Magetan (Radar96.com) – Bupati Magetan, H. Suprawoto, menyatakan siap mendukung tiga pilar program “One Pesantren One Product” (OPOP) Jawa Timur, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat berbasis pesantren, terutama di Magetan.
Hal itu terungkap dalam kunjungan Tim OPOP Jatim ke Kabupaten Magetan, yang diterima Bupati Magetan, didampingi Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Magetan, di Pendopo Kabupaten Magetan, Senin (23/08/2021).
Mengawali pertemuan tersebut, Sekretaris OPOP Jatim, M. Ghofirin menjelaskan bahwa Visi dan Program OPOP yang dilaksanakan berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 62 Tahun 2020 tentang One Pesantren One Product.
Dalam Peraturan Gubernur dijelaskan bahwa Program OPOP dilaksanakan melalui pemberdayaan Pesantren, Santri dan Alumni, melalui Tiga Pilar OPOP, yaitu Pesantrenpreneur, Santripreneur dan Sosiopreneur.
“Santripreneur fokus pada upaya pemberdayaan santri dalam kewirausahaan. Santri diharapkan mendapatkan teori dan praktek kewirausahaan di pondok pesantren, sehingga memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal boyong/lulus dari pondok pesantren,” kata Ghofirin.
Sementara itu, Pesantrenpreneur fokus pada upaya pemberdayaan perekonomian pondok pesantren. Satu pesantren didorong untuk memiliki minimal satu produk unggulan. Pesantren didorong memiliki Badan Usaha berupa Koperasi Pondok Pesantren (Koppontren). “Pendampingan dilakukan melalui lima aspek, yakni Kelembagaan; Sumber Daya Manusia; Produk; Pemasaran; dan Pembiayaan,” katanya.
Lain halnya dengan Sosiopreneur yang fokus pada upaya pemberdayaan Alumni Santri. Alumni didorong mandiri dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Pendampingan dilakukan dalam rangka menaikkan kelas dari Start up menjadi scale up dan dari Scale up menjadi sell up.
Dalam kesempatan itu, Bupati Magetan, H. Suprawoto menyatakan siap mendukung program OPOP JATIM, kemudian ia mencontohkan banyak profesi yang tidak populer tapi justru malah mendatangkan banyak keuntungan.
“Saya berharap anak-anak sekarang tidak semuanya berebut menjadi dokter, ASN dan sejenisnya. Sudah saatnya pemuda-pemudi bangsa ini berpikir mengembangkan sektor yang terlihat remeh tapi justru hasilnya lebih besar daripada menjadi pegawai,” katanya.
Ia berharap Pesantren tidak menjadi Pabrik Pengangguran, atau menambah angka pengangguran di Magetan. “Saya bangga melihat geliat ekonomi di pondok pesantren, saya contohkan ya, itu pesantren Subulus Syafi’in di daerah Kawedanan. Pesantren itu sudah sukses memproduksi batik khas dan namanya unik, Batik Kepo. Saya hadir saat grand launching,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Koperasi Provinsi Jawa Timur Andrio Himawan mengungkapkan bahwa saat ini ada delapan Pondok Pesantren yang menjadi peserta Program OPOP Jawa Timur, yaitu Darul Ulum Poncol, PP Ar rohmah Tegalrejo Semen, Subulus syafi’in, ds. Pojok Kawedanan, Al Muslimun, Al Abror Tegal Arum, Roudlotul Huda Kedungpanji, Nurul Falah Poncol, dan Pedang Songo Turi Panekan.
Dalam pertemuan yang juga dihadiri Ceppy Sukur Laksana (Kabid Kelembagaan dan Pengawasan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur) serta Edi Supadji (Kabid Komunikasi Publik Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur) itu, Andrio mengajak kepada semua pondok pesantren di Kabupaten Magetan untuk aktif mengakses fasilitas yang sudah disiapkan oleh Tim OPOP Jawa Timur.
“Program OPOP ini bagus dan bermanfaat, maka saya mendorong kepada semua Pesantren di Magetan ini, ada sekitar 45 Pondok Pesantren untuk aktif mengakses program dan fasilitasi yang sudah disiapkan oleh Tim OPOP,” ajak Andrio yang hadir mewakili Kepada Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur. (*/hmn)