Blitar, radar96.com – Keberhasilan membanggakan datang dari dua santri Pondok Pesantren Mambaus Sholihin 2 Blitar. Muhammad Azhar Wisnu Octa Putra dan Leilani Olivia berhasil meraih medali perak dan perunggu dalam Pekan Olimpiade Tingkat Nasional yang digelar oleh LKP Astikom dan Deehati Global Loop.
Khodimul Ma’had Mambaus Sholihin 2, KH Moh Zainul Fajeri mengapresiasi pencapaian kedua santri tersebut. Menurutnya, hal ini adalah bukti bahwa kerja keras dan dedikasi dapat membuahkan hasil yang membanggakan.
“Ini adalah bukti bahwa santri kami memiliki potensi yang besar. Kami akan terus mendukung mereka untuk mencapai yang terbaik,” ujarnya pada Kamis (25/07/24).
Pekan olimpiade tingkat nasional ini diikuti oleh ribuan pelajar dari berbagai daerah menjadikannya ajang bergengsi yang menampilkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan prestasi ini, diharapkan Mambaus Sholihin 2 Blitar semakin dikenal sebagai lembaga pendidikan yang melahirkan generasi unggul.
“Keberhasilan mereka telah membawa harum nama Mambaus Sholihin 2 dan membuktikan bahwa dengan kerja keras dan dedikasi, santri bisa berprestasi di berbagai bidang, tidak hanya dalam studi agama tetapi juga akademis” ungkapnya.
Sementara itu, Muhammad Azhar Wisnu Octa Putra merupakan seorang santri yang dikenal disiplin dan tekun. Ia telah berlatih selama berbulan-bulan untuk menghadapi kompetisi ini. Di tengah kesibukannya belajar kitab dan mengikuti pengajian, ia menyisihkan waktu untuk belajar matematika secara intensif.
“Setiap malam, saya selalu melatih soal-soal dan berdiskusi dengan teman-teman. Itu membantu saya memahami konsep yang sulit,” ungkap Wisnu dengan penuh semangat.
Wisnu Octa Putra meraih medali perunggu dalam Olimpiade Matematika dan Bahasa Inggris. Menurutnya, dua medali perunggu ini adalah hasil kerja keras dan semangat belajar. Ia berharap prestasinya dapat memotivasi teman-teman santri lainnya untuk terus berprestasi.
“Ini baru awal, kami ingin terus meningkatkan diri dan membuat pesantren bangga” tegasnya.
Di sisi lain, Leilani Olivia yang memiliki minat besar dalam bahasa, juga tidak kalah gigih. Ia sering terlihat di perpustakaan, mempelajari berbagai materi dan melakukan eksperimen sederhana. Ia percaya bahwa bahasa bukan hanya tentang teori, tetapi juga praktik. Hal tersebut yang ia terapkan dalam persiapan menuju kompetisi.
Dalam kompetisi ini Leilani meraih medali perak pada cabang IPS dan Bahasa Indonesia, ia mengaku sangat bersyukur bisa meraih medali perak. Olivia juga bertekad dan ingin membuktikan bahwa santri juga bisa bersaing di tingkat Nasional. Menurutnya, keberhasilan ia dan rekannya bukan hanya tentang medali, tetapi juga menjadi inspirasi bagi teman-teman santri lainnya.
“Semoga prestasi ini bisa memotivasi santri lain untuk lebih giat belajar dan tidak takut mengikuti kompetisi,” harapnya.