Nahdlatul Ulama dengan sikap dasar ini akan selalu menjadi kelompok panutan yang bersikap dan bertindak lurus dan selalu bersifat membangun serta menghindari segala bentuk pendekatan yang bersifat tatharuf (ekstrem).

Kedua, sikap Tasamuh. Sikap ini merupakan sikap toleran terhadap peradaban pandangan baik dalam masalah keagamaan, terutama hal-hal yang bersifat furu’ atau menjadi masalah khilafiyah; serta dalam masalah kemasyarakatan dan kebudayaan.

Ketiga, sikap Tawazun. Sikap ini merupakan sikap seimbang dalam berkhidmat. Menyerasikan khidmat kepada Allah, khidmat kepada sesama manusia serta kepada lingkungan hidupnya. Menyelaraskan kepentingan masa lalu, masa kini dan masa mendatang.

Keempat, sikap Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Sikap ini merupakan sikap selalu memiliki kepekaan untuk mendorong perbuatan yang baik, berguna dan bermanfaat bagi kehidupan bersama serta menolak dan mencegah semua hal yang dapat menjerumuskan dan merendahkan nilai- nilai kehidupan.

Istilah “NU Tulen” sebenarnya kalimat protes terhadap kecenderungan para elite NU yang menaturalisasi calon pemimpin demi meraih basis massa keagamaan terbesar di dunia ini. Kalimat ini juga kalimat perlawanan terhadap dominasi dan hegemoni kelompok politisi dan ekonomi oligarkhi.

Selain, istilah “NU Tulen” adalah kalimat doa yang menginginkan kedigdayaan dan kebesaran para tokoh NU yang berhasil menaklukkan rimba rawa politik Indonesia. Dengan basis massa yang kuat, kekayaan intelektual dan spiritual yang kaya, para tokoh NU harus percaya diri bisa menjadi arus utama kekuatan politik nasional dalam partai, negara dan masyarakat.

Jumlah warga NU sekitar 150 juta lebih, kata Gus Yahya, Ketua Umum PBNU. Mereka umat Islam yang menyatakan berafiliasi dengan NU. Sayangnya, basis kultural ini belum bisa terkonversi pada basis elektoral yang solid. Mereka sulit dipersatukan oleh agenda setting untuk menang Pilpres atau pun Pilkada.

Jadi, aspirasi dari berbagai group WA maupun seruan dari NBI harus ditempatkan sebagai obsesi besar NU untuk memiliki pemimpin negara dan daerah dari, oleh dan untuk warga NU. Disamping, hal itu dibaca sebagai ikhtiar untuk menyatakan visi, misi dan program kepemimpinan NU dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Semua harus menyadari bahwa NU lumbung kader pemimpin, sekaligus lumbung suara Pemilu. Banyak anak tokoh dan warga NU yang menikmati pendidikan berkualitas di dalam dan luar negara. Mereka sekarang mengalami transformasi vertikal dan horisontal. Mereka kelas menengah baru dari kultur pesantren yang matang secara politik dan ekonomi.

Memasuki abad ke-2 NU, mulai nampak sejumlah putra kiai dan warga NU berhasil memenangkan kontestasi. Di antara mereka ada yang jadi gubernur, bupati atau walikota. Posisi sebagai kepala daerah merupakan cikal bakal kepemimpinan nasional. Tak berlebihan, bila kesimpulan sementara NU telah menjelma menjadi “raksasa” dan menjadi kelompok determinan yang menentukan arah kepemimpinan bangsa di masa depan.

Pemilu 2024 ini merupakan momentum bagi NU. Tak lagi menjadi penonton, tak lagi menjadi pemeran pembantu, namun menjadi pemain utama dalam suksesi kepemimpinan nasional. Sekelompok anak muda yang mengatasnamakan Nusa Bangsa Indonesia (NBI) di bawah kepemimpinan HRM Kholilur R Abdullah Sahlawiy telah mengusulkan 7 nama yang layak memimpin negeri.

Mereka antara lain:
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Gubernur Jawa Timur Hj Khofifah Indar Parawansa, Menkopolhukam Prof Dr Mahfud MD, Mustasyar PBNU Prof Dr KH Said Aqiel Siradj, Ketua Umum PKB Dr H A Muhaimin Iskandar, Direktur Wahid Institute Zannuba Ariffah Hafsoh, dan Mantan Anggota BPK Dr H Ali Masykur Musa.

Namun demikian, sejumlah nama tersebut tampil atau tidaknya dalam Pilpres bergantung pada koalisi partai dan capres yang diusung. Sebab, ketentuan Presidential threshold menjadi hijab bagi kader NU tulen di atas untuk maju dan terpilih menjadi pengganti Presiden Jokowi. Kecuali, ketentuan PT 20 persen dihapuskan karena bertentangan dengan hak konstitusional rakyat dalam memilih pemimpin nasional.

*) Penulis adalah Pendiri Eksan Institute

Iklan.

You Might Also Like

What’s My Name?
Kontroversi Isu Khilafah (Tekstualis/Syariat) dan Ayat Khilafah HTI
Bagaimana Kalau Kita Rayakan Tahun Baru di Bulan Maret?
Calvinisme ala Prof. Akh. Muzakki
Kenangan dan Kemenangan
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Copy Link Print
Previous Article 8 Mahasiswa Stikosa-AWS Mendapat Beasiswa BRIN
Next Article PBNU dan Muhammadiyah Serukan Kepemimpinan Moral di Pemilu 2024

Advertisement

Iklan.

Iklan.

Berita Terbaru

Mau Umroh Mandiri? Pertimbangkan Lagi Yaaa…
Kolom
Delegasi PWNU Jatim Telusuri Jejak Laksamana Cheng Ho di negeri Tirai Bambu
Nahdliyyin
ISNU Jatim dan Dispendikbud Sidoarjo Integrasikan Kurikulum Cinta dan Deep Learning
Nahdliyyin
Delegasi PWNU Jatim Kunjungi Industri Perkebunan Modern di Tiongkok
Nahdliyyin

You Might also Like

Kolom

Capres 2024 ber-Haji-lah untuk “Charger” dan Menyatukan Umat

15/07/2023
Kolom

Pesan untuk Muhammadiyah dan NU

28/05/2022
Kolom

Buang Air Besar dan Rahasia Kehidupan yang Terkait

17/05/2024
Kolom

Ngaku Kader NU, Harus tahu Hasil Konbes NU tahun 2022…!

18/05/2024
radar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatif
Follow US
© 2024 radar96.com. All Rights Reserved.
  • Tentang Kami
  • Pasang Iklan di Radar96
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Susunan Redaksi
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?