Tulungagung, radar96.com – Di tengah suasana mendung dan hujan yang membasahi Kabupaten Tulungagung sejak pagi, sebuah forum terbuka digelar di Gedung Dakwah Abi KH M Ihya Ulumiddin, Kedungwaru pada Rabu (5/11/25). Forum bertajuk “Saran dan Evaluasi SPPG” ini menjadi ruang dialog yang jujur dan terbuka antara awak media online dan para pemangku program Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kedungwaru, Tulungagung.

Forum ini diselenggarakan oleh Pesantren Al Azhaar Kedungwaru sebagai bagian dari upaya evaluasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan melalui SPPG. Pengasuh Pesantren, KH Imam Mawardi Ridlwan, secara langsung meminta para jurnalis online untuk memberikan kritik dan saran terhadap pelaksanaan program MBG yang dikelolanya.

“Mohon para awak media online yang biasa kritis untuk memberi evaluasi perjalanan SPPG, terutama di Kabupaten Tulungagung. Semua kritik dan saran akan dicatat oleh perwakilan kecamatan, Kapolsek, Danranil, tenaga gizi Puskesmas, dan Kepala SPPG,” ujar Abah Imam.
Dalam suasana yang penuh keterbukaan, Abah Imam bahkan meminta Kepala SMA Katolik Kedungwaru, Eri Kurniawati, untuk menyampaikan kritik atas kekurangan program MBG di sekolahnya, bukan pujian. “Mohon dikritik kekurangannya agar tim SPPG berbenah. Mohon tidak memberi ulasan kelebihannya,” tegasnya.
Sejumlah awak media menyambut forum dengan menyampaikan gagasan. Yunairi dari Suluhnusantara.news mengusulkan program MBG agar dapat menjangkau para jurnalis yang turut menyuarakan kepentingan publik. “Bagaimana jika program MBG juga untuk para awak media online?” usul Yuna.
Sementara itu, Mashuri dari Nusantara.com menekankan pentingnya keterbukaan informasi. Karena di Kabupaten Tulungagung masih ada SPPG yang belum berkenan dengan awak media.
“Semua SPPG sebaiknya terbuka dengan awak media online. Pewarta online bisa membantu keterbukaan informasi sehingga program Pak Presiden Prabowo berjalan baik,” pinta Huri.
Selepas kegiatan, Sugeng Riyadin dari Jatimaktual.com menyebut forum ini sebagai langkah penting untuk membangun komunikasi dua arah yang sehat. “Semoga tim SPPG semakin kompak dan amanah,” ujarnya.
Yang unik, sebelum forum tersebut digelar, tim SPPG Kedungwaru telah mengirimkan kuesioner kepada para wali murid penerima manfaat MBG. Hasilnya menunjukkan 97% responden merasa puas terhadap program tersebut. Kuesioner dikirim tanpa mencantumkan identitas demi menjaga kejujuran dan kebebasan berpendapat. Hal ini dimaksudkan agar para wali murid bisa menyampaikan pendapat dengan jujur, bebas, tanpa pekewuh.
Pada kesempatan tersebut hadir pula dua kepala desa yang di desanya menjadi penerima manfaat MBG, yaitu Kepala Desa Rejoagung, Mukaji, dan Kepala Desa Kedungwaru, Thoha. Keduanya diberi waktu untuk menyampaikan kritik dan saran. Menurut mereka program makanan MBG untuk bayi, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui berjalan baik. Dan makanan yang diberikan selalu habis dinikmati karena dinilai cukup lezat. “Saya saksikan sendiri, menu MBG dinikmati dan habis,” kata Mukaji.
Forum juga dihadiri oleh perwakilan Kecamatan Kedungwaru, Kapolsek AKP Karnoto, Danramil Kapten Infanteri Edy Mulyono, para kepala sekolah, PIC sekolah, dan ahli gizi dari Puskesmas Kedungwaru.
Kegiatan tersebut menjadi wadah penting untuk memastikan bahwa anggaran hampir Rp 800 juta per bulan untuk satu SPPG benar-benar digunakan secara amanah, transparan, dan berdampak nyata. Evaluasi melalui kuesioner dan forum terbuka seperti ini diharapkan menjadi tradisi periodik demi generasi Indonesia yang sehat dan berdaya.
Tampak gayeng dan aktif para media online memberi kritik, di antara jurnalis yang hadir adalah 90detik.com, Cahayabaru.com, Jatimaktual.com, Ketik.com, Jurnalsatu.com, Konkrit.com, Suluhnusantara.news, Nusantara.com, Beritaterkini.com, Liputan11.com, Teraskata.com, Spjnews.id, Niamanews.com, AJTV.com, Serayunusantara.com, dan Banjo.co.id. Selepas kegiatan mereka masih berkumpul untuk memberikan saran secara langsung.



