Blitar, radar96.com – Pengurus Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PC ISNU) Kabupaten Blitar menggelar Halal Bihalal dan Musyawarah Anak Cabang (Musancab) Sanankulon, Sabtu (26/4).
Bertempat di Rumah Sahabati Septianingrum, Desa Sanankulon, Kecamatan Sanankulon, acara ini menjadi ruang inspiratif untuk mempererat silaturahmi sekaligus mengokohkan pijakan organisasi di tingkat kecamatan.

Menghadirkan Prof. Dr. H. M. Dimyati Huda, M.Ag (Wakil Rektor III IAIN Kediri), kegiatan ini mengusung spirit transformasi dalam kepemimpinan. Di hadapan kader ISNU dan masyarakat umum yang hadir, Prof. Dimyati menggarisbawahi pentingnya pemimpin yang tidak hanya mengarahkan, tetapi juga menyalakan api motivasi dan kreativitas di dada para anggotanya.
Menurut Prof. Dimyati, kepemimpinan transformasional lahir dari hubungan saling mempengaruhi antara pemimpin dan anggota demi mencapai tujuan bersama.
Ia menegaskan bahwa pemimpin sejati harus mampu mendefinisikan visi dengan jernih, menyampaikannya secara efektif, dan mewujudkannya bersama-sama.
“Kredibilitas menjadi modal utama dalam kepemimpinan,” ujarnya, sembari menekankan bahwa anggota tidak akan bergerak tanpa keyakinan terhadap sosok yang mereka ikuti.
Dalam paparannya, Prof. Dimyati menguraikan empat ciri khas pemimpin transformasional, yakni Karisma yang kuat, Stimulasi intelektual, pemberian inspirasi, dan Perhatian personal terhadap kebutuhan setiap individu.
“Gaya kepemimpinan yang seperti ini mengajak anggota untuk berpikir kreatif, berani berinovasi, serta menumbuhkan kepercayaan diri untuk menuntaskan tantangan,” ungkapnya.
Tak hanya berbicara konsep, Prof. Dimyati juga menekankan lima pilar yang harus dipegang teguh oleh seorang pemimpin: berkata benar, menjaga rahasia, menepati janji, membantu sesama, dan menunaikan amanah.
“Keberhasilan transformasi tidak lahir dari sikap menggurui, melainkan dari komunikasi yang membangkitkan semangat dialog dan inovasi,” jelas Dimyati.
Ketua PC ISNU Kabupaten Blitar, Abdul Hakam Sholahudin, mengungkapkan bahwa Musawarah Anak Cabang (Musancab ) ISNU Sanankulon kali ini tidak sekadar rutinitas organisatoris, melainkan ikhtiar menyiapkan kader-kader pemimpin masa depan.
Dalam pandangannya, dunia yang terus bergerak membutuhkan pemimpin yang mampu beradaptasi, berani melakukan terobosan, sekaligus tetap berpijak pada nilai-nilai etis.
Abdul Hakam menuturkan bahwa tema kajian transformasional kali ini sengaja dipilih agar ISNU semakin responsif terhadap tantangan zaman.
“Kami ingin kader ISNU di semua tingkatan punya daya dorong untuk membawa perubahan positif di lingkungan masing-masing,” ujar Hakam, sembari menekankan bahwa perubahan harus dimulai dari kesadaran diri dan komitmen untuk terus belajar.
Menurut Abdul Hakam, Musancab Sanankulon diharapkan menjadi prototipe kegiatan serupa di kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten Blitar.
Ia berharap semangat kebersamaan dan transformasi yang dibangun di Sanankulon bisa menular ke seluruh jaringan ISNU di daerah.
Acara yang berlangsung hingga sore hari itu diwarnai diskusi interaktif, di mana peserta tampak antusias mengajukan pertanyaan dan berbagi gagasan.
Diskusi tersebut memperlihatkan dinamika intelektual khas ISNU, di mana kritik dan solusi berjalan beriringan dalam suasana yang egaliter.
Bagi PC ISNU Kabupaten Blitar, Halal Bihalal dan Musancab ini bukan hanya ajang konsolidasi struktural, melainkan juga upaya membangun fondasi baru: kader-kader transformatif yang siap bergerak bersama zaman.
Dengan spirit keilmuan dan komitmen sosial yang kuat, ISNU Kabupaten Blitar mengukuhkan dirinya sebagai bagian dari lokomotif perubahan yang tidak pernah lelah mendorong kemajuan di akar rumput.
Sebagaimana dikatakan Prof. Dimyati dalam penutupnya, “Pemimpin transformasional tidak hanya mengubah organisasi, tetapi juga membentuk jiwa-jiwa baru yang siap mengubah Dunia”. (*/fpnu)