By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
radar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatif
  • Home
  • Nahdliyyin
  • Sospol
  • Milenial
  • Gus File
  • Warta DigitalNew
Search
MORE MENUS
  • Kultural
  • Kolom
  • Kontrahoax
  • Ekraf
  • Tasawuf Urban
  • Berita Foto
  • Gus File
  • Inforial
  • Jatim Update
  • Opini
  • Siaran Pers
  • Tentang Kami
  • Pasang Iklan di Radar96
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Susunan Redaksi
© 2024 radar96.com. All Rights Reserved.
Reading: Hari Santri, PCNU Surabaya Pentaskan Drama Kolosal “Resolusi Jihad NU” di Tugu Pahlawan
Share
Sign In
Font ResizerAa
radar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatif
Font ResizerAa
  • Home
  • Warta DigitalNew
  • Nahdliyyin
  • Milenial
  • Kontrahoax
  • Ekraf
  • Sospol
  • Inforial
  • Kolom
  • Kultural
  • Gus File
  • Tasawuf Urban
Search
  • Home
  • Warta DigitalNew
  • Nahdliyyin
  • Milenial
  • Kontrahoax
  • Ekraf
  • Sospol
  • Inforial
  • Kolom
  • Kultural
  • Gus File
  • Tasawuf Urban
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Tentang Kami
  • Pasang Iklan di Radar96
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Susunan Redaksi
© 2024 radar96.com. All Rights Reserved.
radar96.com | Berkarakter dan Edukatif > Blog > Nahdliyyin > Hari Santri, PCNU Surabaya Pentaskan Drama Kolosal “Resolusi Jihad NU” di Tugu Pahlawan
Nahdliyyin

Hari Santri, PCNU Surabaya Pentaskan Drama Kolosal “Resolusi Jihad NU” di Tugu Pahlawan

22/10/2024
SHARE

Surabaya, radar96.com – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya memperingati Hari Santri Nasional dengan pementasan Drama Kolosal bertajuk “Resolusi Jihad fii Sabilillah” di Tugu Pahlawan, Surabaya, Selasa (22/10) jam 19.00 WIB.

“Kami mendapat amanah PBNU untuk mementaskan Drama Kolosal menandai peristiwa bersejarah Resolusi Jihad NU, tanggal 22 Oktober 1945, yang kini ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional,” kata Ketua PCNU Kota Surabaya tutur Ir. H. Masduki Toha dalam keterangannya di Surabaya, Selasa.

Drama Kolosal yang naskahnya disusun berdasarkan buku “Sejarah Resolusi Jihad NU, Perang Sabil di Surabaya Tahun 1945” karya sejarahwan NU Riadi Ngasiran itu disutradarai Heri Prasetyo Lentho, bersama Khwarizmi Aslamriadi (aktivis Teater Hampa dan Lesbumi NU Kota Malang) sebagai Asisten Sutradara.

Iklan.

Pentas yang didukung para seniman Nahdliyin, serta para aktivis Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) NU di Surabaya itu disebut kolosal karena melibatkan para santri dan murid-murid madrasah/sekolah di lingkungan Lembaga Pendidikan Ma’arif Kota Surabaya.

Kegiatan yang dilaksanakan PCNU Kota Surabaya itu merupakan rangkaian dari berbagai aktivitas, diantaranya ziarah muassis (pendiri) NU dan Pejuang Kemerdekaan di Surabaya, bakti sosial, talk show tentang hukum dan keluarga maslahah yang dilaksanakan lembaga-lembaga dan badan otonom (Banom) di lingkungan PCNU Kota Surabaya.

“Kami berharap semua warga bangsa dan anak bangsa, tetap berani membela kepentingan bangsa dan negara di masa kini dan masa mendatang. Identitas sebagai bangsa yang merdeka harus menjadi bagian inspirasi kita berjihad di medan pengabdian di masyarakat,” tutur Masduki Toha.

Sementara itu, Riadi Ngasiran, yang juga Tim Kerja Prasasti Monumen Resolusi Jihad NU di Surabaya itu menegaskan bahwa peringatan Hari Santri merupakan bagian penting dalam menanamkan nilai-nilai sejarah bagi masyarakat, terutama generasi muda.

“Dengan penanaman nilai-nilai sejarah itu, kelak masyarakat dan generasi muda paham akan eksistensi dan hati dirinya sebagai bangsa yang merdeka,” tuturnya.

Anggota Tim Kerja Museum Nahdlatul Ulama ini pun menjelaskan dalam buku “Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama dan Perang Sabil di Surabaya Tahun 1945”, mengulas tentang rentetan Resolusi Jihad NU hingga terjadinya Pertempuran 10 November 1945 yang menghebohkan dunia.

Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, tak lepas dari peran serta pelbagai elemen masyarakat secara luas, termasuk di antaranya kaum santri, kiai dan orang-orang pesantren. Mereka secara organik tergabung dalam Laskar Hizbullah (beranggotakan santri), Laskar Sabilillah (beranggotakan kiai-kiai), yang terpanggil atas adanya Fatwa Jihad dari Kiai Muhammad Hasyim Asy’ari, Rais Akbar Nahdlatul Ulama (NU), hingga tercetus Resolusi Jihad NU pada 22 Oktober 1945.

Laskar Hizbullah merupakan laskar beranggotakan santri, yang ketika zaman pendudukan Jepang (1944) telah dilatih dan digembleng di Cibarusah, dekat Bogor, seiring dengan terbentuknya tentara Pembela Tanah Air (PETA), sehingga, ketika Bumi Pertiwi Republik Indonesia yang telah diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 mengalami ancaman dari Sekutu yang diboncengi tentara NICA (Belanda) maka darah para santri pun mendidih bersama Arek-Arek Surabaya.

Keterikatan spiritual antara Fatwa Jihad Kiai Hasyim Asy’ari (Bapak Umat Islam Indonesia) dan Resolusi Jihad NU — sebagai panggilan berjihad dan Perang Sabil bagi para santri dan kiai pesantren– terbukti ketika Bung Tomo dalam setiap pidato radio yang meledak-ledak untuk mengobarkan semangat juang Arek-Arek Surabaya, selalu diawali dengan Basmalah (Bismillahirrahmanirrahiim) dan Takbir (Allahu akbar) tiga kali.

Resolusi Jihad NU yang terbit pada tanggal 22 Oktober 1945 — kini menjadi momentum peringatan Hari Santri Nasional — menjadi katalisator Perang Sabil bagi kaum santri dan orang-orang pesantren pada Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. (*/fpnu)

Iklan.

You Might Also Like

Pesantren Pertama NU di Jepang Diresmikan Dubes RI
Sekjen Liga Muslim Dunia dukung Agenda Internasional NU
ISNU harapkan Jatim jadi “Central Halal Nasional”
Ramadhan, NU Gaungkan Pesan Perdamaian dan Persatuan di Mekkah
Indonesia Diharapkan Mampu Jadi Produsen Kendaraan Listrik
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Copy Link Print
Previous Article Mulanya Tidak Tertarik, Akhirnya Malah Jatuh Cinta pada Profesi Bidan
Next Article 550 siswa/i TK-SD Al Islam Mulyorejo-Surabaya meriahkan Hari Santri tahun 2024 dengan pawai ta’aruf

Advertisement

Iklan.

Iklan.

Berita Terbaru

OPOP Expo 2025, Bukti Pesantren Mampu dan Berdaya Saing Ekonomi
Nahdliyyin
Estafet Kepemimpinan, Prof Nuh Tekankan Pentingnya Kekompakan
Sospol
Mau Umroh Mandiri? Pertimbangkan Lagi Yaaa…
Kolom
Delegasi PWNU Jatim Telusuri Jejak Laksamana Cheng Ho di negeri Tirai Bambu
Nahdliyyin

You Might also Like

Nahdliyyin

Harlah Ke-102 NU Digelar di Jakarta, Gus Yahya Sebut 2 Program Prioritas di 2025

07/01/2025
Nahdliyyin

Gubernur Dorong ISNU Jatim Bekerja dengan Keberhasilan yang Lebih Nyata

21/09/2022
Nahdliyyin

PAC Ansor Boyolangu-Tulungagung targetkan akreditasi kebanseran, rijalul ansor, dan media

05/08/2024
Nahdliyyin

Harlah Ke-70 Pergunu, Gubernur Khofifah minta anggota Pergunu adaptif dengan sistem digital

10/04/2022
radar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatif
Follow US
© 2024 radar96.com. All Rights Reserved.
  • Tentang Kami
  • Pasang Iklan di Radar96
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Susunan Redaksi
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?