Surabaya, radar96.com/MAS – Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS) menerima penghargaan apresiasi dari “Jakarta Islamic Center” dalam ajang “Islamic Digital Fest 2025” di Jakarta, 29-30 September 2025.
“Penghargaan ini membuktikan bahwa Masjid Al-Akbar bukan hanya megah secara fisik, tetapi juga visioner dalam dakwah,” kata M Habib dari Tim Multimedia BPP (Badan Pelaksana Pengelola) MAS ketika dihubungi dari Surabaya, Selasa.

Saat mewakili BPP MAS untuk menerima penghargaan dalam ajang bertema “Dari Mimbar Konvensional ke Panggung Digital” itu, ia menjelaskan apresiasi itu menunjukkan pengakuan atas komitmen kuat MAS dalam transformasi digital.
“Ajang festival dan apresiasi itu mendorong langkah maju yang inspiratif dalam memanfaatkan teknologi untuk menyebarkan nilai-nilai keislaman secara lebih luas dan relevan di masa kini,” katanya.
Selama ini, BPP MAS sudah menerapkan strategi Digitalisasi Layanan melalui ‘Live Streaming’ untuk setiap kajian/khutbah (YouTube, InstaGram, Facebook, Radio Streaming dan TV Digital, serta media online/web), termasuk Informasi Jadwal Shalat, kegiatan, dan infaq. MAS juga merencanakan literasi melalui aplikasi khusus MAS.
Dalam acara yang dibuka Kepala Kanwil Kemenag DKI Jakarta H Afifuddien MM itu, Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (PPPIJ) KH Muhyiddin Ishaq mengapresiasi kehadiran peserta dari masjid raya dan Islamic Center se-Indonesia dalam ajang itu.
“Saya sering menyampaikan bahwa kita ini kalah dalam marketing, karena metode dakwah kita ini sudah jauh ketinggalan, karena metode dari panggung-panggung di mimbar pidato yang biasa itu sekarang sudah mulai digital,” katanya.
“Tapi, digitalisasi itu bukan hanya aplikasi, karena ada tantangan dan peluang. Media sosial itu bisa mendatangkan manfaat, tapi sekaligus bisa mendatang musibah, karena konten tidak islami,” katanya.
Sebagai peluang, teknologi digital bisa menjadi ajang pendidikan yang inspiratif dan ajang ekonomi syariah yang digital. Nah, tantangan ke depan adalah membangun era digital yang bermakna dan berdampak dengan tetap berakar pada nilai-nilai Islami.
“Kalau kita manfaatkan sebagai media dakwah akan menjadikan masjid bukan hanya tempat ibadah, tapi juga pusat peradaban. Dengan berakar pada nilai-nilai Islami, maka media sosial bukan menjadi media ahlul fitnah wal jamaah, informasi yang tidak tahu sumbernya, lalu share dan mencibir siapapun. Nah, masjid harus mengedukasi ini,” katanya. (*/mas)