Pati, radar96.com – Mahasiswa KKN Universitas Muria Kudus (UMK) yang diterjunkan di Desa Serutsadang, Kecamatan Winong, Kabupaten Pati, melaksanakan Proklim (Program Kampung Iklim) dengan kegiatan penanaman bibit pohon mahoni dan pengenalan pupuk organik cair dari limbah rumah tangga,di desa setempat, Rabu (4/9/2024).
Kegiatan Mahasiswa KKN yang dihadiri warga sekitar dan juga pemerintah Desa Serutsadang ini dilaksanakan di lahan desa yang dekat dengan area lapangan Desa Serutsadang. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat desa terhadap lingkungan sekitar. Terlebih di daerah Winong memiliki suhu panas yang lebih tinggi dibandingkan wilayah Pati yang lain.

Bibit pohon mahoni dipilih karena nantinya memiliki cabang yang banyak dan juga rimbun. Selain itu, pohon mahoni dapat menyerap gas karbondioksida dalam jumlah besar sehingga dapat mengurangi polusi udara.
“Terima kasih kepada anak-anak KKN dari UMK Kudus semoga dalam menjalankan KKN dapat berjalan lancar dan mendapatkan ilmu-ilmu tambahan langsung dari masyarakat, kami dari pemerintah Desa Serutsadang mengucapkan terima kasih atas dedikasi yang dilaksanakan di Desa ini,” kata Kepala Desa Serutsadang, Endro Waliyono.

Selain melakukan penanaman, Mahasiswa KKN UMK juga memperkenalkan Pupuk Organik Cair yang terbuat dari limbah rumah tangga. Limbah yang dimanfaatkan untuk menjadi bahan pupuk organik yaitu air cucian beras dan kulit pisang yang memiliki kandungan unsur hara yang mampu menutrisi tanaman, mempercepat pertumbuhan serta membantu menguatkan akar tanaman.
Proses pembuatan Pupuk Organik Cair dari limbah rumah tangga cukup mudah, dengan cara mencampurkan kedua bahan ke dalam wadah tertutup, selanjutnya dilakukan fermentasi dalam waktu 2 minggu. Selama periode ini, jangan lupa untuk mengaduk campuran satu kali sehari, pengadukan ini perlu dilakukan agar larutan merata.
Untuk cara penggunaannya sendiri cukup mudah, hanya perlu melarutkan pupuk cair tersebut ke dalam air dengan ketentuan takaran perbandingan 1:10, kemudian dapat langsung menyiramkan pada tanaman. Pupuk organik lebih ramah lingkungan daripada pupuk anorganik, karena dapat menjaga kesuburan tanah dan menyediakan sumber nutrisi.
Oleh karena itu, adanya pengenalan pupuk organik dari limbah rumah tangga diharapkan dapat menginspirasi masyarakat Desa Serutsadang untuk memanfaatkan limbah tersebut menjadi sesuatu yang berguna dalam jangka panjang dan membantu masyarakat dalam merawat tanaman. (*/umk)