Malang (Radar96.com) – Tak hanya dituntut untuk Go Digital. Saat ini UMKM juga harus bergegas untuk Go Halal.
Kini, Halal bukan lagi soal tuntutan atau pun kebutuhan bagi UMKM. Halal kini merupakan prasyarat UMKM untuk bisa memenangkan pasar halal (halal market), yang potensinya sangatlah besar.
Kemenkop dan UKM mencatat, hingga Juli 2021sebanyak 15,3 juta UMKM telah masuk platform digital. Angka tersebut mencapai 23,9 persen dari total UMKM di Indonesia.
Pencapaian digitalisasi itu cukup menggembirakan, karena pemerintah telah menargetkan UMKM yang masuk ke komunitas digital dapat mencapai 30 juta pada 2024. Itu berarti pencapaian jumlah UMKM yang terdigitalisasi per Juli 2021 telah melebihi 50 persen darui target hingga 2024.
Dari lansiran data Kemenkop dan UKM tersebut, kita beranjak pada data Roadmap Strategi Ekonomi Halal Indonesia. Secara global, potensi industri halal mencapai Rp30.000 Triliun. Sementara Indonesia dengan masyarakat muslim terbanyak dunia, memiliki potensi sebesar Rp p3.000 triliun. Namun sayangnya peluang tesebut justru masih dinikmati oleh pelaku usaha asing.
Atas dasar itu lah, Pimpinan Wilayah Lembaga Perekenomian Nahdlatul Ulama Jawa Timur (LPNU) terdorong untuk mengawal UMKM khususnya di Jatim. Melalui NUCONOMIC —brand gerakan sinergi ekonomi umat— LPNU Jatim, berkolaborasi dengan LPPOM MUI Jatim dan Badan Pemeriksa Halal PWNU Jatim menggelar Bimtek Sertifikasi Halal Untuk UMKM Nahdliyyin.
Agenda ini mengusung tema UMKM Sehat, Ekonomi Kuat.
Acaranya digelar pada Kamis, 28 Oktober 2021 (08.00 WIB s/d Selesai) di Hotel AP Malang.
Pada rangkaian pelatihan yang juga untuk menyambut dan memeriahkan Hari Santri Nasional itu dihadiri oleh Direktur LP POM MUI Jatim Dr. Hj. Siti Husnul Yumiati, STP., M.Kes beserta tim, dan Wakil dari Badan Pemeriksa Halal PWNU Jatim, Dr. Arief Andy Soebroto, ST., M.Kom beserta tim. Rencananya dibuka langsung oleh Ketua PWNU Jatim KH. Marzuki, M.Ag.
Ditemui di sela persiapan acara, Ketua PW LPNU Jatim Fauzi Priambodo menyampaikan, “Sebenarnya banyak hal yang kami perhatikan, mulai dari pandemi yang menghantam pelaku usaha sampai tak sedikit yang K.O., maraknya pinjaman online yang banyak makan korban, perkembangan arus ekonomi digital yang semakin tak terbendung, hingga potensi super big halal market yang belum terpenetrasi maksimal oleh UMKM. Kami (LPNU) tidak bisa tinggal diam. Harus ada gerakan. Dari situ lah kami memutuskan untuk turut mendorong dan mengawal UMKM mempenetrasi pasar halal. Bimtek ini sebagai langkah untuk menegaskan komitmen kami dalam gerakan sinergi ekonomi umat,” tegas pria yang pernah meraih penghargaan The Best Trusted Advertising Company Of The Year pada ajang Indonesian Platinum and Best Corporate Award 2018.
Diharapkan melalui bimtek ini, selain pelaku UMKM “melek” urgensi sertifikasi halal, para pelaku UMKM, khususnya di kalangan nahdliyyin, juga tergugah untuk mengedepankan mutu produknya agar semakin meningkat. Salah satunya dengan menerapkan standart kualifikasi produk halal. Juga diharapkan UMKM semakin sehat dan agar ekonomi makin kuat.
Ke depan ditargetkan setelah UMKM mampu Go Digital, kemudian Go Halal, hingga mampu Go Global. (*/pna)