By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
radar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatif
  • Home
  • Nahdliyyin
  • Sospol
  • Milenial
  • Gus File
  • Warta DigitalNew
Search
MORE MENUS
  • Kultural
  • Kolom
  • Kontrahoax
  • Ekraf
  • Tasawuf Urban
  • Berita Foto
  • Gus File
  • Inforial
  • Jatim Update
  • Opini
  • Siaran Pers
  • Tentang Kami
  • Pasang Iklan di Radar96
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Susunan Redaksi
© 2024 radar96.com. All Rights Reserved.
Reading: Garis Merah Peristiwa 10 November  1945 di Masa Kini
Share
Sign In
Font ResizerAa
radar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatif
Font ResizerAa
  • Home
  • Warta DigitalNew
  • Nahdliyyin
  • Milenial
  • Kontrahoax
  • Ekraf
  • Sospol
  • Inforial
  • Kolom
  • Kultural
  • Gus File
  • Tasawuf Urban
Search
  • Home
  • Warta DigitalNew
  • Nahdliyyin
  • Milenial
  • Kontrahoax
  • Ekraf
  • Sospol
  • Inforial
  • Kolom
  • Kultural
  • Gus File
  • Tasawuf Urban
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Tentang Kami
  • Pasang Iklan di Radar96
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Susunan Redaksi
© 2024 radar96.com. All Rights Reserved.
radar96.com | Berkarakter dan Edukatif > Blog > Opini > Garis Merah Peristiwa 10 November  1945 di Masa Kini
Opini

Garis Merah Peristiwa 10 November  1945 di Masa Kini

10/11/2025
SHARE

Garis merah peristiwa 10 November di masa kini bukanlah lagi pertempuran fisik dengan senjata, melainkan perjuangan tanpa henti untuk mempertahankan dan membangun bangsa di era modern. Semangat kepahlawanan yang dulu mengorbankan nyawa kini dimaknai sebagai upaya mengisi kemerdekaan dengan tindakan nyata, integritas, dan inovasi.

Integrasi bangsa adalah proses penyatuan berbagai kelompok sosial dan budaya dalam satu kesatuan wilayah dan identitas nasional, di mana perbedaan seperti suku, agama, dan budaya disatukan menjadi satu keutuhan yang harmonis. Upaya ini penting untuk menjaga persatuan di tengah keragaman bangsa dan menghadapi tantangan seperti disintegrasi. Beberapa faktor kunci untuk mewujudkannya adalah menanamkan rasa toleransi dan saling menghargai, menegakkan keadilan, serta membangun kesadaran kolektif akan identitas nasional melalui nilai-nilai Pancasila. 

Kesamaan rasa senasib, seperjuangan, dan adanya ideologi nasional seperti Pancasila sebagai landasan. 

Kebijakan yang adil, pembangunan yang merata, dan penegakan hukum yang tidak memihak. 

Berarti penggabungan unsur-unsur yang berbeda menjadi satu kesatuan yang bulat, sehingga menciptakan keselarasan dan keharmonisan.

Garis merah peristiwa 10 November masa kini:

1. Perjuangan melawan tantangan modern

Semangat “merdeka atau mati” saat ini relevan dalam menghadapi tantangan yang berbeda. Ancaman bagi bangsa tidak lagi berupa penjajahan militer, tetapi masalah-masalah sosial, ekonomi, dan politik yang kompleks, seperti:

– Melawan ketidakadilan. Melawan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme yang merusak pondasi negara.

– Memerangi kemiskinan dan kesenjangan sosial. Menggunakan potensi

diri untuk memberikan manfaat bagi sesama, terutama yang kurang mampu.

– Menghadapi radikalismedan intoleransi. Mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa dari ancaman perpecahan.

2. Kepahlawanan dalam bidang keahlian

Pahlawan masa kini tidak selalu harus turun ke medan perang. Mereka adalah individu yang memberikan kontribusi terbaik di bidangnya masing-masing:

– Pahlawan pendidikan: Guru dan pendidik yang berjuang mencerdaskan kehidupan bangsa di daerah-daerah terpencil.

– Pahlawan teknologi: Anak muda yang menggunakan kreativitasnya untuk menciptakan inovasi demi kemajuan bangsa.

– Pahlawan kesehatan: Tenaga medis yang berjuang di garda terdepan, terutama saat pandemi.

– Pahlawan lingkungan: Aktivis yang gigih menjaga kelestarian alam.

3. Pahlawan digital dan media sosial

Di era digital, media sosial menjadi medan pertempuran gagasan. Generasi muda bisa menjadi pahlawan dengan Menyebarkan informasi yang positif dan membangun. Menggunakan teknologi untuk meningkatkan literasi dan kesadaran masyarakat. Membela kebenaran dan menolak hoaks yang merusak persatuan.

4. Menghargai keragaman dan persatuan

Seperti halnya para pejuang kemerdekaan yang bersatu tanpa memandang suku dan agama, semangat 10 November kini diterjemahkan dalam menjaga kebhinekaan. Garis merahnya adalah menghormati perbedaan dan membangun toleransi, karena persatuan adalah kekuatan terbesar bangsa.

5. Membangun integritas dan etos kerja

Para pahlawan masa lalu berjuang dengan ketulusan dan pengorbanan. Di masa kini, semangat tersebut diwujudkan dengan bekerja keras, jujur, dan berintegritas. Kepahlawanan masa kini adalah tentang memberikan yang terbaik, bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk kemajuan bangsa secara kolektif.

Inovasi untuk mengisi kemerdekaan adalah memanfaatkan potensi dan

kreativitas untuk membangun bangsa, seperti melalui pendidikan dan riset untuk menghasilkan inovasi teknologi, pengembangan produk lokal untuk meningkatkan ekonomi, serta kolaborasi dan pengabdian masyarakat untuk memecahkan masalah sosial dan lingkungan. Selain itu, memanfaatkan teknologi untuk membuat konten edukatif dan berpartisipasi dalam kegiatan yang mempromosikan budaya dan persatuan juga menjadi bentuk inovasi modern dalam mengisi kemerdekaan. 

MERDEKA !

Nonot Sukrasmono
Pendidik, pelukis, budayawan tinggal di Jatim

Iklan.

You Might Also Like

Mengapa Indonesia Sebaiknya Hapuskan Hukuman Mati Bagi Narapidana Kasus Berat?
Dampak Game Bagi Anak dan Peran Orang Tua
Lembaga Pemasyarakatan sebagai Fasilitator dalamIntegrasi NarapidanadanMasyarakat
Penanaman Nilai Karakter bagi Anak yang Berhadapan dengan Hukum
Analisa Strategi Kerja Sama Lapas Kelas I Bandar Lampung dan 6 Stakeholder
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Copy Link Print
Previous Article Pujangga D Zawawi Imron Yakini 10 November terkait “Resolusi Jihad”
Next Article Rais Aam PBNU: “Mujahadah” kunci kekuatan Pertempuran 10 November

Advertisement

Iklan.

Iklan.

Berita Terbaru

Siswa SMA Surabaya dan mahasiswa Sidoarjo “belajar praktek” di Masjid Al-Akbar
Milenial
MUSYAWARAH DAERAH (MUSDA) IV DEWAN PIMPINAN MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) KOTA PROBOLINGGO MASA KHIDMAT 2025–2030
Sospol
Merajut Ukhuwah, Majelis Alumni IPNU Gelar Pengukuhan dan Rakernas
Nahdliyyin
KH Syukron Djazilan Terpilih sebagai Ketua IPHI Surabaya Kembali
Sospol

You Might also Like

KolomOpini

Semakin Kuat, Posisi Sentris PK Bapas dalam Penanganan Pidana Anak

06/05/2023
radar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatif
Follow US
© 2024 radar96.com. All Rights Reserved.
  • Tentang Kami
  • Pasang Iklan di Radar96
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Susunan Redaksi
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?