By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
radar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatif
  • Home
  • Nahdliyyin
  • Sospol
  • Milenial
  • Gus File
  • Warta DigitalNew
Search
MORE MENUS
  • Kultural
  • Kolom
  • Kontrahoax
  • Ekraf
  • Tasawuf Urban
  • Berita Foto
  • Gus File
  • Inforial
  • Jatim Update
  • Opini
  • Siaran Pers
  • Tentang Kami
  • Pasang Iklan di Radar96
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Susunan Redaksi
© 2024 radar96.com. All Rights Reserved.
Reading: Ketua Lesbumi PWNU Jatim: Kebudayaan Bukan Sekadar Kontes Pencarian Bakat
Share
Sign In
Font ResizerAa
radar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatif
Font ResizerAa
  • Home
  • Warta DigitalNew
  • Nahdliyyin
  • Milenial
  • Kontrahoax
  • Ekraf
  • Sospol
  • Inforial
  • Kolom
  • Kultural
  • Gus File
  • Tasawuf Urban
Search
  • Home
  • Warta DigitalNew
  • Nahdliyyin
  • Milenial
  • Kontrahoax
  • Ekraf
  • Sospol
  • Inforial
  • Kolom
  • Kultural
  • Gus File
  • Tasawuf Urban
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Tentang Kami
  • Pasang Iklan di Radar96
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Susunan Redaksi
© 2024 radar96.com. All Rights Reserved.
radar96.com | Berkarakter dan Edukatif > Blog > Nahdliyyin > Ketua Lesbumi PWNU Jatim: Kebudayaan Bukan Sekadar Kontes Pencarian Bakat
Nahdliyyin

Ketua Lesbumi PWNU Jatim: Kebudayaan Bukan Sekadar Kontes Pencarian Bakat

Radar96 Nusantara
Last updated: 18/01/2025 19:10
Nahdliyyin 35 Views
Share
3 Min Read
SHARE

Malang, radar96.com –
Kontes pencarian bakat bukan wujud ekspresi utama dalam memaknai kebudayaan. Kontes pencarian bakat, hanyalah wujud aktualisasi diri para remaja yang positif, ketimbang hanya menjadi konsumen drama korea (drakor) yang mereka gandrungi.

Demikian diungkapkan Riadi Ngasiran, Ketua Lesbumi (Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia) PWNU Jawa Timur, pada Halaqoh Kebudayaan bertajuk “Pesantren sebagai Pusat Pemajuan Kebudayaan dan Moralitas Bangsa” di Pesantren Luhur, Kota Malang, Sabtu (18/1/2025).

Menurut Riadi Ngasiran, yang sebelumnya dikenal sebagai esais dan penelaah seni, bila pencarian bakat atau talent digemari para remaja hal itu merupakan ruang ekspresi yang berada pada ranah budaya populer. Bukan ekspresi pada kebudayaan dalam pengertian yang sesungguhnya.

“Kebudayaan populer, lebih bersifat instan dan temporer. Juga bersifat fashionable, yang tak bisa berumur panjang,” tutur Riadi.

Kebudayaan dalam pengertian sesungguhnya, merupakan upaya yang terus-menerus dari kesadaran manusia untuk memaknai kehidupan. Salah satu ukuran dalam kebudayaan, adalah memaknai ruang-ruang ekspresi dengan mengetengahkan daya intelektual dan bakat alam dalam mempergulatkan pengalaman estetikanya.

Iklan.

Karena itu, produk karya sastra, misalnya, tidak seluruhnya memberikan kontribusi bagi perkembangan kebudayaan. Karya-karya sastra populer, tidak bersifat panjang usia karena dihasilkan dari proses yang instan.

Ijtihad Kreatif

“Karya-karya sastra dunia, karya Ernes Hemingway, Shakespeare, Chairil Anwar, Orhan Pamuk, Najib Mahfudz, tidak dihasilkan karena proses instans. Tapi, dengan daya juang dan ijtihad kreatif yang bersungguh-sungguh.

Dalam proses kreatif pun, seniman sebagai makhluk yang mengemban tugas kebudayaan, sesungguhnya melakukan “ijtihad kreatif”.

Pesantren dan Kebudayaan

Gus Muhammad Danial Farafish SH, SHum, MAg, Pengasuh Pesantren Luhur, memberikan sambutan hangat.

Para santri mempunyai semangat dalam menghidupkan suasana belajar yang sungguh-sungguh dan mengembangkan wawasan secara luas, bukan hanya pada keilmuan Islam, melainkan juga ilmu-ilmu yang sifatnya umum, seperti sains dan teknologi, dan ilmu-ilmu humaniora, seperti kebudayaan.

“Ini semua mewarisi semangat para muassis (Pendiri) NU, terutama muassis Pesantren Luhur, seperti Prof KH Achmad Muhdlor (almaghfurlah) yang meletakkan dasar-dasar dalam pengembangan pesantren yang santrinya adalah para mahasiswa di kota Malang,” tuturnya.

Dengan terselenggaranya Halaqoh Kebudayaan, mengambil kesimpulan bahwa pesantren berperan sebagai pusat pemajuan budaya, peradaban, dan pembentuk moralitas bangsa yang telah lama mengakar di Indonesia.

“Santri, dengan keilmuan yang mengakar melalui tradisi sanad, memiliki kekuatan besar yang perlu dilestarikan dan dikembangkan, karena itu penting bagi santri untuk mengasah budaya berpikir, membaca, menulis, serta menangkap fenomena sosial agar dapat menjadi agen pembaharu, pejuang, dan intelektual yang berkontribusi bagi masyarakat,” tutur Riadi Ngasiran.

Selain itu, santri juga perlu memiliki wawasan global, sehingga karya dan kiprah mereka tidak hanya memberi dampak bagi masyarakat lokal, tetapi juga untuk dunia.

“Santri harus terus berkembang, mekar, dan menyebar, menyebarkan kebaikan dan ilmu yang mereka miliki,” tambahnya. (*/fpnu)

Iklan.

You Might Also Like

Jatman Tulungagung Adakan Khitanan Massal Gratis

Halal Bihalal P2N Jakarta jadi Majelis Silaturahmi dan Refleksi Pengusaha

Ketua Umum PP PDNU dan 90 Dokter Ikuti Baksos PDNU Jatim di Bangkalan

Ketua PWNU Jatim: Penerima Beasiswa NU Jadi “Pemain” Indonesia Emas

BERKAS PALING LENGKAP, KIAI ABBAS BERPELUANG BESAR JADI PAHLAWAN NASIONAL

Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print
Share
Previous Article LP Ma’arif NU Surabaya Adakan Porsema Semarakkan Harlah 102 NU
Next Article IPNU-IPPNU IAINU Tuban Kenalkan Pemanfaatan Teknologi AI Bagi Generasi Muda Lewat Seminar Digital RTL 2 Makesta

Advertisement

Iklan.

Iklan.

Berita Terbaru

Harkitnas 2025, Gubernur Khofifah Ajak Masyarakat Bangkit Hadapi Dampak Dinamika Ekonomi Global
Sospol
Unusa Buka Beasiswa KIP Kuliah untuk Masuk Fakultas Kedokteran
Sospol
Jatman Tulungagung Adakan Khitanan Massal Gratis
Nahdliyyin
Halal Bihalal P2N Jakarta jadi Majelis Silaturahmi dan Refleksi Pengusaha
Nahdliyyin
radar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatif
Follow US
© 2024 radar96.com. All Rights Reserved.
  • Tentang Kami
  • Pasang Iklan di Radar96
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Susunan Redaksi
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?