Surabaya (Radar96.com) – Gabungan 12 Komisi cluster-2 MUI Jawa Timur menggelar Forum Group Discussion (FGD) dengan topik “Pengembangan Kualitas Kehidupan dan Kesejahteraan Masyarakat” di Kantor Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, Jumat, guna mendorong “kolabor-aksi” dalam Ekonomi Umat.
Dalam sambutannya, KH. Noor Shodiq Askandar selaku Koordinator Gabungan 12 Komisi di MUI Jatim menyampaikan harapan agar Komisi yang terkait dengan kesejahteraan ummat MUI Jatim memiliki galeri OPOP (one pesantren one product), Galeri UMKM dan koperasi MUI di setiap daerah.
“Galeri OPOP ini penguat dari program Gubernur Jatim yang ingin menguatkan kemaslahatan ekonomi pesantren. Selain itu, galeri juga stimulus agar masyarakat terus menguatkan potensi lokalnya dan diharapkan mampu mensinergikan produk-produk kabupaten kota sehingga bisa dimapping keunggulan atau identitas per produk OPOP. Inilah yang kami sebut kolabor-aksi, bukan hanya kolaborasi,” katanya.
Senada dengannya, Sekretaris Komisi PEU, Ning Dr. Fatin Fadhillah Hasib, SE., M.Si., menyampaikan harapan agar FGD yang telah berlangsung, menjadi referensi program kerja MUI Jatim untuk turut menguatkan ekonomi masyarakat. Intinya mengacu pada tagline “belanja pada saudara dan teman”.
Dua narasumber pun dihadirkan di hadapan perwakilan 12 Komisi MUI Jatim pimpinan KH. Hasan Mutawakkil Alallah, yaitu R Joni Sudjatmoko, pengusaha properti asal Malang dan ning Dr. Lia Istifhama, M.E.I., Sekretaris MUI Jatim, yang mewakili Prof. Akhmad Muzakki, M.Ag.
Joni menyampaikan pentingnya menguatkan start up pasca Covid 19, terutama di Jawa Timur. “Start up penting terus dikuatkan. Keberadaan mereka dibutuhkan dalam penguatan tagline bangga dan beli produk Indonesia. Bukan sebaliknya, bangga membeli produk impor. Hal ini sangat disayangkan mengingat pendapatan ekspor kita sangat tinggi, yaitu 18 miliar per bulan, dengan dominan dari komoditas pertambangan,” ujar penggagas Galeri Anak Negeri dan juga owner NK café yang merupakan keterpaduan antara pemberdayaan masyarakat, pesantren, dan wisata berbasis desa tersebut.
Sementara itu, ning Lia yang merupakan dosen Doktoral Ekonomi Syariah UIN Surabaya, menyampaikan pentingnya financial planner sebagai bagian terwujudnya financial freedom umat dan masyarakat.
“Dengan adanya brainstorming membentuk kemampuan financial planner, maka kesejahteraan masyarakat akan sangat bisa terbentuk. Setidaknya, financial planner tersinergi dalam konsep BUDGET, yaitu Brainstorming, Unity in financial, Developing a Plan, Goals, Evaluation, dan Take Financial Freedom,” katanya.
Tak lupa, ning Lia mengapresiasi keberadaan Komisi PEU MUI Jatim yang turut menguatkan spirit Gubernur Khofifah agar product local go to global market. (*/pna)