Jatinangor, Jawa Barat (Radar96.com) – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menerima Penghargaan Tanda Kehormatan Kartika Pamong Praja Madya dari Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Dr. Hadi Prabowo MM di Kampus Jatinangor, Jawa Barat, Senin (19/4).
Pemberian penganugerahan Tanda Kehormatan Kartika Pamong Praja Madya kepada Gubernur Khofifah ini berdasarkan keputusan Rektor IPDN Nomor 861-207 Tahun 2021 Tentang Penganugerahan Kartika Pamong Praja Madya atas Kepemimpinan Pemerintahan Yang Baik dan Pendayagunaan Alumni Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan.
Atas prestasi itu, Gubernur Khofifah berhak mendapatkan Piagam Penghargaan dan Lencana Alumni Kehormatan Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan yang diterima setelah memberikan stadium general IPDN tahun 2021. Selain Gubernur Khofifah, juga disematkan Tanda Kehormatan Kartika Pamong Praja Muda kepada Walikota Semarang H. Hendrar Prihadi.
Saat memberikan stadium general (kuliah umum) IPDN tahun 2021, Gubernur Jatim Khofifah berpesan kepada para pamong praja baik yang masih pendidikan maupun purna praja untuk menjadi diri sendiri dan melakukan yang terbaik sesuai dengan seluruh potensi masing masing melalui jejaring terbaik sehingga menjadikan setiap orang memiliki produktifitas dan saling memberikan manfaat.
“Jadilah diri sendiri dimanapun berada. Jika saat menempuh pendidikan adalah usia yang cenderung melakukan prilaku imitatif dan sering ingin meniru. Maka saat inibsaya pesan be your self and do the best. Tetap mengusung cita cita dan harapan dengan setinggi tingginya,” tegasnya.
Berdasarkan data Dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Prov. Jatim terdapat 136 alumni APDN/STPDN/IPDN yang tersebar dan mengabdi di lingkungan Pemprov Jatim baik yang menjabat sebagai Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT), Administrasi, Pengawas, Pelaksana hingga Fungsional.
Dalam kesempatan spesial memberikan kuliah umum (Stadium General) di Gedung Balairung Jenderal Rudini Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Kampus Jatinangor, Kab. Sumedang, Jawa Barat, orang nomor satu di Jatim itu menyampaikan langkah strategis dalam ‘Percepatan Pemulihan Ekonomi dan Strategi Penanganan Covid-19’ yang dilakukan di Jawa Timur.
Di hadapan ratusan mahasiswa IPDN yang digelar secara offline maupun hybrid, mantan Menteri Sosial itu menyampaikan bahwa untuk mendongkrak serta mendorong keterlibatan peran serta semua elemen strategis dalam mempercepat pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19 diperlukan langkah strategis seorang pemimpin daerah.
Gubernur Khofifah mengibaratkan seorang pemimpin seperti tengah menahkodai kapal untuk mencapai sebuah tujuan dengan berlayar menerjang ombak dan angin. Untuk mengatasi kondisi tersebut, seorang pemimpin harus mampu mengetahui medan dan kondisi di wilayah dimana dirinya berada.
“Saya mengibaratkan fungsi seorang pimpinan itu laksana nahkoda kapal yang harus mengetahui dengan tepat kemana tujuan kapal berlayar, keadaan mesin, keadaan penumpang, kondisi gelombang dan arah angin. Maka, nahkoda kapal ibarat seorang pemimpin daerah yang harus mengetahui segala kondisi disetiap wilayahnya. Kapan seorang kepala daerah harus mengambil keputusan dan kebijakan ditengah pandemi Covid-19 yang berdampak terhadap 215 negara di dunia,” ujar Khofifah.
Untuk mengatasinya di wilayahnya, Gubernur Khofifah pun menetapkan tagline pemulihan pada 2021 yakni mewujudkan Jatim Bangkit. Oleh karenaya, lewat Jatim Bangkit, Pemprov bersama Polda Jatim dan Kodam V Brawijaya membangun team work atau superteam yang didalamnya terdapat Gubernur, Kapolda dan Pangdam bersama sama bergotong royong mengendalikan kasus covid-19 dan mempercepat pemulihan ekonomi. Sektor yang diprioritaskan untuk Jatim Bangkit adalah terkait dengan (1) pemulihan ekonomi (2) pembangunan manusia, (3) penyediaan lapangan pekerjaan (4) pengentasan kemiskinan di tengah pandemi Covid-19.
Khofifah menyebut, saat ini pembangunan suatu daerah harus dilakukan secara asimetris karena beda kultur atau sub kulturnya, beda lingkungan strategisnya, serta beda lokal wisdomnya. Sehingga tidak bisa menggunakan pendekatan simetris .
Pemprov Jatim terus berupaya, mendorong kebangkitan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang harus banyak dilibatkan peran sertanya secara lebih dominan. Kondisi tersebut telah terbukti menjadikan UMKM Jatim sebagai backbone perekonomian di Jatim. Terlebih, kontribusi UMKM di Jatim mencapai 56,94 persen dari PDRB Jatim.
Penguatan UMKM
Ia mengatakan, Pemprov Jatim juga menyiapkan anggaran sekitar Rp. 454.26 milliar yang digunakan sebagai penguatan kelembagaan, fasilitasi pemasaran, penguatan akses pembiayaan, penguatan produksi restrukturisasi usaha serta penguatan sumber daya manusia (SDM) KUKM.
Tak hanya itu, program Social Safety Net yang nilainya mencapai Rp. 995.04 miliar juga akan diberikan kepada pelaku ekonomi paling terdampak langsung dan tambahan pelatihan hingga pemberdayaan kepada masyarakat.
Pemprov Jatim juga terus mendorong dan menyampaikan informasi kepada masyarakat khususnya stimulus atau bantuan yang berasal dari pemerintah pusat dan provinsi. Bantuan tersebut seperti permodalan BUMDes, bantuan Presiden Produktif Usaha Mikro hingga Fasilitasi Standarisasi Produk UMKM dan sebagainya.
Saat ini, terdapat isu strategis dan arah kebijakan yang dilakukan diantaranya belum tercukupinya tenaga kerja yang terampil dan berkualitas untuk kebutuhan industri. Upaya strategis untuk menurunkan tingkat kemiskinan pedesaan, Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), serta Stunting serta penyakit menular dan tidak menular lainnya hingga meningkatkan nilai tambah pertanian.
Terkait strategi penanganan pemulihan ekonomi di tengah Covid-19 di Jatim, Gubernur Khofifah menjelaskan, bahwa terdapat berbagai program yang telah dikerjakan dan dilakukan secara sinergi dengan banyak pihak. Mulai dengan Bank Indonesia, OJK , Badan Pertanahan Nasional (BPN) serta berbagai instansi vertikal lainnya .
Khusus penanganan pengendalian covid-19, berbagai pendekatan telah kami lakukan, mulai kampung tangguh, gerakan bermasker secara terus menerus, operasi yustisi, penerapan PSBB, PPKM , PPKM Mikro sampai dengan saat ini vaksinasi.
Keberadaan kampung tangguh ini telah banyak diikuti oleh provinsi lain, meski dengan penggunaan terminologi yang bermacam-macam. Namun secara prinsip, sebut Khofifah, kampung tangguh di Jatim sudah dijadikan role model secara nasional.
Tak hanya itu, setiap akhir pekan, Khofifah juga melaksanakan bersepeda santai (gowes) bersama para petinggi instansi vertikal di Jatim. Tujuannya tak lain untuk mendorong pemulihan ekonomi, sekaligus mengingatkan masyarakat pentingnya disiplin protokol kesehatan Covid-19.
“Kami biasanya melaksanakan gowes pemulihan ekonomi dengan mengajak pejabat di bidang ekonomi dan para pimpinan bank. Ini menjadi suatu kunci keberseiringan antara menggerakkan ekonomi dan mengendalikan penyebaran Covid-19 di Jatim,” ungkapnya.
Khofifah bersyukur, kasus Covid-19 di Jatim hingga hari ini terus melandai dan terkendali. Akan tetapi terdapat pekerjaan rumah yakni memasifkan vaksinasi. Khususnya saat ini prioritas kepada para lansia dan guru.
“Alhamdulillah capaian vaksinasi bedasarkan dashboard Kemenkes bahwa Jatim selalu mencapai tertinggi yakni terhitung catatan dinkes Jatim tercatat 1.8 juta orang sudah di vaksinasi. Kami akan terus meningkatkan vaksinasi kepada para lansia dan guru yang direncakan pembelajaran tatap muka akan dimulai bertahap pada Bulan Juli mendatang. Kami juga bersyukur zona merah sejak bulan Januari tidak ada di Jatim dan terus menuju zona orange , kuning semoga segera hijau,” terangnya.
Rektor IPDN Dr. Hadi Prabowo MM mengatakan, IPDN merupakan sekolah kedinasan yang merupakan komponen Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Stadium General ini dimaksudkan, untuk memberikan referensi kepada para praja sesuai dengan tiga fungsi yakni akademis, vokasi maupun profesi berlandaskan teoritik dan akademis.
Untuk memberikan pembekalan mahasiswanya, Hadi Prabowo memilih Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa untuk berbagi ilmu terkait keberhasilannya menangani pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Hal ini terbukti capaian kinerja pelaksanaan indikator makro ekonomi nasional pada 2019-2020 misalnya, kontraksi ekonomi Jawa Timur mencapai 2.39 persen sementara provinsi lainnya di Jawa mengalami kontraksi lebih dalam.
Selain Gubernur Khofifah, turut menjadi narasumber pada Kuliah Umum yakni Gubernur Kalimantan Utara Drs. Zainal A. Paliwang, Walikota Medan Boby Nasution, Walikota Minahasa Utara Joune JE Ganda dan Walikota Semarang H. Hendrar Prihadi. (*/hmn).