Malang (Radar96.com) – Pemprov Jatim terus mempercepat perluasan cakupan penerima vaksinasi dari berbagai kalangan masyarakat. Hari Senin (2/8), pelaksanaan vaksinasi bagi kaum difabel resmi dimulai.
Untuk itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memantau langsung pelaksanaan vaksinasi bagi kaum difabel di Gedung Bundar Al-Asy’ari Universitas Islam Malang (Unisma) dan Gedung Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Turut mendampingi dalam peninjauan ini Rektor Unisma Prof. Dr. H. Maskuri M.Si, Rektor UMM Dr. H. Fauzan, M.Pd, Walikota Malang Sutiaji, dan Forkopimda Kota Malang, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim Wahid Wahyudi, Kepala Bakorwil Malang Sjaichul Ghulam, serta Dirut RS. Saiful Anwar Malang, dr. Kohar Hari Santoso.
Pelaksanaan vaksinasi di Unisma sendiri dilaksanakan tanggal 31 Juli-2 Agustus 2021 dan menyasar kepada 5.000 orang yang terdiri dari civitas akademika Unisma, masyarakat umum, SDM Kesehatan, dan difabel.
Untuk masyarakat umum termasuk civitas akademik menggunakan vaksin Astra Zeneca dan kaum difabel menggunakan vaksin Sinopharm.
Di Unisma sendiri jumlah kaum difabel penerima vaksin di tanggal (2/8) sebanyak 25 orang.
Sementara pelaksanaan vaksinasi di UMM berlangsung dari tanggal 31 Juli-2 Agustus 2021 dengan jumlah target vaksinasi per harinya adalah 1.800 orang. Untuk kaum difabel penerima vaksinasi di UMM di tanggal (2/8) ini berjumlah 10 orang.
Usai melakukan peninjauan, Gubernur Khofifah mengatakan bahwa vaksinasi bagi kaum difabel ini menggunakan vaksin Sinopharm dan dikhususkan bagi yang berusia 18 tahun ke atas.
Pemprov Jatim, lanjutnya, telah melakukan rapat koordinasi secara virtual dengan Dinas Kesehatan Kab/Kota se-Jatim, Dinas Sosial Kab/Kota se-Jatim, sekaligus perguruan tinggi di Jatim untuk mempercepat pelaksanaan vaksinasi terutama bagi kaum difabel.
“Vaksin jenis Sinopharm ini tiba di Jatim Rabu (28/7) lalu, dan kami telah melakukan koordinasi percepatan pelaksanaannya. Dan Kota Malang ini menjadi daerah pertama yang melakukan vaksinasi bagi penyandang disabilitas. Ibaratnya ini pecah telor,” kata Khofifah.
Menurutnya, semua vaksin, baik sinopharm maupun moderna ini, sudah ada di Kota Malang. Vaksin tersebut disimpan di Cold Storage Dinas Kesehatan Kota Malang karena untuk vaksin Moderna ini berbeda dengan Sinovac dan Astra Zeneca, dimana vaksin Moderna harus disimpan di suhu -30 derajat celcius.
Khusus untuk vaksin moderna, lanjut Khofifah, penggunaannya harus menggunakan atau menandatangani pakta integritas, khusus bagi SDM Kesehatan.
“Betapa ini sangat terbatas untuk segmen yang sangat spesifik sesuai ketentuan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kami menyampaikan terima kasih baik kepada Unisma maupun UMM. Insya Allah ini akan memberikan percepatan layanan vaksinasi bagi berbagai segmen, bagi berbagai elemen,” katanya.
Lebih lanjut, orang nomor satu di Jatim ini berharap strong partnership dari berbagai elemen termasuk perguruan tinggi di Jatim ini dapat terus dikembangkan untuk proses akselerasi vaksinasi, untuk seluruh elemen masyarakat.
“Hari-hari ini memang kita mohon untuk bisa membantu percepatan vaksin karena memang dua hal yakni di hulu yang harus kita lakukan adalah pertama percepatan vaksinasi dan kedua menjaga protokol kesehatan dengan baik,” ungkapnya.
Mantan Menteri Sosial RI ini juga menyampaikan bahwa pelaksanaan vaksin ini membutuhkan proses karena kedatangan vaksin ini tidak langsung dalam jumlah besar, namun secara bertahap.
“Biasanya dalam seminggu datang dua kali, adanya seberapa kita langsung distribusikan ke masing-masing kabupaten kota,” ungkapnya.
Sementara itu, Rektor Unisma Prof. Dr. H. Maskuri M.Si mengatakan bahwa merupakan suatu kehormatan bagi Unisma karena dipercaya menyelenggarakan vaksinasi tidak hanya bagi jajaran civitas akademika Unisma, tapi juga masyarakat umum dan kaum difabel.
Menurutnya, Unisma siap untuk membantu Gubernur Jatim dalam upaya vaksinasi bagi masyarakat Jatim terutama di Malang Raya.
“Alhamdulillah pelaksanaan vaksinasi selama tiga hari ini berjalan dengan baik. Kemarin baik jajaran civitas akademika, Yayasan Unisma, RSI Unisma, SMA Islam Nusantara, serta masyarakat sekitar Unisma seperti dari Dinoyo dan Tlogomas. Dan untuk hari ini ada kaum difabel,” katanya.
Senada dengan Rektor Unisma, Rektor UMM Dr. H. Fauzan, M.Pd mengatakan bahwa vaksinasi yang diselenggarakan selama tiga hari berturut-turut ini merupakan inisiatif Gubernur Jatim dan kerjasama juga dengan Pemkot Malang dan UMM. Vaksinasi ini merupakan upaya akselerasi untuk melakukan percepatan vaksinasi khususnya di Malang Raya.
Terima Buku dari Penyandang Disabilitas
Di sela-sela peninjauan vaksinasi bagi difabel di Unisma, Gubernur Khofifah sempat berinteraksi dengan salah satu penyandang difabel yang juga dikenal sebagai stand up comedian, Dani Aditya. Pada kesempatan tersebut, Adit-sapaan akrabnya, memberikan hadiah buku kepada Gubernur Khofifah. Judulnya, ‘Ketika Cinta Tidak Mengenal Kata Cacat’.
“Rangkuman buku tersebut menceritakan perjalanan cinta saya dengan istri,” ungkapnya.
Selain menceritakan kisah cinta dengan sang istri, buku tersebut diselipkan pesan semangat bagi penyandang disabilitas yang lain. Adit ingin menyampaikan semangat kepada penyandang disabilitas yang lain bahwa mereka juga bisa mendapatkan cinta.
“Biasanya anak disabilitas sulit mendapatkan cinta. Lewat tulisan ini, saya ingin mengajak anak disabilitas juga bisa mendapatkan cinta,” tutur Adit.
Selain berkarya lewat tulisan, Adit turut mengungkapkan rasa terima kasih kepada pemerintah. Melalui pemberian vaksin sinopharm bagi penyandang disabilitas membuat kelompok difabel benar-benar dimanusiakan menjadi manusia.
Menurut Adit, tidak ada kesulitan mendapatkan vaksin bagi penyandang disabilitas. Dirinya pun berharap, seluruh anak-anak penyandang disabilitas mendapatkan vaksin sehingga mampu mencapai Herd Immunity secara maksimal.
“Semoga rakyat Indonesia mendapatkan vaksinasi sehingga kita semua dapat beraktivitas normal kembali tanpa ada ketakutan menghadapi Covid-19,” pungkasnya.
(*)