Kediri, radar96.com/MAS – Sebanyak 57 siswa dan siswi dari MI Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS) belajar “conversation” di Kampung Inggris, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, diantaranya berlatih pada pedagang di pasar setempat.
“Asyik sekali kegiatannya, terutama pas practice conversation di Pasar Senja. Saya tidak menyangka, banyak penjual yang bisa berbicara Bahasa Inggris, saya berlatih pada penjual telur gulung yang lancar berbahasa Inggris. Seru banget,” kata siswi MI MAS, Nadiyya Afifah.

Bahkan, siswa MI MAS bernama Althaf Ehsan mengaku kegiatannya di luar ekspektasi. “Saya kira akan membosankan, tapi ternyata seru banget. Setelah materi selalu ada game untuk memperkuat ingatan kita terhadap materi, jadi tidak terasa belajarnya kalau sambil bermain,” ucapnya.
Program yang asyik sekali juga dirasakan siswi MI MAS lainnya, Kinanthi. “Suka sama game-game-nya. Betah belajar disini. Kalau programnya satu bulan juga saya akan betah dan tidak mau pulang,” ujarnya.
Tentang kegiatan MI MAS di “Kampung Inggris” di Pare, Kediri, itu, guru MI MAS, Fajru Achmi Fauziah, menjelaskan 57 siswa-siswinya yang didampinginya memang belajar Bahasa Inggris di “Kampung Inggris” itu selama seminggu pada 6 sampai 12 Januari 2025

“Untuk menarik siswa dan siswi, kami melakukan pembelajaran di kelas dan pembelajaran outdoor class. Untuk pembelajaran di kelas dengan materi vocabulary and expression (kosa kata dan daily expression pada percakapan sehari-hari),” kata Bu Amy, panggilan akrabnya.
Materi lainnya, grammar for speaking (berlatih bicara dengan tata bahasa yang tepat dan benar), English in use (latihan conversation menggunakan topik-topik yang telah ditentukan), dan public speaking (tampil di depan banyak orang, berpendapatnya dan menunjukkan bakat).

“Untuk materi pembelajaran outdoor class, diantaranya practice conversation bersama para pedagang di Pasar Senja, English adventure di Candi Tegowangi, belajar Bahasa Inggris melalui permainan seperti mini out bound, dan menghafal vocabulary di taman kota,” katanya.
Selain menambah kompetensi siswa dalam bidang Bahasa Inggris, Bu Amy mengatakan pihaknya juga melatih soft skill siswa dalam hal kemandirian, disiplin, interaksi sosial, empati dan kerjasama melalui tinggal bersama dalam camp dengan konsep ala pondok.
“Kebiasaan baik yang telah dibangun selama kegiatan di Pare dapat diterapkan dan dilanjutkan di rumah dan di sekolah, seperti bangun pukul 04.00, membersihkan kamar secara mandiri, melakukan kegiatan tepat waktu, berseragam rapi sesuai aturan dan tidur maksimal pukul 21.30,” katanya.
Kegiatan menambah kompetensi siswa dalam bidang bahasa di “Kampung Inggris” dan melatih “soft skill” siswa itu diapresiasi wali murid. “Alhamdulillah, saya senang dan terharu. Melalui kegiatan ini, anak saya ternyata bisa disiplin, bisa bangun pagi jam 4 dan tidak terlambat mengikuti kegiatan belajar, padahal kalau di rumah sangat sulit bangun lebih pagi,” kata wali murid, Mama Dzibrael.
Wali murid lain yang mendampingi anaknya dalam kegiatan itu pun merasakan manfaatnya. “Kegiatan ini tidak hanya belajar Bahasa Inggris, tetapi juga membuat anak saya lebih mandiri. Alhamdulillah, anak saya mulai mencuci piring sendiri setelah makan dan anak saya bisa, padahal di rumah tidak pernah mencuci piring,” kata Mama Afi. (*/mas)