Jombang, Radar96.com – Ketua LPNU Jakarta Timur, A. Khoerussalim Ikhs, yang menjadi inisiator dan founder lahirnya ekosistem bisnis “Nusa Mart” melakukan roadshow ke 6 kota di Jawa Timur pada 7-12 November 2022 , yaitu Jombang, Ngawi, Malang, Surabaya, Lamongan dan Tuban.
Nusa Mart melakukan sosialisasi dan penetrasi pasar ke basis kaum nahdliyin itu untuk menggugah dan memotivasi stakeholder nahdliyin seperti pondok pesantren dan pengurus-pengurus NU secara struktural untuk sadar dan bangkit bersama menghidupkan dan mengembangkan ekonimi umat, ekonomi warga nahdliyin.
“Kita semuanya mesti bangkit dari tidur pulas dan sadar bersama-sama, ayo merapatkan barisannya untuk merajut kekuatan ekonomi kita. Jangan terus-terusan kita berjalan sendiri-sendiri yang ujung-ujungnya kita tidak bisa bersaing dan selalu kalah,” kata A. Khoerussalim Ikhs.
Menurut, kalangan nahdliyyin selalu lemah karena tidak pernah bersatu, sulit berkolaborasi, dan seharusnya satu sama lain saling bersinergi menjadi kekuatan pasar yang menyatu, sehingga selama ini selalu hanya menjadi pasar dan konsumen saja selama ini tanpa mampu merajut kekuatan sebagai produsennya dan atau pengendali atas pasarnya sendiri.

“Kita hanya kebanjiran produk-produk ‘orang lain’ tanpa mampu kita menghadirkan dari kalangan kita sendiri. Kita tidak cukup percaya diri mengakui dan membeli produk dari kawan kita sendiri. Sudah saatnya kita membuat gerakan berani belanja ke warung tetangga dan atau belanja produk-produk sahabatnya sendiri,” katanya.
Ia menegaskan bahwa potensi ekonomi umat sangatlah luar biasa besar. Apalagi jika mengingat bahwa warga jamaah kaum mahdliyin di negeri ini mencapai lebih dari 100 juta jiwa, sungguh ini merupakan potensi pasar yang luar biasa besar.
“Mampukah kita menghadirkan NU yang melayani kebutuhan warga jamaahnya sendiri? Mampukah kita menghadirkan NU yang mampu mengatasi segala persoalan ekonomi warga jamaahnya, seperti ada jamaah yang terlilit rentenir, pinjol dan kebangkrutan bisnis jamaahnya? Mampukah kita menghadirkan NU yang bisa menjadi solusi atas masalah-masalah ketenagakerjaan di kalangan kita sendiri, seperti pengangguran dan TKI? Dan masih banyak lagi yang menjadi PR dan semestinya bisa diselesaikan oleh NU,” katanya.
Jawabannya adalah mampu. “Jika satu keluarga terdiri dari suami, istri dan satu anak saja, maka jumlah jamaah NU bisa mencapai 30 juta kepala keluarga (KK) lebih. Bayangkan jika setiak KK itu mereka belanja sembako minimum Rp 300.000,- saja maka uang yang beredar di kalangan nahdliyin saja lebih dari 15 trilyun dalam satu bulannya,” katanya.
Perputaran uang kalangan nahdliyyin akan lebih besar lagi ada jika setiap KK belanja sembakonya mencapai Rp 500.000,-, Rp 1.000.000,- atau bahkan lebih dari itu. Coba berapa belanja sembako anda setiap bulannya ? Jika semua orang nahdliyin seperti anda belanjanya, kira-kira berapa trilyun uang yang beredar di kalangan warga NU setiap bulannya?
“Nah, dari uang-uang warga NU seperti anda itu, NU secara organisasi mendapatkan berapa? Itu belum termasuk belanjaan warga nahdliyin untuk kebutuhan Kesehatan, Pendidikan, wisata keluarga,dll setiap bulannya. Itu semua jika dihitung benar maka potensi ekonomi yang bergerak di kalangan NU sangatlah luar biasa besarnya,” katanya.
Persoalannya adalah, kenapa NU sampai hari ini belum merajut potensi pasar itu menjadi kekuatan ekonomi yang bisa memandirikan organisasinya? Kenapa pasar sebegitu besar NU masih membiarkannya tidur pulas sepulas-pulasnya? Kenapa NU dengan jumlah jamaah yang begitu besar secara organisasi belum juga mandiri secara ekonominya?
“Akibat belum mandirinya ekonomi jamiah maupun jamaah NU maka yang terjadi kedaulatan NU dan marwahnya terkadang “tergerus” lantaran proposal-proposal yang silih berganti dibuat para atifisnya untuk meminta para dermawan menyumbang setiap NU memiliki kegiatan dan atau merealisasikan programnya? Itulah fakta di organisasi NU hingga saat ini,” kata A.Khoerussalim Ikhs.
Saatnya, nahldiyyin merapatkan barisannya untuk merajut kekuatan ekonomi. Jangan selalu lemah karena tidak pernah bersatu, sulit berkolaborasi, dan seharusnya satu sama lain saling bersinergi menjadi kekuatan pasar yang menyatu.
Hal itu “diamini” Ketua IKABU (Ikatan Alumni Pondok Pesantren Bahrul Ulum) se Indonesia KH.Faizun Amir di kantornya Tambakberas Jombang. “Ya, Sudah saatnya kita bersatu, saling bantu dan saling merajut agar kita kuat,” katanya saat diskusi dan seminar bisnis Nusa Mart.
IKABU Pusat akan mendorong dan mengimbau sekaligus memelopori gerakan ekonomi umat ini bekerja sama dengan Nusa Mart, agar bisnis ini bisa berkembang ke seluruh Nusantara dimana ada alumni dan keluarga besar IKABU.
Sudah seharusnya ini juga menjadi kewajiban setiap pondok pesantren yang terafiliasi dengan nahdliyin agar bekerja sama dengan Nusa Mart untuk pengembangan ekonomi pesantrennya.
“Apalagi Nusa Mart ini bisnisnya sudah berbentuk aplikasi market place yang semuanya sudah dioperasikan secara digital sebagaimana bisnis-bisnis e-commerce yang lain seperti Shopee, Tokopedia, Lazada, Bukalapak, BliBli.com, Gojek, dll. Kita semuanya wajib dukung ini,” kata KH.Khoirul Anam Mu’in (Gus Anam), Pengasuh pondok pesantren Al Hidayah Kab. Ngawi saat menyambut roadshow bisnis Nusa Mart di pondok pesantrennya.
Menurut dia, aplikasi market place Nusa Mart yang dikembangkan oleh LPNU Jakarta Timur ini layak sekali memperoleh dukungan dan apresiasi dari kita warga nahdliyin di seluruh negeri ini. Karena lewat aplikasi ini maka seluruh pengusaha nahdliyin dimanapun bisa bersama-sama menjual dagangannya di pasar digital ini.
“Kita tidak boleh ketinggalan dengan perkembangan teknologi digital yang kini menjadi primadona bisnis masa depan kita. Semua bisnis yang tidak masuk ke ranah digital atau industry 4.0 akan punah secara perlahan alias sulit berkembang,” katanya.
Aplikasi market place Nusa Mart ini merupakan ide cerdas untuk bisa menyatukan pasar bersama warga nahdliyin sehingga potensi-potensi ekonomi umat jangan dibiarkan tidur pulas terus. “Saatnya kita bangkit bersama Nusa Mart,” kata kiyai yang lebih suka dipanggil Gus Anam itu.
Sementara itu, KH.Mukaffi Makki atau Gus Kafi, yang juga Ketua IKABU Kab.Tuban serta anggota DPRD Kab Lamongan dan Ketua Pemuda Pancasila Kab Lamongan, juga tidak kalah gercepnya saat memberikan sambutan pelatihan bisnis Nusa Mart di hadapan para pengurus IKABU Kab Tuban dan Pemuda Pancasila Kab.Tuban.
“Saya akan memelopori bisnis ini di Kab Tuban dengan membentuk 50 orang tim founder Nusa Mart sebagaimana yang diminta oleh sahabat Abi Kholaq, sang Dirut Nusa Mart. Tim yang terdiri dari anak-anak muda NU dan Pemuda Pancasila ini akan saya terjunkan ke masyarakat untuk membantu para pelaku bisnis sembako dan UMKM lainnya agar bisa mentransformasi bisnisnya dari bisnis secara manual ke bisnis digital. Tentu atas bimbingan, pendampingan dan pelatihan dari sahabat-sahabat manajemen Nusa Mart pusat,” kata Gus Kafi.
Bisnis berbentuk platform digital market place Nusa Mart ini hadir dari NU untuk Indonesia. Siapapun boleh joint dan bergabung bersama-sama di bisnis ini tanpa memandang latar belakang sosial seseorang.
Menurut direktur utama Nusa Mart, Abi Kholaq, tujuan bisnis ini hadir antara lain Nusa Mart hadir membantu para pemilik bisnis untuk meningkatkan bisnisnya dan mengembangkan pasarnya. Kedua, Nusa Mart hadir membantu akses pembiayaan. Ketiga, Nusa Mart hadir membantu akses produk yang lebih kompetitif (dari principal). Keempat, Nusa Mart hadir membantu proses transformasi dari bisnis manual ke bisnis digital. (*/A. Khoerussalim Ikhs./LPNU/Nusa Mart).