By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
radar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatif
  • Home
  • Nahdliyyin
  • Sospol
  • Milenial
  • Gus File
  • Warta DigitalNew
Search
MORE MENUS
  • Kultural
  • Kolom
  • Kontrahoax
  • Ekraf
  • Tasawuf Urban
  • Berita Foto
  • Gus File
  • Inforial
  • Jatim Update
  • Opini
  • Siaran Pers
  • Tentang Kami
  • Pasang Iklan di Radar96
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Susunan Redaksi
© 2024 radar96.com. All Rights Reserved.
Reading: Rais Aam PBNU soal Tarawih Cepat, Gus Baha’ soal Witir 2 kali salam
Share
Sign In
Font ResizerAa
radar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatif
Font ResizerAa
  • Home
  • Warta DigitalNew
  • Nahdliyyin
  • Milenial
  • Kontrahoax
  • Ekraf
  • Sospol
  • Inforial
  • Kolom
  • Kultural
  • Gus File
  • Tasawuf Urban
Search
  • Home
  • Warta DigitalNew
  • Nahdliyyin
  • Milenial
  • Kontrahoax
  • Ekraf
  • Sospol
  • Inforial
  • Kolom
  • Kultural
  • Gus File
  • Tasawuf Urban
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Tentang Kami
  • Pasang Iklan di Radar96
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Susunan Redaksi
© 2024 radar96.com. All Rights Reserved.
radar96.com | Berkarakter dan Edukatif > Blog > Kultural > Rais Aam PBNU soal Tarawih Cepat, Gus Baha’ soal Witir 2 kali salam
Kultural

Rais Aam PBNU soal Tarawih Cepat, Gus Baha’ soal Witir 2 kali salam

Radar96 Nusantara
Last updated: 09/04/2023 03:59
Kultural 613 Views
Share
5 Min Read
Rais Aam PBNU, KH. Miftachul Akhyar (foto: NU Online)
SHARE

Jakarta, Radar96.com/NUO – Membahas soal shalat tarawih cepat bahkan sampai 7 menit, Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar mengatakan bahwa durasi paling minimal dalam mengerjakan shalat tarawih adalah 30 menit.

“Pokoknya, umumnya shalat tarawih itu minimal setengah jam. Beda lagi kalau yang khusus itu bisa sampai 2 jam lebih,” kata Kiai Miftach dalam kajian online di kanal Multimedia KH Miftachul Akhyar yang dikutip, Kamis (6/4/2023).

Ia menegaskan bahwa baik shalat sunnah apalagi fardhu keduanya harus dilakukan secara tertib dan tuma’ninah. Secara sederhana dapat dipahami bahwa tuma’ninah dimaknai dengan khusyu dan melakukan gerakan shalat dengan tertib.

“Tuma’ninah itu wajib walaupun dalam shalat sunnah, jangan dibedakan dengan shalat fardhu,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah, Surabaya itu.

Terkait shalat tarawih di bulan Ramadhan, ia mengakui bahwa terdapat beberapa versi durasi pelaksanaannya, sebagian ada yang terlalu cepat, ada juga yang lebih lama.

Iklan.

Kiai Miftach tidak mempermasalahkan soal durasi atau waktunya yang berbeda-beda, hanya saja akan lebih baik lagi jika pelaksanaan shalat tarawih dilakukan dengan tenang tanpa terburu-buru.

“Shalat fardhu bisa tuma’ninah giliran shalat sunnah jungkalit-jungkalit seperti ayam. Itu nggak boleh,” tegasnya.

Ia membantah klaim bahwa meskipun shalat tarawih cepat tapi tetap memperhatikan makhraj bacaan dan lainnya. “Kita amati, katanya, bacaannya lengkap, itu nggak ada, nggak ada yang lengkap,” jelas dia.

Menurutnya, meskipun tarawih dengan durasi cepat dilakukan oleh orang yang kompeten dalam bidang agama, hal itu tetap tidak dianjurkan.

“Meskipun yang jadi imam punya kekramatan bisa ngelempit bacaan yang mestinya 5 menit jadi hanya sepersekian detik, sulit bisa diterima. Jadi, alasan apa pun nggak bisa diterima,” tandas Kiai Miftach.

Witir 3 Rakaat Dua Kali Salam

Sementara itu, Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menjelaskan bahwa shalat witir 1 rakaat sekali salam atau tiga rakaat sekali salam itu sah.

Hal ini dijelaskannya sebagai bentuk jawaban atas kontroversi pelaksanaan shalat witir yang menggunakan istilah 3 rakaat 2 kali salam dan shalat witir 3 rakaat sekali salam.

Pendapat ini sesuai dengan hadits Nabi Muhammad:

مَثْنىَ مَثْنىَ فَإِذَا خِفْتَ الصُّبْحَ فَأَوْتِرْ بِوَاحِدَةٍ

“Dua rakaat, dua rakaat. Apabila kamu khawatir mendapati shubuh, maka hendaklah kamu shalat witir satu rakaat.” (HR. Bukhari)
“Harusnya witir itu kalau tidak mau resiko ya lakukan dua rakaat lalu tasyahud awal kemudian menambahkan satu rakaat lagi seperti shalat maghrib. Cuma cara ini tidak populer. Atau witirnya hanya satu rakaat saja, sah. Umumnya 3 rakaat dua salam,” jelas Gus Baha seperti dikutip dari akun Youtube Islamadina Official, Sabtu (1/4/2023).

Menurut Gus Baha, dalam kontroversi witir ini tidak usah dicari benar salahnya, karena lebih utama ialah melakukan shalat. Baik yang meyakini shalat witir langsung 3 rakaat sekali salam, 1 rakaat sekali salam atau 3 rakaat dua kali salam. Semoga saja Allah memberikan ampunan pada semuanya.

Witir itu yang kontroversi sudah pernah dibahas Imam Nawawi dalam kitabnya. Kata Gus Baha, shalat witir yang 2 rakaat lalu salam dan tambah 1 rakaat lagi itu secara keilmuan memang aneh. Karena shalat yang sudah salam dianggap shalat tersendiri, mandiri, tidak gabung. Tidak bisa berta’aluq ke shalat setelahnya.

“Khusus 3 rakaat dua salam di Indonesia para ulama mengakalinya dengan menambahkan kata minal witri sebelum shalat,” tegasnya. Lebih rinci Gus Baha menjelaskan, shalat tarawih yang diakhiri shalat witir 3 rakaat dengan konsep 2 rakaat salam lalu shalat lagi 1 rakaat memang terlihat aneh, namun tetap bisa dilakukan. Karena shalat witir, tapi jumlahnya dua. Sedangkan witir artinya ganjil.

Namun, jika dikatakan bahwa sebenarnya tiga, tapi nyicil dua dulu baru tambah lagi. Ini seakan menjelaskan kepada Allah, bahwa shalatnya bertahap, nyicil dulu.

“Karena arti shalat itu pekerjaan yang diawali takbir dan diakhiri salam. Tidak bisa shalat satu digantungkan (sempurna dikatakan witir) dengan menunggu shalat satunya lagi. Khawatirnya ketika 1 rakaat tersebut tidak dilakukan, maka dua rakaat sebelumnya ikut batal,” jelas Gus Baha. (*/NUO)

Sumber:
*) https://www.nu.or.id/nasional/soal-tarawih-cepat-rais-aam-tarawih-itu-minimal-30-menit-CnoON
*) https://www.nu.or.id/nasional/penjelasan-gus-baha-soal-shalat-witir-3-rakaat-dua-kali-salam-atau-3-rakaat-sekali-salam-SJzlw

Iklan.

You Might Also Like

Malam Nisfu Sya’ban

Museum NU di Surabaya di mata Mahasiswa UNAIR

Sejarah Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW & Sejarah Diba’an dan Barzanzian

Nabi Muhammad Saja Membaca Al-Qur’an di Kuburan

Wali Kota Ajak Keturunan Hasan Gipo-KH Mas Mansur Bangun “Kota Lama” Surabaya

Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print
Previous Article Nuzulul Qur’an 1444 H, Gubernur Khofifah Umumkan 15 Pemenang Undian Umroh Wajib Pajak Patuh
Next Article ISNU: Bahasa Indonesia jadi bahasa ke-13 buku de-radikalisasi Al-Azhar Mesir

Advertisement

Iklan.

Iklan.

Berita Terbaru

Dari Pesantren ke Panggung Kebudayaan: Representasi NU Warnai Presidium Dewan Kesenian Jawa Timur
Nahdliyyin
“Genzi Night Spectacular” di Masjid Al-Akbar Refleksikan Pentingnya Jaga Mental
Milenial
Tugas Berat Sopir Mengantar Kyai : Etika, Khidmah, Tanggung Jawab dan Keselamatan
Kolom
Ego Tinggi dan Tak Kuat Godaan saat Sukses, Penyebab Gagal Berkarier
Sospol

You Might also Like

Kultural

Kitab berusia 300 tahun Lengkapi “display” Al-Qur’an klasik di Masjid Al Akbar

01/04/2024
Kultural

Sambut 10 Akhir Ramadhan, Al Qur’an 100 tahun dipamerkan di Pintu 23 Masjid Al-Akbar Surabaya

31/03/2024
Kultural

Gus Awis dengan Karya Tafsir “Hidayatul Quran” Terima Anugerahi ‘UINSA Monumental Award 2024’

21/03/2024
Kultural

Wali Kota Surabaya Rancang “Kawasan Langgar Gipo” di Ampel

18/03/2024
radar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatif
Follow US
© 2024 radar96.com. All Rights Reserved.
  • Tentang Kami
  • Pasang Iklan di Radar96
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Susunan Redaksi
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?