Surabaya, radar96.com – Pelaksanaan hari ketiga OPOP Expo 2025 pada Sabtu (15/11/25) di Atrium Royal Plaza Surabaya diisi dengan talkshow tentang penguatan akses pembiayaan bagi pesantren. Diikuti oleh 60 peserta dari 30 Koppontren (koperasi pondok pesantren) se-Jawa Timur.
Menurut panitia, talkshow dengan tema “Peran Fintech dalam transformasi ekonomi pondok pesantren” itu bertujuan untuk memberikan pemahaman secara komprehensif mengenai skema dan produk-produk pembiayaan syariah yang menjadi kunci bagi Koppontren untuk dapat mengembangkan unit usahanya. Dibutuhkan sinergi antara pemerinah, pesantren dan lembaga pembiayaan untuk menciptakan ekosistem eknomi pesantren yang kuat dan berkelanjutan.



Talkshow menghadirkan narasumber-narasumber kunci dari berbagai latar belakang, di antaranya M Ghofirin, Sekretaris OPOP Jawa Timur, Fatmawati Indra Rukmana dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Timur, M Lutfillah Habibi dari PT Sidogiri Fintech Utama, dan Purwanto Warabai dari Bank Indonesia perwakilan Jawa Timur.
“Pengembangan Koppontren merupakan pilar utama dalam program OPOP Jatim. Untuk itu akselerasi pertumbuhan usaha Koppontren sangat membutuhkan dukungan pembiyaaan yang tepat, efisien, dan sesuai prinsip syariah,” kata M Ghofirin.
Lebih lanjut Ghofirin menjelaskan, program OPOP di Jawa Timur menggunakan konsep pentahelix yang melibatkan akademisi, pebisnis, komunitas, pemeintah, dan media sebagai strategi untuk memperkuat daya saing produk-produk unggulan pesantren.
“Pondok pesantren saat ini dituntut untuk lebih mengenal literasi keuangan syariah. Pemahaman yang baik tentang tata kelola dan risiko pembiayaan syariah akan mempermdah Koppontren dalam mendapatkan modal dan menjalankan usahanya secara profesional,” jelas Ghofirin.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Koperasi dan UKM Jawa Timur berharap Koppontren dapat menjadi pilar ekonomi umat yang mandiri dan berdaya saing, sekaligus mendorong peningkatan inklusi keuangan syariah di daerah.


