Surabaya, radar96.com/MAS – Sekjen PP Dewan Masjid Indonesia (DMI) KH Rahmat Hidayat PhD dan Lora Ismail Al-Kholili dari Pesantren Syaikhona Muhammad Kholil, Demangan, Bangkalan, Madura, Jawa Timur mengapresiasi program “Majelis Subuh GenZI” (MSG) di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS).
“Ini luar biasa, saya akan duplikasi untuk masjid lain se-Indonesia, karena anak muda dekat masjid itu luar biasa. Saya senang datang ke sini, karena meski harus datang jam 03.00 dinihari, tapi saya bersemangat bertemu generasi harapan bangsa,” katanya saat membuka MSG ke-12 di Masjid Al-Akbar Surabaya, Minggu.
Dalam acara yang juga dihadiri Ketua BPP MAS DR KHM Sudjak MAg itu, ia menilai jika Generasi Z itu berkarakter baik, maka bangsa dan negara ini akan hebat dan cemerlang saat memasuki Indonesia Emas 2045. “DMI pun akan punya program masjid yang ramah GenZI, selain selama ini sudah ada program ramah anak dan lansia,” katanya.
Apresiasi “Setahun MSG” (MSG ke-12) juga disampaikan oleh dai milenial Lora Ismail Al-Kholili dari Pesantren Syaikhona Muhammad Kholil, Demangan, Bangkalan, Madura, Jawa Timur.
“Sebelum datang ke Masjid Al-Akbar ini, saya nggak punya ekspektasi apa-apa, karena saya menyangka pesertanya mungkin hanya 20-50 anak, bahkan juga bukan anak-anak, tapi banyak yang bapak-bapak dan emak-emak, ternyata sekarang saya justru kaget,” katanya.
Tanpa diduga, peserta mayoritas GenZI dan mereka hadir sejak jam 03.00 dinihari untuk khotmil Qur’an, sholat Subuh berjamaah, dan melakukan kajian tematik. “Masya-Allah, saya yakin ini pasti GGS alias GenZI-GenZI Syariah, bukan GenZI-GenZI Serigali,” katanya.
Lora Ismail menilai MSG bisa masuk pada janji Allah. “Nggak semua orang bisa haji, tapi ada amal yang tanpa haji sudah tergolong haji, diantaranya sholat subuh berjamaah, lalu dzikir sampai terbit matahari, lalu sholat dua rokaat, maka dia mendapat pahala haji dan umroh, yang sempurna, sempurna, sempurna, Nabi sebut 3 kali,” katanya.
Dalam pesannya, Lora Ismail menyarankan GenZI untuk selektif dalam membuat konten tentang pesantren, karena wargaNet tidak semuanya paham betul tentang budaya pesantren, misalnya budaya takdzim santri kepada kiai bisa disalahpahami dalam konteks budaya yang berbeda.
“Nggak semuanya layak diposting, tapi kalau ada posting bully dan kekerasan, jangan dibantah, tapi balas dengan posting sikap kasih sayang kyai/nyai kepada santri. Intinya, jangan semua isi pesantren di-posting,” katanya saat menerima buku ‘Kesalehan Digital’ dari jamaah MAS.
Sementara itu, inisiator GenZI dan MSG di Masjid Al-Akbar, H Helmy M Noor, mengucapkan syukur MSG sudah terlaksana 12 kali. “Alhamdulillah, tanpa terasa usia MSG sudah 1 tahun. Mudah-mudah, MSG akan diduplikasi oleh masjid lain di Indonesia,” katanya.
Helmy yang juga Sekretaris BPP MAS itu menambahkan model dakwah fokus pada usia Generasi Z (Gen Z) akan menjadikan masjid semakin dicintai anak-anak muda, karena mampu menyesuaikan perkembangan Gen Z. “GenZI di Masjid Al-Akbar sudah punya tiga pilar program yakni GenZI Dakwah, GenZI Digital, dan GenZI Entrepreneurship,” kata Humas MAS itu.
MSG merupakan kegiatan dari pilar GenZI Dakwah yang selama setahun mendatangkan dai-dai muda level nasional dan regional, diantaranya Ustadz Hanan Attaki, Habib Husein Jafar al-Hadar, Ustadz Syam Elmarusy, Ustadzah Oki Setiana Dewi, Gus Kautsar, dan sebagainya. (*/mas)