Surabaya, radar96.com – Ketua Lembaga Dakwah (LD) PBNU, Dr KH Abdullah Syamsul Arifin (Gus Aab) menegaskan bahwa LDNU jangan hanya jadi kumpulan para da’i yang hanya memberi ceramah di podium saja. Tapi lebih dari itu, LDNU juga harus merancang strategi dan kurikulum dakwah yang dapat dilaksanakan oleh para pengurus yang paling dekat dengan jamaah.
Hai itu disampaikan oleh Gus Aab saat menjadi narasumber pada Rakorwil LD PWNU Jawa Timur dan silaturahim dengan LD PCNU se-Jawa Timur di Universitas PGRI Adi Buana (Unipa) Surabaya pada Sabtu (11/1).
Menurut Gus Aab, dengan adanya rancangan dan strategi dakwah, pengurus LDNU sudah tahu lebih dulu apa yang sedang terjadi dan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Barulah dipilih orang yang tepat untuk menyampaikan pesannya. Dengan begitu misi dakwah akan mudah sampai.
Jangan sampai dibalik, yang penting pembicaranya dulu, soal nanti menyampaikan apa terserah pembicara. “Kalau begini ya bisa saja apa yang disampaikan tidak nyambung dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat,” jelas Gus Aab.
Lebih dari itu, Gus Aab menuturkan bahwa LD PBNU telah menetapkan jargon ‘Merawat Jagad Membangun Peradaban’. Jagat di sini memiliki dua arti, pertama, mengembangkan sekaligus mengambil kembali milik NU yang telah diambil orang lain; dan kedua, pengurus NU harus aktif berdakwah di jagat maya. “Dakwah digital itu harus dirancang dan dilaksanakan,” tegas Gus Aab.
Lebih lanjut mantan Wakil Katib PWNU Jawa Timur itu menegaskan, pihaknya telah kerap kali melaksanakan dakwah hybrid di PBNU. Yaitu kegiatan dakwah offline di LD PBNU namun harus diikuti secara online melalui zoom meeting oleh LD PWNU dan LD PCNU hingga LD MWCNU.
“Dakwah yang dilaksanakan secara hibrid dengan cara ditayangkan secara zoom meeting merupakan wadah untuk melaksanakan konsolidasi di setiap tingkatan kepengurusan LDNU,” lanjutya.
Sementara itu Ketua LD PWNU Jawa Timur, Dr KH Syukron Djazilan Badri menekankan, LD PWNU dan LD PCNU se-Jawa Timur harus bersungguh-sungguh menyatakan komitmen untuk mendukung program LD PBNU dan sekaligus berkolaborasi dalam pelaksanaannya. Hal itu ditegaskan sebagai langkah strategis untuk meningkatkan sinergitas dan soliditasa dakwah.