Lumajang (Radar96.com) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menggelar tahlil dan doa bersama untuk korban bencana Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru di Kantor Kepala Desa Pasirian, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Senin (6/12) malam.
Acara tersebut diikuti ratusan pengungsi korban APG Gunung Semeru , tokoh masyarakat dan relawan, serta dihadiri Bupati Lumajang Thoriqul Haq, Kepala Dinas Sosial Jatim Alwi, Kepala Pelaksana BPBD Jatim Budi Santoso, Kepala Biro Administrasi Pimpinan M Ali Kuncoro, dan sejumlah tokoh agama Pasirian.
Khofifah mengatakan tahlilan dan doa bersama sengaja digelar untuk masyarakat korban meninggal dan juga hilang akibat bencana APG, sekaligus mendo’akan warga yang sedang dirawat di rumah sakit agar lekas sembuh dan yang terdampak lainnya, termasuk yang di pengungsian sabar, tabah dan kuat.
“Semoga mereka yang meninggal dalam kejadian ini husnul khotimah dan mendapat ampunan serta tempat terbaik di sisi Allah SWT. Dan, yang hilang bisa segera diketemukan, yang dirawat lekas sembuh dan yang mengungsi sabar, tabah dan kuat,” ungkapnya.
Kepada para pengungsi, Khofifah meminta untuk bersabar dan tabah serta mengikuti arahan petugas terkait untuk tetap bertahan sementara di pengungsian. Khofifah menyampaikan para pengungsi agar jangan dulu kembali ke rumah jika kondisi belum aman benar.
“Pemerintah sangat memahami bahwa tinggal di pengungsian tidak seperti di rumah sendiri. Tapi saya mohon untuk sementara waktu bersabar. InsyaAllah, pemerintah sangat mempedulikan nasib warga terdampak bencana,” ujarnya.
Khofifah menuturkan bahwa dirinya sejak Sabtu malam berkantor di Kabupaten Lumajang untuk mengkoordinasikan semua sinergi sumberdaya untuk percepatan penanganan APG Gunung Semeru, termasuk memastikan semua yang berkenaan dengan kebutuhan para pengungsi.
Menurut Khofifah, Presiden Joko Widodo juga memberi perhatian yang luar biasa. Kepala Negara mengirimkan utusan untuk melihat langsung kondisi penanganan bencana di Lumajang, seperti Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa, Kapolri, Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Efendi, Mensos, dan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto.
Bahkan Presiden juga berkenan datang langsung ke lokasi bencana. Selain itu, Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin juga memberi perhatian luar biasa. Wapres, kata Khofifah, secara khusus menelepon dirinya dan bupati untuk memastikan penanganan bencana berjalan dengan baik. “Kami selalu menyampaikan update perkembangan kondisi terakhir kepada beliau,” ucap Khofifah.
Terkait wacana relokasi rumah warga yang tertimbun lahar dingin, Khofifah mengatakan jika Pemprov Jawa Timur bersama Pemkab Lumajang telah mengomunikasikan wacana tersebut kepada Kepala BNPB Letjend TNI Suharyanto, mengingat relokasi membutuhkan lahan yang cukup luas. Setelah lahan ada, lanjut Khofifah, nantinya Kementerian PUPR bersama Pemprov, Pemkab dan BNPB akan membangun rumah warga.
“Kami sampaikan, untuk bisa diusulkan lahan pada Perhutani. Pokoknya sebisa mungkin tidak jauh dari lokasi awal,” kata Gubernur Khofifah yang dalam acara itu juga menyerahkan bantuan uang duka secara simbolis kepada empat ahli waris akibat terdampak APG Gunung Semeru masing-masing senilai Rp10 juta.
Gubernur Khofifah kembali mengajak masyarakat untuk tidak berputus asa terhadap bencana yang terjadi. “Insyaallah kita mampu melewati ujian ini dengan baik dan dengan ujian ini mudah-mudahan bagian dari cara Allah menaikkan kelas derajat kita, yakinlah Allah tidak akan memberi ujian yang kita tidak mampu menanggungnya,” pungkasnya.
Sebelumnya (5/12), Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) mengajak seluruh lapisan masyarakat, khususnya warga Lumajang, Jawa Timur untuk menggelar istighotsah dan doa bersama dalam menghadapi bencana erupsi Semeru.
“Berdoa, dapat menjadi penenang dalam menghadapi berbagai ujian termasuk terjadinya erupsi Semeru ini. Mari kita doakan bersama dengan memperbanyak membaca istighotsah, qunut nazilah, supaya masyarakat yang tengah tertimpa musibah ini mendapatkan kemudahan dan penyelesaian dari Allah SWT,” kata Pimpinan BAZNAS RI KH Achmad Sudrajat, Lc, MA.
Kiai Ajat menuturkan, Islam mengajarkan bahwa doa adalah senjata orang yang beriman, doa adalah penenang jiwa, dan doa merupakan penumbuh optimisme di dalam kehidupan. “Sebagai orang yang beriman, kita yakin bahwa hanya Allah SWT yang bisa menolong dan menyelamatkan kita semua,” ucap Kiai Ajat.
Sejatinya, kata Kiai Ajat, setiap bencana yang diturunkan Allah sebagai bahan introspeksi dan menyadarkan manusia untuk lebih mawas diri dan kembali mendekatkan diri, serta mengikuti petunjuk hidup yang telah disyariatkan.
“Saya yakin kita semua sedang dalam suasana kebatinan dan kesadaran spiritualitas yang sama, sebagai manusia yang lemah dan membutuhkan pertolongan dari Allah,” tuturnya, mengimbau semua pihak untuk saling bahu membahu membantu warga yang menjadi korban lahar Semeru.
Rumini Namamu
Sementara itu, seorang relawan, Bayu Gautama, membuat catatan dari pengalamannya tentang sosok bernama Rumini yang cukup menginspirasi dan akhirnya catatan itu pun viral di berbagai lini media sosial.
“Mungkin kami harus belajar darimu tentang mencintai, terutama ibu…
Kau tak rela tinggalkan ibumu saat lahar Semeru menyerang desamu,
Curah Kobokan, Candipuro, Lumajang, Sabtu 4 Desember 2021,” katanya dalam Catatan Relawan tertanggal 6 Desember 2021.
“Rumini (28) ditemukan meninggal dunia, berpelukan dengan sang ibu,
Salamah (71), yang sudah renta dan tak sanggup berjalan”.
“Pilihan berat bagi Rumini, antara lari menyelamatkan diri, atau meninggalkan sang ibu, yang tak sanggup berjalan. Rupanya, Rumini memilih untuk mendekap sang ibu, berjuang hadapi terjangan lahar Semeru.
Jasad keduanya ditemukan di dapur rumah mereka…”.
“Namamu melangit, malaikat menyambut ruh yang mewangi, meski tubuh terbakar material panas, nafas terakhir mu saat memeluk ibumu, InsyaAllah, seluruh penduduk langit kini memelukmu”.
“Rumini telah ajarkan kami tentang kesungguhan mencintai dan berbakti kepada ibu. Angkat topi sejuta kali untukmu, Rumini. INNAA LILLAAHI WA INNA ILAIHI RAAJI’UUN.. Alfatihah…”. (*/hmn/pna)